Mencicipi Masakan Ketika Berpuasa
Mencicipi masakan selama tidak masuk ke kerongkongan maka tidak membatalkan puasa. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata:
لَا بَأْسَ أَنْ تَذُوقَ الخَلَّ أَوْ الشَّيْءَ مَا لَمْ يَدْخُلْ حَلْقَهُ وَهُوَ صَائِمٌ
“Tidak mengapa mencicipi cuka atau suatu makanan, selama tidak masuk ke dalam kerongkongannya pada saat sedang berpuasa.” (Ibn Abi Syaibah: 3/47)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Mencicipi makanan dimakruhkan jika tidak diperlukan, tetapi tidak membatalkan puasa. Adapun jika ada suatu keperluan maka hukumnya seperti berkumur-kumur.” (Majmu’ al-Fatawa: 25/266)
Termasuk dalam kategori mencicipi makanan ialah mengunyah makanan untuk suatu keperluan. Diriwatkan dari Yunus dari Hasan Al-Bashri rahimahullah. Yunus berkata: “Aku melihatnya mengunyah makanan untuk anaknya padahal sedang berpuasa. Ia mengunyahnya kemudian mengeluarkannya dari mulutnya, lalu menyuapkannya pada mulut anaknya.” (Abdurrazaq: 7512)
Referensi: Shahih Fiqh as-sunnah: 2/112