Syarat Bolehnya Bercanda

Bercanda dalam agama kita diperbolehkan. Nabi ﷺ saja bercanda dengan keluarga, sahabat, dan orang-orang disekitar beliau.

Suatu ketika, ada seorang nenek tua berkata pada Nabi ﷺ : “Wahai Rasulullah, tolong doakan aku agar masuk surga.” Beliau menjawab “Wahai Nenek, sesungguhnya di surga tidak ada nenek tua.“ Jawaban Nabi ﷺ tersebut adalah bercanda namun tidak dusta karena memang di surga itu tidak ada yang orang tua, semua akan menjadi muda kembali sebagaimana firman Allah:

إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.” (Q.S Al-Waqiaah 35-36)

Dibolehkannya bercanda dalam Islam dengan syarat:

Hukum asal bercanda adalah boleh namun ada rambu dan aturannya, yaitu:

1. Tidak boleh dalam masalah agama, yakni menjadikan agama seperti malaikat, Nabi, dst sebagai bahan untuk bercanda. Firman Allah:

 قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُون

Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS. At Taubah: 66)

2. Tidak boleh dusta, Nabi ﷺ bersabda:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًاً

Aku menjamin sebuah rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta walaupun hanya bercanda.

Nabi ﷺ juga pernah mengatakan:

ﻭَﻳْﻞٌ ﻟِﻠَّﺬِﻯ ﻳُﺤَﺪِّﺙُ ﻓَﻴَﻜْﺬِﺏُ ﻟِﻴُﻀْﺤِﻚَ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﻭَﻳْﻞٌ ﻟَﻪُ ﻭَﻳْﻞٌ ﻟَﻪُ

“Celakalah bagi orang yang bercerita tapi berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.”

3. Tidak boleh membuat panik atau takut, Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ أَشَارَ إِلَى أَخِيهِ بِحَدِيدَةٍ فَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَلْعَنُهُ حَتَّى وَإِنْ كَانَ أَخَاهُ لأَبِيهِ وَأُمِّهِ

“Barangsiapa mengacungkan senjata tajam kepada saudaranya, maka para malaikat akan melaknatnya sampai dia meninggalkan perbuatan tersebut, walaupun saudara tersebut adalah saudara kandung sebapak dan seibu.”

4. Tidak boleh berlebih-lebihan, karena itu akan mematikan hati, Nabi ﷺ bersabda:

وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ

“Jangan banyak tertawa karena banyak tertawa bisa mematikan hati”

5. Harus melihat dan mempertimbangkan situasi, kondisi.

Dari sahabat Ibnu Umar ia menyebutkan bahwa para sahabat dulu juga bercanda saling melempar semangka dalam perjalanan, tapi kalau sudah jihad mereka serius.

Semoga bermanfaat

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop
    WhatsApp Yuk Gabung !