SEBURUK-BURUKNYA KAUM SETELAH RAMADHAN
Tidak ada kata pensiun dalam beribadah. Selama hayat dikandung badan selama itu pula kewajiban menyembah Allah ada di pundak kita. Ibadah tidak terhenti dengan berakhirnya Ramadhan, karena Allah berfirman:
Sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu kematian. (QS. Al-Hijr: 99)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menjelaskan tentang hakikat sebuah ibadah yang sesungguhnya, yaitu terus menerus tanpa henti meski hanya sedikit. Beliau bersabda:
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang paling continue meski hanya sedikit.” (HR. Muslim: 2818)
Perlu diketahui bahwa seburuk-buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah pada bulan Ramadhan.
Pernah dikatakan kepada Bisyr al-Hafiy, bahwasanya ada sebuah kaum yang hanya beribadah pada bulan Ramadhan dan bersungguh-sungguh dalam beramal. Ketika Ramadhan berakhir mereka pun meninggalkan amal. Maka Bisyr mengatakan: “Seburuk-buruknya kaum adalah mereka yang tidak mengenal Allah kecuali hanya pada bulan Ramadhan saja.” (Miftahul Afkar: 2/283)
Maka karenanya, jangan sampai ketika bulan Ramadhan yang lalu kita rajin shalat berjama’ah ke masjid namun ketika ia berlalu kita malah rajin shalat di rumah. Jangan sampai al-qur’an yang sering kita baca di bulan Ramadhan yang lalu sekarang malah kita letakkan di lemari, disusun rapi kemudian kita katakan: “Sampai jumpa di Ramadhan berikutnya.”
Allah yang kita sembah di bulan Ramadhan juga Allah yang kita sembah di luar bulan Ramadhan. Oleh sebab itu, jangan sampai meninggalkan ibadah yang telah kita latih di bulan Ramadhan agar kita tidak menjadi manusia terburuk.