Puasa Arafah Haruskah Bersamaan Dengan Wuquf Di Arafah?

Soal: Assalamu’alaikum. Mohon pencerahannya Ustadz, kalau tahun ini nggak ada haji bagaimana dengan ibadah Qurban, apakah tetap boleh dilaksanakan? Dan bagaimana dengan puasa Arafah? (Abdul Hadi, Qatar +974 7747 7xxx)

Jawab:

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah washshalatu wassalamu ‘ala rasulillah amma ba’du.

Sebelumnya, informasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi beberapa hari yang lalu bahwa haji tahun ini di tengah pandemik Covid-19 yang masih melanda dunia tetap diadakan, meskipun dengan jumlah terbatas. Alhamdulillah.

Untuk ibadah qurban dan puasa Arafah, keduanya berkaitan dengan waktu bukan dengan tempat, sehingga anggaplah haji tahun ini tidak ada maka kedua ibadah ini tetap dilaksanakan sesuai dengan waktunya di masing-masing negara yaitu tanggal 9 Dzul Hijjah untuk puasa Arafah, meskipun berbeda antara satu negara dengan negara yang lain.

Demikian pula, jika seandainya terjadi perbedaan penetapan awal masuknya Dzul Hijjah antara suatu negara dengan Arab Saudi yang mengakibatkan terjadinya perbedaan tanggal 9 Dzul Hijjahnya (hari Arafah) maka seorang muslim hendaknya mengikuti negaranya meskipun hari tersebut tidak bersamaan dengan Wuquf di Arafah.

Pernah ditanyakan kepada Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Barrak hafizahullah , pertanyaan: Kami di India tahun ini 1439 H, hari Senin besok adalah tanggal 8 Dzul Hijjah padahal bagi jama’ah haji (di Arab Saudi) adalah tanggal 9. Apakah kami berpuasa mengikuti jama’ah haji (yang wuquf) ataukah sesuai dengan tanggal kami di India?

Syaikh Abdurahman bin Nashir Al-Barrak hafizahullah menjawab:

فيومُ عرفة مِن حيث استحباب صيامه لا يرتبط بيوم الوقوف بعرفة ، بل هو اليوم التاسع مطلقًا في كلّ بلد بحسبه ، وكذلك عشر ذي الحجة تكون بحسب رؤية الهلال في كلّ بلد ، كما يصنع المسلمون في سائر البلدان في الصّيام والإفطار في دخول رمضان وشوال ، وعلى هذا فيوم الثلاثاء التاسع مِن ذي الحجة عندكم هذا العام هو اليوم الذي يستحبّ لكم صيامه ، كما أن يوم الأربعاء هو يوم النَّحر عندكم

“Puasa Arafah dari sisi anjuran berpuasanya tidak berkaitan dengan hari Wuquf di Arafah. Akan tetapi dia adalah puasa hari kesembilan (bulan Dzul Hijjah) secara mutlak di setiap negeri. Demikian pula 10 Dzul Hijjah (Idul Adha) seseuai dengan ru’yah hilal pada masing-masing negara, sebagaimana yang telah dilakukan oleh umat Islam di seluruh negeri dalam hal berpuasa dan berbuka, masuknya Ramadhan dan Syawwal. Berdasarkan hal ini, maka hari selasa besok 9 Dzul Hijjah di negara kalian tahun ini itulah hari yang dianjurkan untuk puasa Arafah. Sedangkan hari rabunya adalah hari Nahr (Idul Adha) bagi kalian.” (Disadur dari website resmi beliau dengan judul Hal Shiyamu Arafah Murtabith bi Al-Wuquf bi Arafah)

Dan disebutkan dalam fatwa Islam.Web:

وصيام يوم عرفة منفصل عن وقوفه في عرفة، فالصيام يشرع لمن لم يكن حاجاً، وبالتالي فهو مربوط بالزمن وليس بالمكان،

Puasa Arafah terpisah dari Wuquf di Arafah. Puasa tersebut disyariatkan kepada selain jama’ah haji, karenanya dia berkaitan dengan waktu bukan tempat. (Disadur dari artikel dengan judul: Shiyamu Arafah Murtabith bi Az-Zaman wa Laisa Bi Al-Makan)

Dari keterangan para ulama ini, maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa puasa Arafah dan Qurban tetap dilaksanakan sesuai dengan penetapan ru’yah hilal pada masing-masing negara, meskipun anggaplah memang tidak ada haji. Karena dia berkaitan dengan waktu yaitu tanggal 9 Dzul Hijjah bukan Wuquf di Arafah. Wallahu a’lam.

Baca juga Artikel:

Mendulang Pahala di Sepuluh Awal Bulan Dzulhijjah – Khutbah Jum’at

Maktabah Az-Zahiriy Jatimurni, Rabu 3 Dzul Qa’dah 1441H/ 24 Juni 2020 M

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda  di admin berikut KLIK

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !