ORANG BAIK UJIANNYA BERAT
Hidup tanpa musuh atau bebas dari orang-orang yang tidak suka adalah hal yang mustahil. Karena memang Allah telah menakdirkan keseimbangan. Ada kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kesesatan, haq dan batil yang senantiasa ada dan berperang. Allah berfirman:
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِّنَ الْمُجْرِمِينَ ۗ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا
Dan seperti itulah, telah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong. (QS. Al-Furqan: 31)
Dalam ayat yang lain, Allah menerangkan tentang musuh para nabi dan pengikutnya yaitu setan-setan, baik dari kalangan jin maupun manusia. Allah berfirman:
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. Al-An’am: 112)
Makanya, jangan pernah mengira ketika kita telah menjadi orang baik dan berusaha meniti kebenaran lantas kemudian hidup tenang tanpa musuh dan gangguan. Bahkan, semakin kukuh kita di atas kebenaran semakin banyak dan besar ujiannya.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang manusia yang paling berat ujiannya, beliau bukan menjawab orang yang paling durjana akan tetapi mereka yang paling dekat kedudukannya dengan Allah, bagus agamanya. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu, ia pernah menuturkan:
قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ , أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاءً ؟ قَالَ : الأَنْبِيَاءُ , ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ , فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ , فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاؤُهُ , وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ , فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
“Aku pernah berkata: Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya? Beliau menjawab: ‘Para nabi, kemudian yang semisal, kemudian yang semisal. Sungguh seseorang itu akan diuji berdasarkan agamanya, bila agamanya kuat, ujiannya pun berat, sebaliknya bila agamanya lemah, ia diuji sesuai dengan kadar agamanya. Ujian tidak akan berhenti menimpa seorang hamba hingga ia berjalan di muka bumi dengan tidak mempunyai kesalahan.’” (HR. Tirmidzi: 2398)
Belajarlah dari perjalanan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, banyak orang yang tidak suka dengan apa yang beliau bawa dan dakwahkan. Sehingga bermacam gangguan pun beliau dapatkan. Mulai dari tuduhan dusta; pemecah belah, tukang sihir, dukun, orang gila, diludahi, ditaruh kotoran di pundaknya ketika sedang shalat, sampai usaha pembuhunan, dst. Bahkan, tidak sedikit yang menjadi musuh beliau itu adalah orang-orang dekat yang masih ada hubungan keluarga.
Oleh sebab itu, jangan terlalu diambil hati apa yang kita dapatkan dari manusia. Tetaplah menjadi orang baik meski dihina, dikucilkan, dituduh yang bukan-bukan, disakiti, dst. Ingat saja bahwa itu memang takdir kehidupan. Jangan sedih, masih ada kehidupan berikutnya, kelak di sana akan tampak terang mana yang benar dan mana yang salah, dihadapan Allah subhanahu wata’ala. Dan masing-masing akan mendapat balasan sesuai dengan perbuatannya.