ABU HURAIRAH – Perjalananku Jauh Namun Bekal Sedikit

Ketika Abu Hurairah radhiyallahu anhu berada di ambang kematiannya, ia menangis. Maka orang-orang pun bertanya: “Apa yang membuatmu menangis wahai Abu Hurairah?” Beliau radhiyallahu anhu menjawab:

أَمَّا إِنِّي لَا أَبْكِي عَلَى دُنْيَاكُمْ هَذِهِ ، وَلَكِنِّي أَبْكِي عَلَى بُعْدِ سَفَرِيْ ، وَقِلَّةِ زَادِي، وَإِنِّي أَصْبَحْتُ فِي صُعُوْدِ مَهْبِطٍ عَلَى جَنَّةٍ وَنَارٍ ، لَا أْدِرِي أَيُّهُمَا يُؤْخَذُ بِي

“Aku tidak menangisi dunia kalian ini, akan tetapi aku menangisi jauhnya perjalananku dan sedikitnya perbekalanku, sesungguhnya aku sedang mendaki sebuah jalan terjal menanjak yang ujungnya adalah surga dan neraka, sedang aku tidak tahu diujung manakah aku akan berhenti.” (Hilyah al-Auliya’: 1/383)


Kalau demikian yang dikatakan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu padahal beliau adalah sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, orang shalih, ahli ilmu dan ahli ibadah, lalu bagaimanakah dengan kita, masihkah kita merasa bekal yang kita siapkan telah cukup?!

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !