Ali bin Abi Thalib – Musyawarah Adalah Benteng Dari Penyesalan

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu mengatakan:

المُشَاوَرَةُ حِصْنٌ مِنَ النَّدَامَةِ، وَأَمْنٌ عَنِ المَلَامَةَ

“Musyawarah adalah benteng dari penyesalan dan penyelamat dari cacian.” (Adz-Dzari’ah: 210, Mawa’izhu Ash-Shahabah: 51)

___________________

Karena kurangnya ilmu dan diperparah dengan sikap kita yang sering kali terburu-buru, banyak hal yang kita putuskan dan kita kerjaan tetapi justru kemudian mendatangkan penyesalan. Tidak hanya itu, kita pun dicaci-maki oleh manusia karena salah melangkah.

Inilah yang diingatkan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, nasehat yang merupakan buah dari pengalamannya yang panjang. Hal ini sekaligus merupakan salah satu hikmah dari syari’at musyawarah. Karenanya Allah dalam al-Qur’an memerintahkan Rasul-Nya:

فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ

Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. (QS. Ali Imran: 159)

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata:

فَإِذَا كَانَ اللَّهُ يَقُولُ لِرَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ أَكْمَلُ النَّاسِ عقلاً وَأَغْزَرُهُم علماً وَأَفْضَلُهُم رأياً : وشاورهم فِي الْأَمْرِ ، فكيف بِغَيْرِه ؟

Jika Allah berfirman kepada Rasul-Nya shallahu alaihi wasallam padahal beliau adalah manusia yang paling sempurna akalnya, paling banyak ilmunya, dan paling utama pandangannya; “Dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu,” maka bagaimana dengan selain beliau?! (Taisir al-Karim ar-Rahman: 137)

Syaikh Dr. Umar Al-Muqbil hafizhahullah bercerita, aku mengenal seorang ahli ilmu zaman ini yang telah berumur 70 an, beliau adalah seorang yang tidak melakukan tindakan apapun baik dalam kehidupan ilmiah ataupun dakwah kecuali setelah bermusyawarah. Pernah suatu kali beliau berkata kepadaku:

لَمْ أَنْدَمْ يَوْمًا فِي حَيَاتِي عَلَى قَرَارٍ اِتَّخَذْتُهُ وَلَوْ جَاءَ الأَمْرُ عَلَى خِلَافِ مُرَادِي، لِأَنَّنِي لَا أُقْدِمُ إِلَّا بَعْدَ اسْتِخَارَةٍ وَاسْتِشَارَةٍ، وَهَذَا غَايَةُ مَا فِي وُسْعِي

Tidak pernah satu hari pun dalam hidupku aku menyesal atas keputusan yang aku ambil, meskipun hasilnya tidak sesuai dengan keinginanku. Karena aku tidaklah bertindak kecuali setelah istikharah dan musyawarah, dan ini adalah puncak dari usahaku. (Mawa’izhu Ash-Shahabah: 53)

Oleh sebab itu, budayakanlah istikharah dan musyawarah. Karena seorang yang telah melakukan dua hal ini, tidak akan pernah menyesal atas tindakan yang dia putuskan. Semoga kita dijadikan oleh Allah pribadi-pribadi yang selalu membudayakan istikharah dan musyawarah dalam hidup ini. Amin.

Baca juga Artikel:

Budayakanlah Musyawarah 

Pondok Jatimurni BB 3 Bekasi, Bekasi, Senin, 6 Sya’ban 1441H/ 30 Maret 2020 M

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda  di admin berikut KLIK

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !