RAJA’ BIN HAIWAH (KabaUrangDulu017)
Seorang tabi’in, ulama, sekaligus sosok yang pernah menjabat sebagai menteri pada masa kekhilafahan Bani Umayyah, Raja’ bin Haiwah rahimahullah mengatakan:
مَنْ لَمْ يُؤَاخ إِلًّا مَنْ لَا عَيْبَ فِيْهِ قَلَّ صَدِيْقُهُ، وَمَنْ لَمْ يَرْضَ مِنْ صَدِيْقِهِ إِلَّا بِالْإِخْلَاصِ لَهُ، دَامَ سَخَطُهُ، و من عَاتَبَ إِخْوَانَهُ عَلَى كُلِّ ذَنبٍ كَثُرَ عَدُؤُهُ
“Barang siapa yang tidak mau bersaudara kecuali dengan orang yang tidak ada kekurangannya, pastilah sedikit temannya. Dan barang siapa yang tidak ridha terhadap temannya kecuali dengan keikhlasan kepadanya, dia akan selalu merasa marah. Dan barang siapa yang banyak mencela saudaranya atas setiap kesalahan, maka banyak musuhnya.” (Munajjid al-khatib: 2/18) Alih bahasa: Ismianti, Bogor
_________________
Begitulah, jika kita masih hidup dan berteman dengan sesama manusia, maka ketahuilah bahwa manusia siapa pun ia pasti tidak lepas dari salah, cacat dan kurang. Hanya para Nabi dan Rasul saja yang ma’shum (terjaga dari kesalahan), selain mereka tetaplah anak Adam. Sedangkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Setiap anak Adam pasti bersalah dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi: 2499, dihasankan oleh Syaikh al-Albani)
Oleh sebab itu kita ini hidup untuk saling melengkapi bukan untuk saling membanggakan diri.