Jangan Benci Pada Orang Yang Menunjukkan Aib Kita
Sebenarnya, kita berkeinginan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dan kita sendiri tahu, bahwa masih banyak aib yang mesti diperbaiki. Akan tetapi, entah kenapa setiap kali ada yang mengingatkan, kita merasa tidak suka. Bahkan, tidak jarang orang yang mengingatkan akan cela kita tadi, menjadi musuh yang patut untuk dibenci dan dijauhi.
Padahal, orang-orang shalih terdahulu justru sangat senang kala ada orang yang menunjukkan aib mereka. Sehingga mereka tahu dan bisa memperbaiki aib mereka tersebut. Umar bin Khattab radhiyallahu anhu ketika menjadi Amirul Mukminin pernah mengatakan:
رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً أَهْدَى إِلَيْنَا عُيُوْبَنَا
“Semoga Allah merahmati seorang yang telah menunjukkan aib-aib kami pada kami.” (Mukhtashar Minhajul Qashidin: 196)
Inilah permasalahan dan perbedaan kita dengan orang-orang shalih terdahulu. Imam Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan:
وَقَدْ كَانَ السَّلَفُ يُحِبُّوْنَ مَنْ يُنَبِّهُهُمْ عَلَى عُيُوْبِهِمْ، وَنَحْنُ الآنَ فِي الغَالِبِ أَبْغَضُ النَّاسِ إِلَيْنَا مَنْ يُعَرِّفُنَا عُيُوْبَنَا
“Dahulu para salaf merasa senang jika ada seseorang yang mengingatkan kepada mereka tentang aib-aib mereka. Namun kita sekarang ini secara umum, orang yang paling kita benci adalah siapa saja yang menjelaskan kepada kita tentang aib-aib kita.” (Mukhtashar Minhajul Qashidin: 196)
Hal ini tentu sebagai tanda bahwa kita tak jujur dalam niat kita untuk memperbaiki diri. Hati kita masih saja kotor oleh sifat sombong dan dengki. Oleh sebab itu, lihatlah diri kita saat ini, jika kita justru murka kepada orang-orang yang menunjukkan aib kita, maka segeralah untuk kembali menata hati.