Jangan Marah, Tapi Jadikanlah Muhasabah

Jangan marah, tapi jadikanlah muhasabah, jika ada orang yang mengata-ngatai, bilang begitu dan begini, membeberkan aib dan membesar-besarkan kesalahan kita. Karena mungkin Allah ingin ingatkan kita melalui lisan mereka.

Akui sajalah bahwa kita memang punya banyak salah, tidak perlu membela diri. Kita lebih tahu diri kita sendiri daripada orang lain. Apa yang mereka katakan tidak ada apa-apanya, itu hanya sedikit dari total aib diri kita. Bukankah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

“Setiap anak Adam berdosa dan sebaik-baik mereka yang berdosa adalah mereka yang mau bertaubat.” (HR. Tirmidzi: 2499)

Muhammad bin Wasi’ rahimahullah pernah mengatakan:

لَوْ كَانَ لِلذُّنُوب رِيْحٌ ، مَا قَدَرَ أَحَدٌ أَنْ يَجْلِسَ إلَيّ

“Kalau seandainya dosa-dosa itu memiliki aroma, niscaya tidak akan ada seorangpun yang sanggup duduk bersamaku.” (Ighatsatul Lahafan: 169)

Karena banyak dosa inilah kita diperintahkan untuk banyak-banyak meminta ampun setiap hari. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam satu hari sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim: 2702)

Sehingga jika ada orang yang mencela, dan memaki, serta mengumbar aib kita maka tidak perlu terlalu diambil hati, karena bisa jadi itu adalah salah satu cara Allah mengingatkan diri kita supaya kita senantiasa sadar dan kemudian bertaubat kepada-Nya.

Ketika Ali bin Al-Husein bin Ali bin Abi Thalib atau yang lebih dikenal dengan Zainal Abidin rahimahullah dicela dan dicaci-maki oleh seseorang, ia sama sekali tidak marah, bahkan ia justru mengatakan:

لَقَد سَبَبْتَنَا بِمَا عَلِمْتَ ، وَمَا سُتِرَ عَنْك مِنْ أَمْرِنَا أَكْبَرُ

“Sungguh kamu telah mencelaku dengan apa yang kamu tahu, padahal apa yang tersembunyi olehmu dari perkaraku jauh lebih banyak.” (Suwar min Hayatit Tabi’in: 345)

Kemudian ia memerintahkan agar laki-laki yang mencela dirinya tersebut agar diberi hadiah berupa uang sebanyak seribu dirham.

Makanya Umar bin Khattab radhiyallahu anhu, merasa berhutang budi kepada orang-orang yang mengingatkannya tentang aibnya. Ketika beliau menjadi Amirul Mukminin beliau pernah mengatakan:

رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً أَهْدَى إِلَيْنَا عُيُوْبَنَا

“Semoga Allah merahmati seorang yang telah menunjukkan aib-aib kami pada kami.” (Mukhtashar Minhajul Qashidin: 196)

Hal ini pun menjadi sebuah hal yang diwarisi pada orang-orang shalih terdahulu, mereka sangat senang jika ada orang yang mengingatkan aib mereka. Imam Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan:

وَقَدْ كَانَ السَّلَفُ يُحِبُّوْنَ مَنْ يُنَبِّهُهُمْ عَلَى عُيُوْبِهِمْ

“Dahulu para salaf merasa senang jika ada seseorang yang mengingatkan kepada mereka tentang aib-aib mereka.” (Mukhtashar Minhajul Qashidin: 196)

Oleh sebab itu, tidak perlu kita bersedih jika ada yang bilang kita begini dan begitu, aib kita ini dan itu, dst. Katakan saja seperti apa yang dikatakan oleh Zainal Abidin; apa yang tidak mereka ketahui jauh lebih banyak. Berterima kasihlah kepada mereka, karena telah mengingatkan, jadikan itu sebagai muhasabah, tinggal sekarang mari kita perbaiki diri kita.

Wallahu a’lam #mahasabah diri sendiri
Selasa, 1 Rabiul Awal 1441/29 Okt 2019

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda  di admin berikut KLIK

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !