MARI BEKERJA
Memprihatinkan memang, melihat dan menyaksikan sebagian orang Islam yang mengantungkan diri dengan meminta-meminta kepada manusia. Padahal, mereka kuat, muda dan bertenaga. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
“Tidaklah seorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil usahanya sendiri. Sungguh Nabi Dawud ‘Alaihissalam, beliau makan dari hasil jerih payahnya sendiri.” (HR. Bukhari: 2072)
Inilah para Nabi dan Rasul Allah, orang-orang yang paling paham dengan hakikat kehidupan, yang paling terdepan dalam menjadikan akhirat sebagai tujuan. Paling takwa dan paling zuhud terhadap dunia. Namun mereka tetap bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:
كَانَ زَكَرِيَّاءُ نَجَّارًا
“Nabi Zakariya adalah seorang tukang kayu.” (HR. Muslim: 2379)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu anhu pernah mengatakan: “Nabi Adam adalah seorang petani, Nabi Nuh seorang tukang kayu, Nabi Idris seorang penjahit baju, Nabi Ibrahim dan Luth bercocok tanam, Nabi Shalih seorang pedagang, Nabi Dawud pembuat baju besi, Nabi Musa, Syu’aib dan Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah pengembala kambing .” (Mukhtashar Minhajul Qashidin: 105)
Oleh sebab itu, marilah bersemangat dalam bekerja, jauhkan diri dari meminta-minta kepada manusia.