IMAM ATH-THABARANI (KabaUrangDulu008)
Al-Khatib al-Baghdadi menyebutkan kisah seorang Imam besar ahlussunnah yaitu Imam ath-Thabarani rahimahullah. Beliau menuturkan:
وَفِيْ تَرْجَمَةِ الإِمَامِ الطَّبَرَانِيِّ : هُوَ الحَافِظُ العَلَّامَةُ أَبُو القَاسِمِ سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ اللَّخْمِيُّ الشَّامِيُّ الطَّبَرَانِيُّ مُسْنِدُ الدُّنْيَا، زَادَتْ مُؤَلَّفَاتُهُ عَنْ خَمْسَةً وَ سَبْعِيْنَ مُؤَلَّفًا. سُئِلَ الطَّبَرَانِيُّ عَنْ كَثْرَةِ حَدِيْثِهِ فَقَالَ : كُنْتُ أَنَامُ عَلَى الحَصِيْرِ ثَلَاثِيْنَ سَنَةً
“Dalam biografi Al-Imam At-Thabarani, yang merupakan seorang hafidz yang ‘alim, Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad Al-Lakhmiy Asy-Syaamiy At-Thabarani, musnidud dunia, memiliki karya tulis lebih dari 75 judul. Al Imam At Thabaraany pernah ditanya tentang banyaknya hadistnya. Maka beliau menjawab: ‘Aku tidur hanya di atas tikar jerami selama 30 tahun.'” (ar-Rihlah fi Thalabil Hadits: 220-221, Mausu’ah Nadhratin Na’im: 3007) Alih bahasa: Salman, Padang
______________________
Demikianlah salafunas shalih, sengaja untuk tidur di atas tikar yang kasar untuk mencari “ketidaknyenyakan tidur” agar waktunya lebih banyak dipergunakan untuk belajar dan menulis. Berbanding terbalik dengan kita, yang sengaja mencari alas tidur yang paling empuk dan nyaman agar mendapatkan “nyenyaknya tidur.” Akhirnya mereka menjadi mereka kita pun menjadi kita. Balasan sesuai dengan kadar amalan. Allah berfirman:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Ankabut: 69)