Rugi Besar Karena Enggan Berbakti

Tidak ada manusia yang ingin merugi. Tapi, betapa banyak orang-orang yang merugi sedangkan ia tidak sadar telah merugi, terlebih di zaman kita ini. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda:

 رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ، قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

“Rugi besar ia! Rugi besar! Rugi besar!” Seorang bertanya: “Siapa dia wahai Rasulullah?” Beliu menjawab: “Orang yang mendapati salah seorang atau kedua orang tuanya ketika mereka sudah renta tapi ia tidak masuk surga.”(HR. Muslim: 2551)

Mengapa mereka tidak masuk surga? Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan: “Orang itu masuk surga karena ia berbuat baik kepada kedua orang tuanya dan memberikan nafkah terutama pada saat mereka sudah lanjut usia atau lemah fisiknya, sehingga barang siapa tidak peduli dengan orang tuanya maka tidak masuk surga.” (lihat: Syarh Shahih Muslim 8/338)

Alangkah mirisnya kita menyaksikan kenyataan di zaman ini. Berapa banyak orang tua yang dibiarkan terlantar oleh anak-anaknya begitu saja. Jangankan untuk memberikan sesuatu buat makan minum mereka bertanya kabar saja tidak.

Sedih memang, karena yang dahulu berjuang untuk tumbuh kembang anak-anaknya, sekarang pun masih terus berjuang untuk menyambung hidup mereka. Mereka yang senantiasa berusaha memberikan kebahagian untuk anaknya, dibalas dengan sesatu yang membuat hati mereka remuk redam. Menutup mata bersama air mata kesedihan.

Maka oleh sebab itu, jika kita masih punya orang tua jangan sia-siakan. Segera jenguk, tanyakan kabar, cium kedua tangannya, tanyakan apa yang mereka butuhkan, minta maaf atas segala kesalahan dan kedurhakaan kita, dst. Karena mereka adalah pintu surga kita. Berbaktilah sebelum datang penyesalan.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !