Ikrimah Bin Abi Jahal – Sirah Sahabat
“Ikrimah Akan Datang kepada Kalian Sebagai Orang yang Beriman dan Berhijrah, Janganlah Kalian Mencerca Ayahnya! Sebab Mencerca Orang yang Sudah Mati Akan Menyakiti Orang yang Masih Hidup Padahal Cercaan Itu Tidak Sampai Kepada Si Mayit.” (Rasulullah ﷺ)
Selamat datang kepada Sang Penunggang yang Berhijrah!
Saat usianya sudah memasuki kepala 3 dan saat Nabi mulai melakukan dakwah kebenarannya dengan terang-terangan. Saat itu, ia adalah salah seorang anggota suku Quraisy yang terpandang nasabnya, dan yang paling banyak harta.
Sepantasnya ia memeluk Islam sebagaimana para sahabatnya seperti Sa’d bin Abi Waqash, Mus’ab bin Umair dan lainnya yang termasuk anak-anak orang terpandang di Mekkah.
Lalu siapakah ayahnya, kalau engkau mengetahuinya?
Dia adalah tokoh Mekkah yang paling bengis, pemimpin tindakan kemusyrikan nomer 1, sosok penyiksa yang dengan ulahnya Allah menguji keimanan kaum mukminin dan ternyata mereka tegar menghadapinya.
Lewat makarnya, Allah menguji kesetiaan kaum mukminin dan ternyata mereka benar-benar setia.
Dialah Abu Jahl! Itulah ayahnya. Sedangkan Ikrimah bin Abu Jahl Al Makhzumy adalah seorang di antara beberapa suku Quraisy yang pemberani dan salah seorang tokoh penunggang kuda yang terpandang.
❀•◎•❀
Ikrimah bin Abu Jahl merasa harus menuruti kepemimpinan ayahnya untuk memusuhi Muhammad ﷺ; sehingga ia sendiri begitu benci kepada Rasul ﷺ. Ia juga menyiksa para sahabat Beliau dengan kejam. Ia melakukan penyiksaan kepada Islam dan kaum muslimin sehingga membuat ayahnya senang.
Begitu ayahnya memimpin pasukan musyrikin dalam perang Badar, ia bersumpah dengan Lata dan Uzza bahwa ia tidak akan kembali ke Mekkah kecuali bila Muhammad sudah kalah. Ia sempat menginap di Badr selama 3 hari dan menyembelih unta, meminum khamr dan menikmati musik yang dimainkan oleh para pemainnya.
Saat Abu Jahl memimpin peperangan ini, Ikrimah anaknya menjadi pegangannya tempat ia bersandar dan menjadi tangannya di mana ia menggenggam.
Akan tetapi Lata dan Uzza tidak menjawab seruan Abu Jahl karena keduanya tidak bisa mendengar. Keduanya tidak bisa menolong Abu Jahl karena mereka tidak mampu melakukan apapun.
Akhirnya Abu Jahl mati di Badr dan anaknya Ikrimah menyaksikan peristiwa tersebut dengan kedua matanya. Tombak-tombak kaum muslimin menghisap darahnya. Ikrimah juga mendengar dengan kedua telinganya saat Abu Jahl melepaskan nafas terakhirnya yang membuat kedua bibirnya menganga.
❀•◎•❀
Ikrimah kembali ke Mekkah setelah ia meninggalkan jasad pemimpin bangsa Quraisy tadi di Badr. Kekalahan telah membuatnya gentar sehingga tidak dapat membawa jasad ayahnya kembali ke Mekkah. Ia lebih memilih membiarkan jasad ayahnya tertinggal sehingga di buang oleh kaum muslimin di sebuah tempat bernama Al Qalib bersama dengan puluhan korban dari pihak kaum musyrikin. Kaum muslimin lalu menguruk mereka dengan pasir.
❀•◎•❀
Sejak hari itu, Ikrimah bin Abi Jahl memiliki pandangan lain tentang Islam. Ia begitu benci kepada Islam karena dendam atas pembunuhan ayahnya; dan hari ini ia akan membalaskan dendamnya.
Oleh karenanya, ikrimah dan beberapa orang yang ayahnya terbunuh pada perang Badr menyalakan api permusuhan di dada kaum musyrikin untuk melawan Muhammad ﷺ.
Mereka juga menyulut kobaran amarah di hati suku Quraisy yang kehilangan anggota keluarganya saat perang Badr. Sehingga usaha mereka menyulut terjadi perang Uhud.
❀•◎•❀
Ikrimah bin Abu Jahl berangkat menuju perang Uhud bersama istrinya yang bernama Ummu Hakim agar ia beserta para wanita lain yang kehilangan keluarganya saat perang Badr berdiri di belakang pasukan kaum pria.
Para wanita tadi bertugas memukulkan genderang untuk memberi semangat kepada kaum Quraisy untuk meneruskan peperangan, dan memberikan semangat kepada pasukan berkuda agar tidak lari dari medan laga.
❀•◎•❀
Bangsa Quraisy kali ini dipimpin oleh pasukan berkuda di bawah komando Khalid bin Walid, dan pasukan infantry di bawah komando Ikrimah bin Abu Jahl.
Kedua komandan kaum musyrikin tadi telah berhasil membuat kemenangan di pihak mereka atas Muhammad dan para sahabatnya. Kaum musyrikin saat itu telah membuktikan kemenangan yang besar, sehingga Abu Sufyan berseru: “Inilah balasan dari perang Badr!”
❀•◎•❀
Pada perang Khandaq, kaum musyrikin mengepung kota Madinah beberapa hari lamanya sehingga habislah kesabaran Ikrimah bin Abi Jahl. Ia begitu gemas dengan pengepungan ini. Ia melihat ke sebuah tempat yang sempit di dalam parit. Ia memaksakan kudanya untuk masuk ke dalamnya sehingga ia dapat menerobos.
Kemudian di belakangnya menyusul ikut menerobos serombongan orang yang sedang berpetualang dan menjadi salah satu korbannya adalah Amr bin Abdu Wuddin Al Amiry.
Adapun Ikrimah selamat dengan melarikan diri.
❀•◎•❀
Pada hari penaklukkan kota Mekkah, kaum Quraisy berpendapat bahwa mereka tidak mampu melawan Muhammad dan para sahabatnya. Mereka memutuskan untuk membiarkan Muhammad datang ke Mekkah.
Mereka menderita akibat keputusan yang mereka ambil setelah mereka tahu bahwa Rasulullah ﷺ memerintahkan para panglima muslimin untuk tidak memerangi penduduk Mekkah kecuali bila para penduduknya melakukan penyerangan.
❀•◎•❀
Akan tetapi Ikrimah bin Abu Jahl dan beberapa orang lainnya tidak sepakat dengan keputusan kaum Quraisy ini. Mereka berani untuk menghadapi pasukan yang besar ini.
Maka Khalid bin Walid menyerang kaum muslimin dalam sebuah perang kecil di mana terbunuh beberapa orang dari mereka. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk melarikan diri selagi memungkinkan. Salah seorang dari mereka yang berhasil lolos adalah Ikrimah bin Abu Jahal.
❀•◎•❀
Ketika itu Ikrimah merasa menyesal. Mekkah kini sudah tunduk dihadapan kaum muslimin. Rasulullah ﷺ telah memaafkan segala kesalahan kaum Quraisy yang pernah mereka lakukan kepada Beliau dan para sahabatnya.
Akan tetapi ada beberapa nama yang tidak Rasul ﷺ maafkan. Rasul memerintahkan para sahabatnya untuk membunuh nama-nama ini, meskipun mereka mendapatinya sedang berada di bawah tembok Ka’bah. Salah seorang dari nama yang dicari oleh kaum muslimin tadi adalah Ikrimah bin Abu Jahl.
Oleh karenanya, ia menyusup dengan sembunyi-sembunyi untuk keluar dari Mekkah, dan ia hendak pergi melarikan diri ke Yaman, karena ia tidak menemukan ada tempat perlindungan lain baginya kecuali di sana.
❀•◎•❀
Saat itu Ummu Hakim istri Ikrimah bin Abu Jahl dan Hindun bin Utbah datang ke rumah Rasulullah ﷺ diiringi dengan sepuluh wanita lainnya untuk menyatakan sumpah setia kepada Nabi ﷺ.
Mereka semua masuk ke dalam rumah Nabi ﷺ. Saat itu Rasul ﷺ sedang ditemani oleh dua istrinya dan anaknya yang bernama Fathimah dan beberapa wanita dari Bani Abdul Muthalib.
Maka berbicaralah Hindun yang pada kesempatan itu ia mengenakan niqab: “Ya Rasulullah, segala puji bagi Allah yang telah memenangkan agama yang dipilih-Nya. Dan aku berharap engkau dapat memperlakukan aku dengan baik karena adanya hubungan kerabat di antara kita. Aku kini adalah wanita yang beriman dan membenarkan ajaran agama ini.”
Lalu ia membuka niqab dari wajahnya,lalu berkata: “Saya adalah Hindun binti Utbah, Ya Rasulullah!” Maka Rasulullah ﷺ menjawabnya: “Selamat datang kepadamu!”
Hindun meneruskan: “Demi Allah ya Rasulullah, tidak ada satupun di muka bumi ini rumah yang lebih aku sukai untuk merendahkan diri kecuali rumahmu ini. Dan aku tidak ingin rumahku dan semua rumah di muka bumi ini lebih mulia dari rumahmu.”
Lalu Rasulullah ﷺ bersabda: “Ada lagi yang mau menambahkan?” Lalu berdirilah Ummu Hakim istri Ikrimah bin Abu Jahl yang telah masuk Islam. Ia berkata: “Ya Rasulullah, Ikrimah telah lari darimu menuju Yaman karena merasa takut akan kau bunuh. Berilah rasa aman baginya! Semoga Allah memberikan keamanan kepadamu.”
Lalu Rasulullah ﷺ menjawab: “Dia sekarang sudah aman.” Lalu Ummu Hakim keluar dari rumah Rasulullah setelah mengajukan permintaannya. Saat itu ia sedang didampingi oleh seorang budaknya yang berasal dari bangsa Romawi.
Begitu keduanya sedang berjalan cepat, lalu budaknya mencoba untuk menggoda Ummu Hakim. Maka Ummu Hakim berusaha untuk mengulur-ulur waktu dan menjanjikannya di tempat lain. Sehingga ia sampai di sebuah perkampungan bangsa Arab. Sesampainya di sana, Ummu Hakim meminta pertolongan suku tersebut dari kejahatan budaknya, maka suku tersebut mengikat budak Romawi tadi dan menawannya bersama mereka.
Ummu Hakim meneruskan perjalanannya sehingga ia berjumpa dengan Ikrimah di tepi pantai di daerah Tihamah. Saat itu Ikrimah sedang berbicara dengan seorang nelayan muslim di atas perahunya. Nelayan itu berkata kepada Ikrimah: “Menyerahlah, sehingga aku dapat membawamu turut serta!”
Ikrimah bertanya: “Bagaimana aku melakukannya?” Nelayan menjawab: “Ucapkan bahwa aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Ikrimah menjawab: “Aku kabur ke sini karena kalimat itu!”
Selagi mereka meneruskan pembicaraan, maka datanglah Ummu Hakim menemui Ikrimah, lalu ia berkata: “Wahai sepupuku. Aku baru saja datang dari manusia yag paling baik, berbudi dan paling bijak. Aku baru saja datang dari Muhammad bin Abdullah. Aku telah meminta jaminan keamanan bagimu darinya. Dan ia telah memberikan jaminan keamanan bagimu. Maka janganlah engkau menyusahkan dirimu lagi!”
Ikrimah bertanya: “Engkau berbicara dengannya?” Ummu Hakim menjawab: “Benar. Aku telah berbicara dengannya dan ia memberikan jaminan keamanan bagimu.”
Ummu Hakim terus-menerus meyakinkan dan membuat tenang Ikrimah sehingga ia mau turut ikut bersama Ummu Hakim. Kemudian di tengah jalan Ummu Hakim menceritakan kepada Ikrimah kisah budaknya yang berbangsa Romawi dan apa yang telah ia lakukan kepada Ummu Hakim. Mendengar itu Ikrimah mendatanginya lalu membunuhnya sebelum ia masuk Islam.
Begitu keduanya singgah di suatu tempat, Ikrimah merasa berhasrat kepada istrinya dan ia ingin melakukan hubungan biologis dengannya. Maka Ummu Hakim menolaknya dengan keras seraya berkata: “Saya kini sudah menjadi muslimah dan engkau masih musyrik.”
Maka Ikrimah merasa heran dan berkata: “Sesuatu yang menghalangiku untuk menggaulimu pasti adalah hal yang besar!”
Begitu Ikrimah mulai memasuki kota Mekkah, Rasulullah ﷺ bersabda kepada para sahabatnya:
سَيَأْتِيكُم عِكْرِمَةُ بْنُ أَبِي جَهْلٍ مُؤْمِنًا مُهَاجِرًا ، فَلَا تَسُبُّوا أَبَاه ، فَإِن سَبّ الْمَيِّت يُؤْذِي الْحَيِّ وَلَا يَبْلُغُ الْمَيِّت
“Sebentar lagi akan datang kepada kalian Ikrimah bin Abu Jahl sebagai seorang mukmin yang berhijrah. Janganlah kalian mencerca ayahnya; Sebab mencerca orang yang sudah mati akan melukai orang yang masih hidup padahal cercaan itu tidak berarti apa-apa bagi si mayit.”
Tidak lama berselang maka tibalah Ikrimah dan istrinya ke tempat di mana Rasulullah ﷺ duduk. Begitu Rasulullah ﷺ melihatnya maka Beliau langsung melompat tanpa sempat lagi mengenakan sorbannya karena merasa begitu senang.
Begitu Rasulullah ﷺ kembali duduk, Ikrimah masih berdiri di hadapan Rasulullah ﷺ lalu berkata: “Ya Muhammad, Ummu Hakim memberitahukanku bahwa engkau telah menjamin keamanan untukku.”
Nabi langsung menjawab: “Ia benar, dan engkau sekarang aman!” Ikrimah bertanya: “Engkau mengajakku untuk apa, Ya Muhammad?” Rasul menjawab: “Aku mengajakmu untuk bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, membayar zakat…” dan Rasul menyebutkan rukun Islam semuanya.
Ikrimah menjawab: “Demi Allah, engkau mengajak tiada lain untuk menuju kebenaran. Engkau hanya menyuruh hal yang tiada lain adalah kebaikan.” Kemudian ia menambahkan: “Demi Allah, dulunya bagi kami sebelum berdakwah seperti sekarang engkau adalah orang yang paling jujur saat berbicara dan orang yang paling baik.”
Lalu ia mengulurkan tangannya sambil berkata: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Engkau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.” Lalu ia berkata lagi: “Ya Rasulullah, ajarkan hal terbaik yang mesti aku ucapkan!”
Rasul menjawab: “Ucapkanlah: Asyhadu an La ilaha illa-llahu, wa anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu!” Ikrimah bertanya: “Lalu apa lagi?” Rasul menjawab: “Ucapkanlah:Aku mempersaksikan kepada Allah dan kepada orang yang hadir pada saat ini bahwa aku adalah seorang muslim, mujahid dan muhajir!”
Lalu Ikrimah pun mengucapkannya. Begitu usai mengucapkannya, Rasul ﷺ langsung bersabda: “Sejak saat ini, setiap kau meminta sesuatu yang aku berikan kepada orang lain, pasti akan aku berikannya juga kepadamu.”
Ikrimah berkata: “Aku memintamu untuk memintakan ampunan bagiku atas setiap permusuhan yang pernah aku lakukan terhadapmu, atau setiap perjalanan perang yang aku lakukan untuk menyerangmu, atau tempat perang di mana aku memerangimu, atau setiap perkataan yang aku pernah ucapkan dihadapanmu atau di belakangmu!”
Rasulullah ﷺ lalu berdo’a: “Ya Allah berilah ampunan kepadanya atas setiap permusuhan yang pernah ia lakukan terhadapku. Atas setiap perjalanan perang yang pernah ia lakukan untuk memadamkan cahayaMu. Dan ampunilah ia atas apa yang pernah ia lakukan terhadap kehormatanku saat berhadapan denganku ataupun saat aku sedang tidak ada.”
Maka wajah Ikrimah langsung cerah dan ia berkata: “Demi Allah ya Rasulullah, semua harta yang pernah aku berikan untuk menghalangi jalan Allah, maka akan aku berikan lagi berlipat ganda di jalan Allah. Dan setiap korban yang pernah aku bunuh dalam menghalangi jalan Allah, maka aku akan membunuh jumlah yang berlipat ganda di jalan Allah!”
❀•◎•❀
Mulai hari itu, Ikrimah bergabung dengan pasukan dakwah sebagai seorang penunggang kuda yang berani di medan laga. Dia menjadi seorang yang amat kuat beribadah, selalu membaca Kitabullah di mesjid-mesjid. Ia pernah menaruh Al Qur’an di wajahnya sambil berkata: “Inilah kitab Tuhanku… kalam Tuhanku.. dan ia menangis karena takut kepada Allah.
❀•◎•❀
Ikrimah memenuhi janjinya kepada Rasulullah ﷺ. Setiap kali kaum muslimin melakukan perang pasti ia ikut bersama mereka. Tidak pernah ada rombongan yang di utus Rasulullah ﷺ untuk berperang, kecuali Ikrimah sudah ada di barisan terdepan mereka.
Pada perang Yarmuk, Ikrimah melakukan duel dengan Iqbal Al Zhami’di sebuah genangan air yang dingin pada saat hari begitu panas.
Pada suatu kesempatan kaum muslimin terjepit. Ikrimah turun dari kudanya dan mematahkan sarung pedangnya. Ia menerobos barisan bangsa Romawi. Khalid bin Walid langsung mengejarnya dan berkata: “Jangan kau lakukan hal ini, ya Ikrimah! Jika engkau tewas maka hal ini akan membuat barisan muslimin menjadi lemah.”
Ia menjawab: “Biarkan aku, ya Khalid! Engkau sudah lama bergaul dan mengenal Rasulullah ﷺ. Sedang aku dan ayahku, kami adalah orang-orang yang dulunya amat memusuhi Beliau. Biarkan aku menebus segala kesalahanku yang terdahulu.”
Lalu ia berkata: “Dulu aku sering berperang melawan Rasulullah ﷺ, apakah hari ini aku mesti berpaling untuk melawan bangsa Romawi?! Ini tidak boleh terjadi!”
Lalu ia berseru kepada pasukan muslimin: “Siapa yang bersedia untuk rela mati?” Maka pamannya Al Harits bin Hisyam, Dhirar bin Al Azwar dan 400 orang lagi dari pasukan muslimin yang bersedia melakukannya.
Akhirnya mereka semua berperang di bawah kepemimpinan Khalid bin Walid dengan begitu semangatnya dan mereka melindungi Khalid dengan begitu hebatnya.
Peperangan Yarmuk semakin menghebat dan kemenangan berpihak pada pasukan muslimin, dan di tanah Yarmuk kini terdapat 3 orang mujahidin yang menderita luka parah. Ketiganya adalah: Al Harits bin Hisyam, Ayyasy bin Abi Rabi’ah dan Ikrimah bin Abu Jahl.
Al Harits berteriak meminta minum. Begitu air minum dibawakan kepadanya, ia menoleh ke arah Ikrimah… lalu berkata: “Berikan air ini kepadanya!” Begitu air dibawakan kepada Ikrimah, ia menoleh ke arah Ayyasy dan berkata: “Berikan air ini kepadanya!”
Begitu mereka membawakan air kepada Ayyasy, rupanya Ayyasy sudah tewas. Begitu mereka kembali lagi kepada Al Harits dan Ikrimah, rupanya keduanya pun sudah tiada. Semoga Allah meridhai mereka semua dan memberikan kepada mereka minuman dari telaga Al Kautsar yang tidak pernah merasakan haus lagi untuk selamanya dan menganugerahkan mereka dengan lebatnya kebun Firdaus sebagai tempat mereka menetap.
Untuk merujuk lebih jauh tentang profil Ikrimah bin Abu Jahl silahkan melihat:
- Al Ishabah 2/496 atau terjemah 5638
- Tahdzib Al Asma: 1/338
- Khulashah Al Tahdzib: 228
- Dzailul Madzil: 45
- Tarikhul Islam karya Al Dzahaby: 1/380
- Raghbatul Amil: 7/224
- Al Mustadrak: 3/241
Baca juga Artikel:
Salman Al Farisi – Sirah Sahabat
Abdullah Bin Hudzafah As Sahmy – Sirah Sahabat
Thufail Bin ‘Amr Ad Dausy – Sirah Sahabat
Disalin dari Kitab Suwar min Hayati Ash-Shahabah Dr. Abdurrahman Ra’fat Al-Basya, Edisi Indonesia Kisah Heroik 65 Orang Sahabat Nabi, disebar luaskan oleh Kaunee.com
Diposting oleh Maribaraja.Com pada Selasa, 10 Jumadal Akhir 1441H/ 4 Februari 2020 M
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom