KITABUT TAUHID BAB 23 – Keterangan Bahwa Sebagian Umat Ini Ada Yang Menyembah Berhala

Pada bab ke 23 ini Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah akan menjelaskan dan membawakan dalil keterangan bahwa sebagian umat ini ada yang menyembah berhala. Dalil yang pertama adalah firman Allah:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِّنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا هَٰؤُلَاءِ أَهْدَىٰ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلًا

“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab? Mereka beriman kepada Jibt dan Thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.” (QS. An nisa’: 51)

قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَٰلِكَ مَثُوبَةً عِندَ اللَّهِ ۚ مَن لَّعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ

“Katakanlah:”maukah aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari pada (orang-orang fasik) itu dihadapan Allah, yaitu orang-orang yang dilaknati dan dimurkai, dan di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi, dan orang-orang yang menyembah Thaghut.” (QS. Al maidah: 60)

فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِم بُنْيَانًا

“…Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “sungguh kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atas gua mereka.” (QS. Al kahfi: 21).

Dari Abu Said, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

لَتَتَّبِعُنَّ سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَذْوَ القُذَّةِ بِالْقُذَّةِ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَدَخَلْتُمُوْهُ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اليَهُوْدُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟

“Sungguh kalian akan mengikuti (meniru) tradisi umat-umat sebelum kalian selangkah demi selangkah sampai kalaupun mereka masuk kedalam liang biawak niscaya kalian akan masuk ke dalamnya pula.” para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, orang-orang Yahudi dan Nasranikah? Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab: “siapa lagi?” (HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Muslim meriwayatkan dari Tsauban, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللهَ زَوَى لِي الأَرْضَ، فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا، وَإِنَّ أُمَّتِيْ سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِيْ مِنْهَا، وَأُعْطِيْتُ كَنْـزَيْنِ: الأَحْمَرَ وَالأَبْيَضَ، وَإِنِّيْ سَأَلْتُ رَبِّيْ لأُمَّتِيْ أَنْ لاَ يُهْلِكُهَا بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ، وَأَنْ لاَ يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيْحُ بَيْضَتَهُمْ، وَإِنَّ رَبِّيْ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ إِنِّيْ إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لاَ يُرَدُّ، وَإِنِّيْ أَعْطَيْتُكَ لأُمَّتِكَ أَنْ لاَ أَهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ، وَأَنْ لاَ أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيْحُ بَيْضَتَهُمْ، وَلَوِ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بَأَقْطَارِهَا، حَتَّى يَكُوْنَ بَعْضُهُمْ يَهْلِكُ بَعْضًا، وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا

“Sungguh Allah telah membentangkan bumi kepadaku, sehingga aku dapat melihat belahan timur dan barat, dan sungguh kekuasaan umatku akan sampai pada belahan bumi yang telah dibentangkan kepadaku itu, dan aku diberi dua simpanan yang berharga; merah dan putih (imperium Persia dan Romawi), dan aku minta kepada Rabbku untuk umatku agar jangan dibinasakan dengan sebab kelaparan (paceklik) yang berkepanjangan, dan jangan dikuasakan kepada musuh selain dari kaum mereka sendiri, sehingga musuh itu nantinya akan merampas seluruh negeri mereka. Lalu Rabb berfirman: “Hai Muhammad, jika aku telah menetapkan suatu perkara, maka ketetapan itu tak akan bisa berubah, dan sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu untuk umatmu untuk tidak dibinasakan dengan sebab paceklik yang berkepanjangan, dan tidak akan dikuasai oleh musuh selain dari kaum mereka sendiri, maka musuh itu tidak akan bisa merampas seluruh negeri mereka, meskipun manusia yang ada di jagat raya ini berkumpul menghadapi mereka, sampai umatmu itu sendiri sebagian menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian meraka menawan sebagian yang lain.”

Hadits ini diriwayatkan pula oleh Al Barqani dalam shahihnya dengan tambahan:

وَإِنِّيْ أَخَافُ عَلَى أُمَّتِيْ الأَئِمَّةَ المُضِلِّيْنَ، وَإِذَا وَقَعَ عَلَيْهِمْ السَّيْفُ لَمْ يُرْفَعْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يَلْحَقُ حَيٌّ مِنْ أُمَّتِيْ بِالْمُشْرِكِيْنَ، وَحَتَّى تَعْبُدُ فِئَامٌ مِنْ أُمَّتِيْ الأَوْثَانَ، وَإِنَّهُ سَيَكُوْنُ فِيْ أُمَّتِيْ كَذَّابُوْنَ ثَلاَثُوْنَ، كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ، وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ، لاَ نَبِيَّ بَعْدِيْ، وَلاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ عَلَى الْحَقِّ مَنْصُوْرَةً، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

“Dan yang aku khawatirkan terhadap umatku tiada lain adalah adanya pemimpin yang menyesatkan, dan ketika terjadi pertumpahan darah di antara mereka, maka tidak akan berakhir sampai datangnya hari kiamat, dan hari kiamat tidak akan kunjung tiba kecuali ada di antara umatku yang mengikuti orang musyrik, dan sebagian lain yang menyembah berhala, dan sungguh akan ada pada umatku 30 orang pendusta, yang mengaku sebagai Nabi, padahal aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi lain setelah aku, meskipun demikian akan tetap ada segolongan dari umatku yang tetap tegak membela kebenaran, dan mereka selalu mendapat pertolongan Allah taala, mereka tak tergoyahkan oleh orang-orang yang menelantarkan mereka dan memusuhi mereka, sampai datang keputusan Allah.”

Kandungan dalam bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat An Nisa’.
2. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Maidah.
3. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Kahfi.
4. Masalah yang sangat penting sekali, yaitu pengertian tentang beriman terhadap Jibt dan Thaghut, apakah sekedar mempercayainya dalam hati, atau mengikuti orang-orangnya, sekalipun membenci hal tersebut dan mengerti akan kebatilannya? [sebagai buktinya], apa yang dikatakan oleh Ahli kitab kepada orang-orang kafir (kaum Musyrikin Makkah) bahwa mereka lebih benar jalannya dari pada orang-orang yang beriman.
5. Iman kepada Jibt dan Thaghut pasti akan terjadi di kalangan umat ini (umat Islam), sebagaimana yang ditetapkan dalam hadits Abu Said. Dan inilah yang dimaksud dalam bab ini.
6. Pernyataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa akan terjadi penyembahan berhala dari kalangan umat ini.
7. Satu hal yang amat mengherankan adalah munculnya orang yang mendakwahkan dirinya sebagai Nabi, seperti Al Mukhtar bin Abu Ubaid Ats tsaqafi; padahal ia mengucapkan dua kalimah syahadat, dan menyatakan bahwa dirinya termasuk dalam umat Muhammad, dan ia meyakini bahwa Rasulullah itu haq dan Al Qur’an juga haq, yang di dalamnya diterangkan bahwa Muhammad adalah penutup para Nabi. Walaupun demikian ia dipercayai banyak orang, meskipun adanya kontradiksi yang jelas sekali. Ia hidup pada akhir masa sahabat dan diikuti oleh banyak orang.
8. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyampaikan kabar gembira bahwa al haq (kebenaran Allah dan ajaran-Nya) tidak akan dapat dilenyapkan sama sekali, sebagaimana yang terjadi pada masa lalu, tetapi masih akan selalu ada sekelompok orang yang berpegang teguh dan membela kebenaran.
9. Bukti kongkritnya adalah: mereka walaupun sedikit jumlahnya, tetapi tidak tergoyahkan oleh orang-orang yang menelantarkan dan menentang mereka.
10. Kondisi seperti ini akan berlangsung sampai hari kiamat.
11. Bukti bukti akan kenabian Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang terkandung dalam hadits ini adalah:
• Pemberitahuan beliau bahwa Allah telah membentangkan kepadanya belahan bumi barat dan timur, dan menjelaskan makna dari hal itu; kemudian terjadi seperti yang beliau beritakan, berlainan halnya dengan belahan selatan dan utara.
• Pemberitahuan beliau bahwa beliau diberi dua simpanan yang berharga.
• Pemberitahuan beliau bahwa do’anya untuk umatnya dikabulkan dalam dua hal, sedangkan hal yang ketiga tidak dikabulkan.
• Pemberitahuan beliau bahwa akan terjadi pertumpahan darah di antara umatnya, dan kalau sudah terjadi tidak akan berakhir sampai hari kiamat.
• Pemberitahuan beliau bahwa sebagian umat ini akan menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian mereka menawan sebagian yang lain.
• Pemberitahuan beliau tentang munculnya orang-orang yang mendakwahkan dirinya sebagai Nabi pada umat ini.
• Pemberitahuan beliau bahwa akan tetap ada sekelompok orang dari umat ini yang tegak membela kebenaran, dan mendapat pertolongan Allah.
Dan itu semua benar-benar telah terjadi seperti yang telah diberitahukan, padahal semua yang diberitahukan itu di luar jangkauan akal manusia.
12. Apa yang beliau khawatirkan terhadap umatnya hanyalah munculnya para pemimpin yang menyesatkan.
13. Perlunya perhatian terhadap makna dari penyembahan berhala.

=============================

I. Dalil pertama QS. An-Nisa’: 51

Allah berfirman kepada Nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam dalam konteks pengingkaran mengenai orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah diberikan kitab sebagai petunjuk namun mereka tetap beriman dan beribadah kepada al-Jibt dan Thagut.

Al-Jibt dan Thaghut

Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu mengatakan :

الجبت: السحر، والطاغوت: الشيطان

“Al-Jibt adalah sihir dan Thaghut adalah setan.” (Shahih Bukhari: 8/251, Fathul Majid: 296)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan:

“Al-Jibt ada yang mengatakan sihir, ada pula yang mengatakan berhala. Yang lebih benar bahwa Al-Jibt adalah sebutan umum untuk setiap berhala, sihir, dukun atau yang semisal dengannya.” (Al-Qoulul Mufid: 1/456)

Thagut secara istilah sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah:

مَا تَجَاوَزَ بِهِ العَبْدُ حَدَّهُ مِنْ مَعْبُوْدِ أَوْ مَتْبُوْعٍ أَوْ مُطَاعٍ

Thaghut adalah apa saja yang dilampau batasi oleh seorang hamba, dari seuatu yang diibadahi, diikuti, atau ditaati. (I’lamul Muwaqqi’in: 1/54, Fathul Majid: 42)

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah mengatakan:

والطواغيت كثيرة ورؤسهم خَمْسَةٌ : إِبْلِيسُ لَعَنَهُ اللهُ، وَمَنْ عُبِدَ وَهُوَ رَاضٍ ، وَمَنْ دَعَا النَّاسَ إِلَى عِبَادَةِ نَفْسِهِ ، ومن أدعى شيئاً من علم الغيب ، ومن حكم بغير ما أنزل الله

“Thagut itu banyak, gembongnya ada lima yaitu Iblis, siapa saja yang diibadahi dan ia ridha, siapa saja yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya, siapa saja yang mengaku-ngaku mengetahui sesuatu dari ilmu ghaib, siapa saja yang berhukum dengan selain hukum Allah.” (Syarh Tsalatatul Ushul: 153-154)

Munasabah Ayat

Muhasabah (kesesuaian) ayat dengan bab pembahasan dapat diketahui dengan bantuan keterangan dari hadits yaitu sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

 لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

“Sesungguhnya kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sampai pun nanti mereka masuk kedalam lubang dhab kalian akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) bertanya: “Apakah mereka adalah Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi” (HR. Bukhari: 7320)

Apabila dahulu orang-orang yang diberi kitab (Ahlul Kitab) beriman kepada Al-Jibt dan Thaghut, maka umat ini yang telah diberikan Al-qur’an tidak mustahil pula untuk beriman kepada Al-Jibt dan Thaghut. Sebab sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa akan ada di antara umat ini yang akan mengikuti jalannya Ahlul Kitab. (Lihat: Al-Qaulul Mufid: 1/456, Al-Mulakhkhas fi Syarh Kitabit Tauhid: 189)

II. Dalil kedua QS. Al-Maidah: 60

Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk mengabarkan kepada orang-orang yang menjadikan agamanya mereka sebagai permainan dari kalangan Ahlul Kitab tentang balasan buruk dari Allah berupa dijauhkan dari rahmat Allah, mendapat murka Allah, dirubah bentuk fisiknya menjadi kera dan babi, serta dirubah batin mereka dengan mentaati setan sekaligus berpaling dari wahyu. (Lihat: Al-Mulakhkhash fi Syarh Kitabit Tauhid: 190-191)

Kaum yang dijadikan kera

Mereka adalah Ashhabu As-Sabt dari kalangan umat Yahudi sebagaimana yang disebutkan di dalam firman Allah:

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ

Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina”. (QS. Al-Baqarah: 65)

Kaum yang dijadikan babi

Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah mengatakan: “Kaum yang dirubah menjadi babi adalah orang-orang Nasrani yang mengingkari Maidah Nabi Isa. Dan ada pula pendapat yang mengatakan bahwa kedua perubahan bentuk terjadi pada Ashabu as-Sabt dari kaum Yahudi. Para pemudanya dirubah menjadi kera sedang para orang tuanya dirubah menjadi babi.” (Al-Mulakhkhash fi Syarh Kitabit Tauhid: 190)

Munasabah Ayat

Apabila di kalangan Ahlul Kitab ada orang-orang yang menyembah thaghut maka akan terjadi pula pada umat ini.

III. Dalil ketiga QS. Al-Kahfi: 21

Allah mengabarkan tentang ucapan para penguasa setelah sepeninggal Ashabul Kahfi bahwa mereka akan mendirikan tempat peribadahan yaitu untuk beribadah kepada Allah ditempat itu serta agar dapat mengingat keadaan orang-orang shalih (Ashabul Kahfi). Dan berita ini adalah bentuk penghinaan kepada mereka sekaligus peringatan untuk kita.

Munasabah Ayat

Sebagaimana keterangan hadits bahwa akan ada dari umat ini akan mengikuti jalan umat-umat terdahulu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

 لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ ، قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ

“Sesungguhnya kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sampai pun nanti mereka masuk kedalam lubang dhab kalian akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) bertanya: “Apakah mereka adalah Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi.” (HR. Bukhari: 7320)

Sehingga sebagaimana umat terdahulu menjadikan kuburan orang-orang shalih menjadi masjid maka akan ada pula dari umat Islam ini yang akan menjadikan kuburan atau tempat keramat sebagai tempat peribadahan.

Bahaya Ghuluw terhadap kuburan

Sifat ghuluw terhadap kuburan meski terlihat kecil dan sepele tapi ia akan mengantarkan kepada kerusakan yang lebih besar, oleh karena itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu ketika mengutusnya:

أَنْ لَا تَدَعَ تِمْثَالًا إِلَّا طَمَسْتَهُ وَلَا قَبْرًا مُشْرِفًا إِلَّا سَوَّيْتَهُ

Hendaklah kamu jangan meninggalkan patug-patung kecuali kamu hancurkan, dan jangan pula kamu meninggalkan kuburan kecuali kamu ratakan. (HR. Muslim: 969)

IV. Hadits Abu Sa’id al-Khudri

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengabarkan sebuah berita yang akan terjadi pada ummatnya. Bahwasanya akan ada di antara ummatnya yang melakukan apa yang dilakukan oleh Yahudi dan Nasrasi sampai pun dalam hal yang bodoh dan sangat asing. Tidak hanya dalam ibadah akan tetapi juga dalam akhlak dan muamalah.

Qudzdzah adalah bulu anak panah yang ada pada ujung pangkalnya sebagai penyeimbang.

Hadits ini meski merupakan berita, namun maknanya adalah larangan yang keras untuk umatnya agar jangan sampai seperti itu.

Munasabah Hadits

Hadits ini merupakan salah satu dalil bahwa akan ada di antara umat ini yang terjerumus pada kesyirikan sebagaimana yang terjadi ada umat Yahudi dan Nasrani. Sebagaimana mereka menyembah berhala dan patung-patung maka di umat ini akan ada pula yang

V. Hadits Tsauban

Umat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam akan menguasai dunia, memanjang dari timur ke barat. Diberikan kemuliaan dengan dapat menaklukkan dua imperium besar yaitu Romawi dan Persia. Setelah zaman kejayaan itu akan datang masa kemunduran muncul banyak fitnah sebagai tanda semakin dekatnya hari kiamat, mulai dari pemimpin yang menyesatkan, nabi palsu, pertumpahan darah, pengikut kesyirikan dan penyembah berhala.

Namun meski banyak kejelekan yang terjadi di akhir zaman itu, akan tetap ada segolongan dari umat ini yang masih tetap tegar diatas kebenaran mereka tidak tergoyahkan dengan apa yang terjadi karena mereka diberi pertolongan oleh Allah subhanahu wata’ala.

Munasabah Hadits Dengan Bab

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengabarkan dalam hadits ini bahwa salah satu tanda hari kiamat semakin dekat akan ada sekelompok orang dari ummatnya yang menyembah berhala

Islam akan saling bunuh

Umat Islam tidak akan dikuasai musuh sampai mereka sendiri yang saling bunuh dan saling tawan. Ketika hal itu telah terjadi maka musuh-musuh mereka akan menguasai mereka.

Dan itulah yang terjadi, di antaranya adalah peristiwa penyerangan kaum Tartar yang sangat mengerikan. Disebutkan bahwa di Baghdad saja mereka melakukan pembantaian lebih dari 500 ulama dalam satu hari. (Lihat Al-Qaulul Mufid: 1/477)

Baca juga:

Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Penulis: Zahir Al-Minangkabawi
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda  di admin berikut klik

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !