‌TAHUN-TAHUN GERAH, TAHAN LIDAH!! (Art.Salayok109)

Tahun-tahun yang panas, bukan karena tidak turun hujan, namun karena bangsa kita akan menyambut tahun pemilihan kepala negara. Dimana-mana, terlebih di media massa, hawanya seakan membakar kulit ari kita semua.

‌Sebagai seorang muslim, ingatlah pesan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau yang dahulu pernah mengatakan:

‌كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

“Setiap muslim atas muslim yang lain haram; darah, harta dan kehormatannya.” (HR. Muslim: 2564)

“Kehormatannya,” itulah bagian yang harus digarisbawahi di hari-hari ini. Situasi politik yang semakin bergolak, jangan sampai membuat kita lupa. Membongkar aib, menjelek-jelekkan, menghina, dan menjatuhkan orang lain, padahal kita muslim dia pun muslim.

‌Kehormatan seorang muslim memiliki kedudukan yang amat sangat penting dalam agama kita ini. Karena itulah segala sesuatu yang dapat merusaknya diharamkan. Sampai-sampai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

‌سِبَابُ الْمُسْلِم فُسُوقٌ وَقِتالُهُ كُفْرٌ

“Mencela seorang muslim adalah sebuah kefasikan dan membunuhnya adalah sebuah kekufuran.” (HR. Bukhari: 48, Muslim: 64)

Anggaplah yang  dicela itu seorang “budak” tapi ia muslim maka masuk dalam hadits ini. Lantas bagaimana jika yang dicela itu adalah pemimpin muslim?!

Ini zaman fitnah, bersungguh-sungguhlah mencari jalan keselamatan. Jangan gadaikan diri Anda untuk Neraka lantaran gerah dengan hawa panas tahun-tahun ini. Uqbah bin Amir mengatakan, “Aku pernah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa kunci keselamatan?’ Maka beliau menjawab:

أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ

“Jagalah lisanmu, perbanyaklah dirumah, dan tangisi dosa-dosamu.” (HR. Tirmidzi: 2406)

Itulah tiga kunci keselamatan, terlebih di zaman gonjang-ganjing sekarang. Yang pertama adalah kunci utama, yaitu menjaga si “lidah tak bertulang.” Termasuk perpanjangannya, setiap “komentar dan tulisan Anda di media massa.”

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun pernah bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia mengatakan perkataan yang baik atau diam.” (HR. Bukhari: 6018, Muslim: 47)

Namun, menjaga lisan bukan berarti meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar. Kita tidak memungkiri hal itu, karena itu jalan keselamatan pula. Yang perlu dipahami, bahwa amar ma’ruf nahi munkar itu tidak mesti dengan mencela, membongkar aib sesama muslim terang-terangan untuk menjatuhkan kehormatan mereka.

Gerah memang, oleh sebab itu berhati-hatilah, terlebih dengan lisan. Keimanan menjadi taruhannya. Jangan biarkan ia menuruti hawa panas di luar sana. Tahun pemilu, menguji keimanan kita semua.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop
    WhatsApp Yuk Gabung !