Abu Qilabah – Majelis Ilmu Bukan Majelis Cerita
Abu Qilabah Abdullah bin Zaid al-Jurmi rahimahullah pernah mengatakan:
مَا أَمَاتَ العِلْمَ إِلَّا القُصَّاصُ يُجَالِسُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ القَاصَّ سَنَةً فَلَا يَتَعَلَّقُ مِنْهُ بِشَيْءٍ وَيَجْلِسُ إِلَى العِلْمِ فَلَا يَقُوْمُ حَتَّى يَتَعَلَّقَ مِنْهُ بِشَيْءٍ
“Tidak ada yang mematikan ilmu kecuali para penceramah tukang cerita yang tak karuan. Jika seorang bermajelis dengan penceramah tukang cerita selama satu tahun maka tidak ada satu ilmu pun yang dia dapatkan. Adapun bila ia duduk di majelis ilmu maka tidaklah ia bangkit untuk beranjak pulan melainkan ada ilmu yang ia dapatkan.” (Hilyah al-Auliya’: 2/287)
____________________________
Banyak orang yang bisa berceramah tapi tidak semua penceramah itu ahli ilmu agama. Alangkah banyaknya di zaman kita ini para penceramah yang di “ustadz” kan. Bermodal pandai bercerita ngalor-ngidul dan melawak, sudah cukup untuk memukau jama’ah.
“Ceramahnya bagus, seru ,nggak bikin ngantuk, ustadznya lucu, pinter guyon.. “ tapi jika ditanya tadi apa saja pelajaran yang dapat dipetik dari ceramahnya. Jawabnya: Iya, ya saya juga nggak tahu.
Majelis ilmu bukan majelis cerita. Kalaupun ada cerita tentunya cerita yang sarat dengan ilmu, banyak pelajaran yang dapat dipetik. Majelis ilmu bukan panggung lawak, seorang ustadz adalah ahli ilmu bukan pelawak. Majelis ilmu adalah majelis untuk membahas kalamullah dan ucapan Rasul-Nya, membicarakan hukum halal haram yang telah ditetapkan oleh syariat.
Oleh sebab itu, perhatikanlah baik-baik, dimana kita hendak duduk bermajelis. Jangan sampai kita inginnya duduk di majelis ilmu tapi justru duduk dimajelis pelawak tukang cerita. Bukannya dapat ilmu tapi hanya cerita dan lawakan saja.