Pribadi Hebat
Manusia adalah salah satu makhluk yang dimuliakan serta diberi nilai lebih dari sekian banyak makhluk Allah yang ada. Allah berfirman:
وَ لَقَدْ كَرَّمْنا بَنِي آدَمَ وَ حَمَلْناهُمْ فِي الْبَرِّ وَ الْبَحْرِ وَ رَزَقْناهُمْ مِنَ الطَّيِّباتِ وَ فَضَّلْناهُمْ عَلى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنا تَفْضِيلاً
“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”(QS.Al-Isra’ 70)
Tapi dimanakah nilai lebihnya itu? Jika dari kekuatan tubuh, manusia telah dikalahkan oleh gajah, singa, harimau dan hewan-hewan buas lain. Jika dari keelokan rupa, telah dikalahkan oleh burung merak. Jika dari kekayaan, juga dikalahkan oleh luwak dan burung wallet. Sebab, luwak dengan kotorannya serta burung wallet dengan ludahnya, lebih berharga dari kotoran dan ludahnya manusia.
Nilai seorang manusia terletak pada kepribadian serta sifat-sifat yang ada pada dirinya. Semakin baik akhlak dan kuat kepribadiannya, semakin berharga dia di mata orang lain. Dua puluh ekor kerbau yang sama gemuk, kuat dan kepandainnya, harganya tidak akan jauh berbeda. Akan tetapi, dua puluh orang manusia yang sama tinggi dan beratnya belum tentu sama harganya. Sebab, nilai kerbau ada pada tubuhnya, sedangkan manusia pada pribadinya. (Disadur dari Pribadi Hebat, karya Buya Hamka hlm. 2 dengan penyesuaian)
Kepribadian yang dimaksud yaitu iman, takwa serta akhlak yang mulia. Keimanan dan ketakwaan berkaitan dengan hubungan dia dengan Allah. Sedangkan, akhlak yang baik berkaitan dengan hubungannya dengan sesama manusia. Semakin tinggi tingkat ketakwaan seseorang semakin mulia kedudukannya. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِي
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.Al-Hujurat 13)
Dan semakin baik akhlaknya, semakin bernilai dia disisi Allah dan di mata manusia yang lain. Dengan akhlak baik dia menjadi manusia terbaik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya yang terbaik dari kalian adalah yang paling bagus akhlaknya.” (HR.Bukhari 3559)
Keutamaan akhlak mulia
Seorang muslim harus memiliki pribadi yang hebat. Agar dia diterima oleh semua kalangan. Dan diantara faktor penentu dalam hal ini adalah akhlak yang mulia. Oleh sebab itu, akhlak yang mulia memiliki keutaman yang besar dalam Islam, diantaranya:
1. Orang yang paling dicintai. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR.Bukhari 3759)
Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepada Al-Asyaj bin Abdul Qois radhiyallahu anhu:
إِنَّ فِيكَ خَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ الْحِلْمُ وَالأَنَاةُ
“Sesungguhnya pada dirimu ada dua hal yang dicintai oleh Allah; santun dan hati-hati (tidak tergesa-gesa).” (HR.Muslim 126)
2. Tanda kesempurnaan iman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحَاسِنُهُمْ أَخْلاقًا ، الْمُوَطَّئُونَ أَكْنَافًا ، الَّذِينَ يَأْلَفُونَ وَيُؤْلَفُونَ ، وَلاَ خَيْرَ فِيمَنْ لا يَأْلَفُ وَلاَ يُؤْلَفُ
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, yang mau merendahkan pundaknya. yaitu orang-orang yang mau bersikap akrab dan mau diajak bersikap akrab. Dan tidak ada kebaikan pada diri orang yang tidak mau bersikap akrab dan tidak mau diajak bersikap akrab.” (HR.Thabrani, Mu’jamus Shagir 605)
3. Mencapai derajat orang yang shalat malam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
“Sesungguhnya seorang mukmin akan mencapai derajat orang yang puasa dan orang yang shalat malam dengan kemuliaan akhlaknya.” (HR.Abu Daud 4800)
Bisa diusahakan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ، وَإِنَّمَا الْحِلْمُ بِالتَّحَلُّمِ
“Sesungguhnya ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar dan sifat santun diperoleh dengan latihan.” (HR.Thabrani, Mu’jamul Kabir: 1763)
Akhlak tidak seperti susu yang tumpah yang tidak mungkin untuk diselamatkan dan dirubah. Akhlak itu ada ditangan kita. Kitalah yang akan menetukan baik atau buruknya. Perhatikanlah hadits diatas, seorang yang ingin memiliki pribadi yang santun, hendaknya melatih dirinya untuk berlaku santun. Begitu juga seorang yang ingin mempunyai sifat pemurah atau dermawan, hendaknya dia melatih dirinya dengan sering melakukan perbuatan orang-orang yang dermawan. Begitu seterusnya.
Tidak ada yang mustahil dalam merubah sifat. Singa saja yng dikenal dengan hewan paling buas, dengan cara-cara tertentu bisa menjadi jinak dan bersahabat. Bahkan, bisa dijadikan objek hiburan,seperti yang dilakukan oleh para pemain siskus. Lantas bagaimana dengan manusia, bukankah manusia jauh berbeda dengan singa?!
#tulisan lama baru diposting
Ini adalah tulisan yang pernah terbit di MASAAL (Mading Santri Al-Furqon) dengan judul “Pribadi Hebat” pada tahun 2016 lalu
Penulis: Zahir Al-Minangkabawi
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom
amat baik kandungannya. Mohon dimanfaatkan