Syarhus Sunnah – #15 Ba’ts, Nusyur dan Hisab
Pada bagian ini Imam Al-Muzani memaparkan tentang akidah Ahlussunnah seputar ba’ts, nusyur dan hisab
Imam Al-Muzani rahimahullah mengatakan:
وَبَعْدَ البِلَى مَنْشُورُوْنَ ، وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى رَبِّهِمْ مَحْشُورُونَ، وَلَدَى الْعَرْضِ عَلَيْهِ مُحَاسَبُونَ بِحَضْرَةِ المَوَازِيْنِ وَنَشْرِ صُحُفِ الدَّوَاوِينِ، أَحْصَاهُ اللهُ وَنَسُوهُ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِيْنَ أَلْفِ سَنَةٍ ، لَو كَانَ غَيْرُ اللهِ w الْحَاكِمَ بَيْنَ خَلْقِهِ، لَكِنَّهُ اللهُ يَلِي الحُكْمَ بَيْنَهُمْ بِعَدْلِهِ بِمِقْدَارِ القَائِلَةِ فِي الدُّنْيَا وَهُوَ أسْرَعُ الحَاسِبِينَ، كَمَا بَدَأَهُ لَهُمْ مِنْ شَقَاوَةٍ وَسَعَادَةٍ يَوْمئِذٍ يَعُوْدُونَ، فَرِيْقٌ فِي الْجنَّةِ وَفَرِيْقٌ فِي السَّعِيرِ
Setelah hancur binasa mereka kemudian dibangkitkan. Pada hari kiamat mereka dikumpulkan menuju Tuhan mereka. Pada saat mereka dihadap–kan kepada-Nya, ketika itulah mereka dihisab dengan dihadirkannya timbangan-timbangan serta dibagikannya lembaran-lembaran cacatan amal. Allah w menghitung dengan teliti sedang mereka telah melupa–kannya, (hal itu terjadi) pada satu hari yang kadarnya 50 ribu tahun (hari dunia). Kalaulah bukan Allah yang menjadi hakim bagi semua makhluk-Nya (niscaya tidak akan bisa), akan tetapi Allah-lah yang me–netapkan hukum di antara mereka dengan keadilan-Nya sehingga wak–tunya hanya seperti kadar orang yang Qailulah (istirahat siang) di du–nia dan Allah adalah Yang Paling Cepat Hisab-Nya. Sebagaimana Dia memulai penciptaan mereka, ada yang bahagia dan ada yang sengsara pada hari itu mereka semua kembali, sebagian masuk surga dan sebagian masuk neraka.
❀•◎•❀
Pelajaran Berharga dan Penjelasan
Dari ucapan Imam Al-Muzani ini ada beberapa faidah dan pelajaran berharga yang dapat kita petik, yaitu:
Pelajaran Pertama: Wajibnya mengimani Ba’ts dan Nusyur
Yaumul Ba’ts yaitu hari dimana semua manusia dibangkitkan dari kubur mereka. Sedangkan Yaumun Nusyur adalah hari dima-na semua manusia dikumpulkan di suatu tempat yang luas (Mah–syar). Kedua hal ini wajib diyakini. Dalil tentang adanya hari ber-bangkit sangat banyak. Di antaranya firman Allah:
زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَن لَّن يُبْعَثُوا ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: “Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Yang demikian itu ada–lah mudah bagi Allah.” (QS. At-Taghabun: 7)
Demikian pula dengan hadits, dari Abu Hurairah a ia ber-kata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ قَالَ أَرْبَعُونَ يَوْمًا قَالَ أَبَيْتُ قَالَ أَرْبَعُونَ شَهْرًا قَالَ أَبَيْتُ قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً قَالَ أَبَيْتُ قَالَ ثُمَّ يُنْزِلُ اللَّهُ مِنْ السَّمَاءِ مَاءً فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ الْبَقْلُ لَيْسَ مِنْ الْإِنْسَانِ شَيْءٌ إِلَّا يَبْلَى إِلَّا عَظْمًا وَاحِدًا وَهُوَ عَجْبُ الذَّنَبِ وَمِنْهُ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Jarak antara kedua tiupan empat puluh.” Abu Hurairah bertanya, “(Apakah) empat puluh hari.” Beliau menjawab, “Aku belum bisa memastikan.” Abu Hurairah bertanya, “(Apakah) empat puluh bu–lan.” Beliau menjawab, “Aku belum bisa memastikan.” Abu Hu–rairah bertanya, “(Apakah) empat puluh tahun.” Beliau menjawab, “Aku belum bisa memastikan.” Beliau bersabda, “Kemudian Allah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya tanaman. Tidak ada sesuatu pun dari ja–sad manusia kecuali telah hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya, dan dari sanalah manusia tersusun kembali pada hari Kiamat.” [1]
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda ketika mengambarkan keadaan di hari itu:
تُحْشَرُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ فَقَالَ الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ – يَهُمَّهُمْ – ذَاكِ
“Kalian akan dibangkitkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telan–jang dan tidak dikhitan.”‘Aisyah berkata: “Aku bertanya, wahai Rasulullah laki-laki dan wanita, bukankah mereka akan saling me–lihat satu sama lain?”Beliau bersabda: “Urusanya kala itu lebih besar dari pada mereka disibukkan oleh hal yang demikian.” [2]
Dalam riwayat yang lain beliau shallallahu alaihi wasallambersabda membaca firman Allah untuk menjawab pertanyaan Aisyah tersebut:
لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
“Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. (QS. Abasa: 37)” [3]
Setelah Ba’ts dan Nusyur barulah terjadi perhitungan amal. Inilah yang disebut dengan Yaumul Hisab yaitu hari perhitungan. Antara Nusyur dengan Hisab ada rentang waktu yang panjang dan manusia berada dalam kondisi yang sangat-sangat mende-rita. Hisab baru terjadi setelah adanya syafaat dari Nabi Muham-mad n, inilah yang disebut dengan Syafa’atul Uzma. Hal ini disebutkan dalam hadits yang cukup panjang yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasullullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ القِيَامَةِ . وَهَلْ تَدْرُونَ مِمَّ ذَلِكَ ؟ يَجْمَعُ اللهالنَّاسَ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ ، يُسْمِعُهُمُ الدَّاعِي وَيَنْفُذُهُمُ البَصَرُ ، وَتَدْنُو الشَّمْسُ ، فَيَبْلُغُ النَّاسَ مِنَ الغَمِّ وَالكَرْبِ مَا لاَ يُطِيقُونَ وَلاَ يَحْتَمِلُونَ، فَيَقُولُ النَّاسُ : أَلاَ تَرَوْنَ مَا قَدْ بَلَغَكُمْ ، أَلاَ تَنْظُرُونَ مَنْ يَشْفَعُ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ ؟ فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ لِبَعْضٍ : عَلَيْكُمْ بِآدَمَ ،فَيَأْتُونَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَيَقُولُونَ لَهُ : أَنْتَ أَبُو البَشَرِ ، خَلَقَكَ اللهبِيَدِهِ ، وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ ، وَأَمَرَ المَلاَئِكَةَ فَسَجَدُوا لَكَ ، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ ، أَلاَ تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ ، أَلاَ تَرَى إِلَى مَا قَدْ بَلَغَنَا ؟ فَيَقُولُ آدَمُ : إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ اليَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ ، وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ ، وَإِنَّهُ قَدْ نَهَانِي عَنِ الشَّجَرَةِ فَعَصَيْتُهُ ، نَفْسِي نَفْسِي نَفْسِي ، اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي ، اذْهَبُوا إِلَى نُوحٍ فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُونَ : يَا نُوحُ ، إِنَّكَ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ ، وَقَدْ سَمَّاكَ اللهعَبْدًا شَكُورًا ، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ ، أَلاَ تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ ؟ فَيَقُولُ : إِنَّ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ قَدْ غَضِبَ اليَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ ، وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ ، وَإِنَّهُ قَدْ كَانَتْ لِي دَعْوَةٌ دَعَوْتُهَا عَلَى قَوْمِي ، نَفْسِي نَفْسِي نَفْسِي ، اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي ، اذْهَبُوا إِلَى إِبْرَاهِيمَ .
فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُونَ : يَا إِبْرَاهِيمُ أَنْتَ نَبِيُّ اللَّهِ وَخَلِيلُهُ مِنْ أَهْلِ الأَرْضِ ، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ ، أَلاَ تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ ؟ فَيَقُولُ لَهُمْ : إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ اليَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ ، وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ ، وَإِنِّي قَدْ كُنْتُ كَذَبْتُ ثَلاَثَ كَذِبَاتٍ ، نَفْسِي نَفْسِي نَفْسِي ، اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي ، اذْهَبُوا إِلَى مُوسَى فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُونَ : يَا مُوسَى أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ ، فَضَّلَكَ اللهبِرِسَالَتِهِ وَبِكَلاَمِهِ عَلَى النَّاسِ ، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ ، أَلاَ تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ ؟ فَيَقُولُ : إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ اليَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ ، وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ ، وَإِنِّي قَدْ قَتَلْتُ نَفْسًا لَمْ أُومَرْ بِقَتْلِهَا ، نَفْسِي نَفْسِي نَفْسِي ، اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي ، اذْهَبُوا إِلَى عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ .فَيَأْتُونَ عِيسَى ، فَيَقُولُونَ : يَا عِيسَى أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَكَلَّمْتَ النَّاسَ فِي المَهْدِ صَبِيًّا ، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ ؟ فَيَقُولُ عِيسَى : إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ اليَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ قَطُّ ، وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ ، وَلَمْ يَذْكُرْ ذَنْبًا ، نَفْسِي نَفْسِي نَفْسِي اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي اذْهَبُوا إِلَى مُحَمَّدٍ
فَيَأْتُونَ مُحَمَّدًا فَيَقُولُونَ : يَا مُحَمَّدُ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ وَخَاتِمُ الأَنْبِيَاءِ ، وَقَدْ غَفَرَ اللهلَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ ، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ ، أَلاَ تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ ، فَأَنْطَلِقُ فَآتِي تَحْتَ العَرْشِ ، فَأَقَعُ سَاجِدًا لِرَبِّي عَزَّ وَجَلَّ ، ثُمَّ يَفْتَحُ اللهعَلَيَّ مِنْ مَحَامِدِهِ وَحُسْنِ الثَّنَاءِ عَلَيْهِ شَيْئًا ، لَمْ يَفْتَحْهُ عَلَى أَحَدٍ قَبْلِي ، ثُمَّ يُقَالُ : يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ ، سَلْ تُعْطَهْ ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَرْفَعُ رَأْسِي ، فَأَقُولُ : أُمَّتِي يَا رَبِّ ، أُمَّتِي يَا رَبِّ ، أُمَّتِي يَا رَبِّ . فَيُقَالُ : يَا مُحَمَّدُ أَدْخِلْ مِنْ أُمَّتِكَ مَنْ لاَ حِسَابَ عَلَيْهِمْ مِنَ البَابِ الأَيْمَنِ مِنْ أَبْوَابِ الجَنَّةِ ، وَهُمْ شُرَكَاءُ النَّاسِ فِيمَا سِوَى ذَلِكَ مِنَ الأَبْوَابِ ، ثُمَّ قَالَ : وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ، إِنَّ مَا بَيْنَ المِصْرَاعَيْنِ مِنْ مَصَارِيعِ الجَنَّةِ ، كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَحِمْيَرَ – أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَبُصْرَى
Aku pemimpin manusia pada hari kiamat, tahukah kalian kenapa? Allah mengumpulkan manusia yang pertama hingga yang terakhir pada hari qiyamat pada satu bukit sehingga seorang penyeru bisa menjadikan mereka mendengar dan pandangan mereka menjadikan mereka terbela–lak, serta matahari didekatkan kepada mereka, duka dan kesusahan ma–nusia sampai pada batas yang tidak mampu mereka pikul. Orang-orang saling berkata satu sama lain: Apa kalian tidak melihat yang telah me–nimpa kalian, apakah kalian tidak melihat siapa yang memberi kalian syafaat kepada Rabb kalian. Orang-orang saling berkata satu sama lain: Hendaklah kalian menemui Adam.
Mereka menemui Adam lalu berkata: Engkau adalah bapak seluruh manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan–Nya, meniupkan ruh-Nya padamu dan memerintahkan para malaikat lalu mereka sujud pada–mu, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Adam berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah se–perti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu Ia melarangku mendekati pohon tapi aku durhaka. Oh diriku, Oh diriku, Ohh diriku. Pergilah pada selainku, pergilah ke Nuh.
Mereka mendatangi Nuh lalu berkata: Hai Nuh, engkau adalah rasul pertama untuk penduduk bumi, Allah menyebutmu hamba yang sangat bersyukur, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Nuh ber–kata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudah–nya, dulu aku pernah berdoa keburukan untuk kaumku, Oh diriku, Oh diriku, Oh diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke Ibrahim.
Mereka mendatangi Ibrahim lalu berkata: Wahai Ibrahim, engkau nabi Allah dan kekasihNya dari penduduk bumi, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Ibrahim berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah bedusta tiga kalikali, oh diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke Musa.
Mereka menemui Musa lalu berkata: Wahai Musa, engkau utusan Allah, Allah melebihkanmu dengan risalah dan kalamNya atas seluruh manusia, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kon–disi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Musa berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah ma–rah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah membunuh jiwa padahal aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya, oh diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selain–ku, pergilah ke ‘Isa bin Maryam.
Mereka mendatangi ‘Isa lalu berkata: Hai ‘Isa, engkau adalah utu–san Allah, kalimat–Nya yang disampaikan ke maryam, ruh dari–Nya, engkau berbicara pada manusia saat masih berada dalam buaian, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Isa berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelum–nya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, namun ia tidak me–nyebut dosanya, oh diriku, diriku, diriku, pergilah ke selainku, pergilah ke Muhammad.
Mereka mendatangi Muhammad lalu berkata: Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah, penutup para nabi, dosamu yang telah lalu dan yang kemudian telah diampuni, berilah kami syafaat kepada Rabb–mu, apa kau tidak lihat kondisi kami. Lalu aku pergi hingga sampai di bawah ‘arsy, aku tersungkur sujud pada Rabbku lalu Allah membuka–kan (mengajarkan) kepadaku pujian dan sanjungan untuknya yang be–lum pernah disampaikan pada seorang pun sebelumku, kemudian dika–takan: Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah pasti kau diberi, berilah syafaat nicaya kau diizinkan untuk memberi syafaat. Maka aku mengangkat kepalaku, aku berkata: Wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku. Ia berkata: Hai Muhammad, masuk–kan orang yang tidak dihisab dari ummatmu melalui pintu-pintu surga sebelah kanan dan mereka adalah sekutu semua manusia selain pintu-pintu itu.” Setelah itu beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan–Nya, jarak antara dua daun pintu-pintu surga seperti jarak antara Makkah dan Himyar atau seperti jarak antara Makkah dan Bushra.”[4]
Pelajaran Kedua: Adanya Hisab yaitu dengan menggunakan timbangan (Mizan)
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh banyak dalil, di anta-ranya firman Allah:
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. (QS. Al-Anbiya’: 47)
Pelajaran Ketiga: Allah Maha Teliti dan tidak pernah lupa, sedangkan manusia telah lupa terhadap dosa yang mereka perbuat.
Allah berfirman:
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا ۚ أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu di–beritakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (QS. Al-Mujadilah: 6)
Demikian pula firman Allah:
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun”. (QS. Al-Kahfi: 49)
Pelajaran Keempat: Satu hari kiamat (Hisab) setara dengan 50 ribu tahun dunia bagi orang kafir dan Allah adalah hakim yang paling adil dan paling cepat perhitungan-Nya
Dengan hikmah dan keadilan Allah, Dia menjadikan kadar satu hari di hari kiamat setara dengan 50 ribu tahun bagi orang-orang kafir, sebagai hukuman bagi mereka sebelum mereka merasakan hukuman yang lebih pedih yaitu neraka. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah atsar dari Ibnu Abbas a ia berkata:
هَذَا يَوْمُ القِيَامَةِ ، جَعَلَهُ اللهُ عَلىَ الكَافِرِيْنَ مِقْدَارَ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Ini adalah hari kiamat, Allah menjadikannya atas orang-orang kafir dengan kadar 50 ribu tahun (hari dunia).”[5]
Adapun bagi orang-orang yang beriman, Allah dengan kasih sayang-Nya menjadikan hari itu dengan kadar waktu antara Zuhur dan Ashar saja, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يَوْمُ القِيَامَةِ كَقَدْرِ مَا بَيْنَ الظُّهْرِ وَالعَصْرِ
“Hari kiamat seperti kadar waktu antara Zuhur dan Ashar.”[6]
Allah adalah hakim yang paling adil dan paling cepat perhitungannya. Sebagaimana firman Allah:
ثُمَّ رُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ ۚ أَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِينَ
Kemudian mereka dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum pada hari itu kepunyaan-Nya dan Dia adalah Pembuat Perhitungan yang paling cepat. (QS. Al-An’am: 62)
Pelajaran Kelima: Sebagian manusia masuk surga dan sebagian masuk neraka.
Sebagaimana firman Allah:
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِّتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ ۚ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam. (QS. Asy-Syura: 7)
Dan firman Allah:
Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rom–bongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakan–lah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-pen–jaganya: “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” Mereka menjawab: “Benar (telah datang)”. Tetapi telah pasti ber–laku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): “Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya” Maka neraka Jahannam itulah se–buruk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan ber–katalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilim–pahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. Dan mereka mengucapkan: “Se–gala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diper–kenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal”. (QS. Az-Zumar: 71-74)
[1] HR. Bukhari, no. 4935 dan Muslim, no. 2955
[2] HR. Bukhari: 6527
[3] HR. Hakim dalam al-Mustadrak no. 8684
[4] HR. Bukhari: 4712, Muslim: 194
[5] Jami’u Al-Bayan Ath-Thabari: 23/253, Ta’liqah Ala Syarh As-Sunnah Syaikh Abdurrazaq: 104
[6] HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak: 1/84, Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 2456, Ta’liqah Ala Syarh As-Sunnah Syaikh Abdurrazaq: 104
Lihat arsip pembahasan kitab Syarhus Sunnah Imam Al-Muzani disini:
Syarhus Sunnah Imam Al-Muzani
Selesai disusun di Jatimurni Bekasi, Sabtu 15 Rajab 1442 H/ 27 Februari 2021M
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom
Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda di admin berikut KLIK