Mengatasi Bayi Sering Menangis
Kami yakin bahwa setiap orang tua yang sayang kepada anaknya tentu sedih bila sang buah hati sering menangis. Bahkan boleh jadi jengkel, hati bertambah keras ketika anak sering menangis, bahkan lalu dipukul. Ketahuilah, kekerasan tidaklah akan menyelesaikan perkara.
Orang tua tidak perlu sedih dan panik ketika anaknya sering menangis. Carilah penyebabnya, karena setiap problem atau penyakit pasti ada obatnya. Allah berfirman:
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. asy-Syarh: 6)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan Dia menurunkan pula obatnya.” (HR. al-Bukhari: 19/89)
Mengapa Bayi Sering Menangis?
Bayi menangis tentu ada sebabnya. Bisa jadi karena ditinggal kekasihnya dan akan diam bila kekasihnya datang menghampirinya. Atau karena haus dan lapar yang kalau dengan diberi makan dan minum dia akan diam, atau dia risih dengan kotoran atau najis yang mengenai badannya, atau karena kulit pantat atau kelaminnya terluka karena pengaruh popok atau diaper yang terkadang orang tua kurang memperhatikannya, atau perutnya kembung, atau karena yang lain.
Orang tua hendaknya mengerti dan waspada apa yang dirasakan oleh anaknya, karena dia belum mampu menyampaikan keluhannya. Dia hanya bisa menangis bila merasakan sakit atau bila tidak terpenuhi keinginannya. In syaa Allah dengan mencari dan mengatasi penyebabnya anak akan menjadi tenang dan tidak menangis lagi. Kecuali bila pembawaannya memang suka menangis, orang tua hendaknya bersabar dan insya Alloh tangisan anak ada manfaatnya.
Apabila penyebabnya sudah dicari ternyata tidak ada, coba dibawa ke dokter, barangkali ada penyakit dalam yang orang tua tidak mengetahuinya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً ، إِلاَّ قَدْ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً ، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ ، وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan Dia menurunkan obatnya. Sebagian orang mengetahui obatnya, dan sebagian lagi tidak mengetahuinya.” (HR. Ahmad 1/377, dishohihkan oleh al-Albani dalam Shohihul Jami’ 1089)
Jika dinyatakan oleh dokter spesialis anak bahwa dia tidak sakit, tentu ada penyebab lain. Mungkin dia diganggu oleh orang yang dengki atau makhluk halus berupa jin.
Gangguan jin memang ada. Oleh karena itulah kita disuruh membaca surat al-Falaq dan an-Nas karena surat ini mengandung permohonan perlindungan kepada Allah dari gangguan setan manusia dan setan jin.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah melihat di rumahnya ada budak perempuan yang wajahnya pucat, muram dan hitam. Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda:
اسْتَرْقُوا لَهَا فَإِنَّ بِهَا النَّظْرَةَ
“Ruqyahlah (bacakan ayat al-Qur’an) dia, karena dia terkena gangguan makhluk halus.” (HR. al-Bukhari: 7/171)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَىْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ وَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فَاغْسِلُوا
“Penyakit al-ain karena dilihat oleh orang yang dengki itu benar adanya. Seandainya ada sesuatu yang mendahului takdir, tentu penyakit ain-lah yang mendahuluinya. Apabila kamu diminta memandikan, maka mandikanlah dia.” (HR. Muslim: 7/13)
Imam Malik rahimahullah berkata: Apabila kamu diminta untuk memandikan orang yang terkena penyakit ain, maka basuh wajahnya, dua tangannya, dua sikunya, dua lututnya dan ujung jari kakinya dan semua badannya dengan air yang dimasak. (Faidhul Qodir 5/416)
Sebagian ulama menjelaskan, hendaknya dimandikan dengan tujuh lembar daun bidara atau berapa saja. Ada yang mempraktikkan dicampur dengan tawas dan satu sendok garam, lalu dimasak sampai mendidih dan dimandikan, maka sembuh penyakitnya, dan inilah sering kami praktikkan ketika ada orang mengeluh terkena gangguan jin. Alhamdulillah Allah menyembuhkan gangguan tersebut.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Hendaknya orang yang terkena penyakit ain (gangguan jin) berwudhu dan mandi.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah 6/61)
Inilah pengobatan Tibbun Nabawi yang sangat manjur, tentunya dengan kehendak Allah subhanahu wata’ala.
Cara meruqyah anak yang terkena gangguan jin
Jika dimandikan dengan daun bidara atau diberi minum daun bidara belum sembuh atau tidak ada reaksi, maka kita mencoba meruqyahnya dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an dan do’a yang ma’tsur dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam atau para ulama sunnah. Caranya:
• Upayakan rumah tidak ada gambar yang bernyawa, anjing dan barang yang dianggap keramat, semisal keris, azimat, ayam atau burung yang dianggap bisa menangkal bala’, tidak dinyalakan TV, tidak ada suara nyanyian, karena benda ini menghalangi malaikat rahmat masuk di rumah kita.
• Bersucilah sebelum meruqyah. Bila perlu, mandi dan shalatlah dua raka’at di rumah, memohon kepada Allah agar dia disembuhkan penyakitnya, sebagaimana beliau menjalankan shalat dua raka’at pada saat berkunjung di rumah sahabatnya.
• Bacakanlah di telinga anak yang menangis surat al-Fatihah, Ayat Kursi, dua ayat yang terakhir dari surat al-Baqarah, surat al-A’raf 117-122, Yunus 80-82, Thaha 65-69, al-Kafirun, al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas. Mulailah dengan bacaan ta’awwudz setiap membaca ayat tadi. Atau membaca surat lainnya juga tidak mengapa, karena semua ayat al-Qur’an adalah syifa’ (obat).
In syaa Allah jika penyebabnya diganggu jin, anak akan diam sebelum kita selesai membaca semua surat tersebut. Alhamdulillah pengobatan ini sering kami praktikkan dan hasilnya cukup memuaskan.
• Jika mungkin memahami makna ayat yang dibaca maka itu lebih baik karena mengena sasarannya.
• Hendaknya kita tidak menzholimi orang lain, baik dengan mengambil hartanya tanpa haq, atau dengan melontarkan perkataan atau perbuatan yang menyakitinya. Sebab terkadang orang yang dizholimi akan memendam dendam dan ingin membalas dengan cara yang halus. Dia pergi ke tukang sihir atau dukun, lalu dukun itu meminta bantuan jin dengan mengirim buhul-buhul kepada orang yang dituju. Atau bisa jadi dia berdoa, lalu doanya dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala.
• Hendaknya orang yang meruqyah memiliki ilmu dien (agama) yang cukup, beramal shalih, menjauhi makan dari hasil yang haram karena hal itu bisa jadi menghalangi terkabulnya doa, sebagaimana diterangkan dalam hadits yang shahih.
Hindarkan anak dari gangguan jin
Untuk membendung kemungkinan anak diganggu jin, upayakan anak tidak keluar pada saat matahari tenggelam, dan tutuplah pintu dan jendela rumah, karena pada saat itu setan sedang menyebar di mana-mana. Tutuplah makanan dan minuman agar setan tidak makan dan minum bersama kita. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ، أَوْ أَمْسَيْتُمْ – فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَحُلُّوهُمْ وَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا
“Apabila matahari menjelang terbenam, cegahlah anakmu keluar dari rumah, karena waktu itu setan sedang menyebar. Apabila sudah agak petang, mereka boleh keluar. Tutuplah pintu dan bacalah bismillah, karena setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup.” (HR. al-Bukhori: 4/155)
Apabila anak diajak keluar, hendaknya sang ibu atau bapak membaca doa untuk dirinya dan anaknya:
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
“Dengan menyebut nama Alloh, aku bertawakal kepada Alloh. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah.”
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa keluar dari rumah lalu membaca:
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
Dikatakan kepadanya: ‘Engkau telah mendapatkan petunjuk, engkau telah dicukupi, engkau telah dijaga dan dijauhkan dari gangguan setan.’” (HR. at-Tirmidzi)
Dan ditambahkan oleh Abu Dawud: “Setan itu memberitahu setan lain, ‘Bagaimana mungkin kamu bisa menggoda orang ini, padahal dia telah mendapatkan petunjuk, telah dicukupi dan dijaga dari segala gangguan?!’” (HR. Abu Dawud, dishohihkan oleh al-Albani 4/486)
Jangan lupa berwudhu ketika hendak tidur dan bacalah do’a sebelum tidur, Ayat Kursi, surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas tiga kali. Setelah itu, tiupkan bacaan ketiga surat ini ke kedua telapak tangannya dan diusapkan ke semua anggota badannya, mulai dari ubun-ubun sampai telapak kaki, sebagaimana keterangan hadits yang shahih. Dan akhirilah dengan doa:
أللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ ، وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
Semoga dengan mengawali mendidik anak sesuai sunnah, anak akan dilindungi oleh Allah dari gangguan makhluk halus dan menjadi anak yang shalih dan shalihah.