Syarhus Sunnah – #14 Ajal Dan Rezeki
Pada bagian ini Imam Al-Muzani memaparkan tentang akidah Ahlussunnah seputar ajal dan rezeki
Imam Al-Muzani rahimahullah mengatakan:
وَالخَلْقُ مَيِّتُوْنَ بِآجَالِهِمْ عِنْدَ نَفَادِ أَرْزَاقِهِمْ وَانْقِطَاعِ آثَارِهِمْ
Semua makhluk akan mati sesuai ajal mereka ketika telah habis jatah rezekinya dan terputus langkah hidupnya.
❀•◎•❀
Pelajaran Berharga dan Penjelasan
Dari ucapan Imam Al-Muzani ini ada beberapa faidah dan pelajaran berharga yang dapat kita petik, yaitu:
Pelajaran pertama: Ajal dan rezeki telah ditakdirkan.
Ajal dan rezeki saling berjalan bersama keduanya telah ditetapkan oleh Allah sebelum seorang terlahirk ke dunia. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang proses penciptaan manusia:
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ فِى ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ فِى ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ
“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya dalam bentuk setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi segumpal darah selama empat puluh hari juga, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh. Kemudian malaikat itu diperintahkan untuk menulis empat perkara padanya; menuliskan rezeki, ajal, amal dan kecelakaan atau kebahagiannya.”[1]
Bahkan lebih jauh dari itu, ajal dan rezeki telah ditulis di Lauh mahfuzh sebalum adanya langit dan bumi. Karena keduanya masuk kedalam takdir. Rasulullah shallallahu alaihi wasallambersabda:
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah mencatat seluruh taqdir semua makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” [2]
Pelajaran Kedua: Manusia tidak akan mati sebelum habis jatah rezekinya
Semua makhluk akan mati ketika telah sempurna jatah rezekinya, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ
“Sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya.” [3]
Bahkan, dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu alaihi wasallammengum-pamakan rezeki itu ibarat kematian. Dari Jabir, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallampernah bersabda:
لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ هَرَبَ مِنْ رِزْقِهِ كَمَا يَهَرَبُ مِنَ الْمَوْتِ؛ لَأَدْرَكَهُ رِزْقُهُ كَمَا يُدْرِكُهُ الْمَوْتُ
“Seandainya anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mendatanginya sebagaimana kematian mendatanginya.” [4]
Oleh karena itu, seorang mukmin yang kuat keyakinannya akan hal ini tidak akan merasa gundah dan gelisah memikirkan rezekinya. Ia percaya bahwa rezekinya telah ditetapkan oleh Allah sebagaimana kematian.
[1] HR. Bukhari: 3208, Muslim: 2643
[2] HR. Muslim: 2653
[3] HR. Al-Hakim dalam al-Mustadrak: 2135, ash-Shahihah: 6/209
[4] HR.Ibnu Hibban, dishahihkan Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah: 952
Lihat arsip pembahasan kitab Syarhus Sunnah Imam Al-Muzani disini:
Syarhus Sunnah Imam Al-Muzani
Selesai disusun di Jatimurni Bekasi, Ahad 9 Rajab 1442 H/ 21 Februari 2021M
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom
Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda di admin berikut KLIK