SAHUR DAN NGALAP BERKAH

Pernah suatu ketika, dalam perjalanan pulang dari Lamongan menuju Gresik, iseng saja kami mampir di dua tempat “wisata religi” (tepatnya sih, “wisata kesyirikan”) yang sangat terkenal; makam Sunan Drajat dan makam Syaikh Maulana Ishaq (ayah Sunan Giri), karena memang lokasi keduanya saling berdekatan.

Anda tahu bagaimana suasananya di dua lokasi itu? Biasa, seperti kuburan-kuburan para wali yang lainnya, selalu saja ramai oleh peziarah. Tidak hanya dari pulau Jawa, dari pulau seberang pun juga ada.

Bayangkan, tempat parkirnya saja tak ubahnya dengan terminal. Bus-bus besar saling berjejer, mobil pribadi dan sepeda motor, toko-toko penjual makanan dan oleh-oleh di samping kiri dan kanan, ada pos masuk dan keluar, orang-orang berlalu-lalang. Pokoknya, persis dengan terminal. Bahkan, terminal di kampung saya (Painan, Sumbar) tak seramai di sana.

Sekarang pertanyaannya, kira-kira apa yang dicari oleh peziarah-peziarah itu? Jawabnya, paling tidak jauh-jauh dari mencari keberkahan, atau yang lebih “ngetren” dengan istilah “ngalap berkah.”

Padahal, seandainya jika kita mengikuti ajaran Islam yang sesungguhnya, niscaya kita akan mengetahui bahwa untuk mencari keberkahan tidak perlu repot-repot begitu. Tidak perlu mengeluarkan duit banyak untuk biaya “tour religi” ngalap berkah (sebenarnya bukan “ngalap berkah,” lebih tepatnya “ngalap syirik.” Sebab, disana sama sekali tidak ada keberkahan yang ada hanya kesyirikan).

Banyak yang bisa dilakukan untuk mendapatkan keberkahan, salah satunya (mumpung di bulan Ramadhan) dengan makan sahur. Sebab, Rasulullah bersabda:

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

“Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari: 1923)

Karenanya, meski hukumnya tidak wajib, namun hendaknya kita berusaha untuk tidak meninggalkan makan sahur walaupun hanya dengan seteguk air.

Rasulullah bersabda:

 السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ، فَلَا تَدَعُوهُ، وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

“Makan sahur itu penuh berkah. Maka janganlah kalian tinggalkan walaupun hanya seteguk air. Sesungguhnya Allah dan Malaikatnya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad: 11086)

Betul bukan, bahwa untuk mendapatkan keberkahan tak perlu repot-repot, cukup dengan seteguk air saja ketika sahur.

Oleh sebab itu, saat Anda menikmati sahur ingat-ingatlah selalu hadits ini, supaya makan sahur Anda bernilai ibadah. Dan mudah-mudahan Anda mendapat berkah. Amin. Semoga bermanfaat.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !