CARA MENEPIS SIFAT HASAD

Hasad adalah awal kecelakaan besar. Dosa yang pertama terjadi di langit dan di bumi. Maka berhati-hatilah terhadap dosa yang satu ini. Disebutkan oleh Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya, pernah dikatakan bahwa:

الْحَسَدُ أَوَّلُ ذَنْبٍ عُصِيَ اللَّهُ بِهِ فِي السَّمَاءِ، وَأَوَّلُ ذَنْبٍ عُصِيَ بِهِ فِي الأَرْضِ، فَحَسَدَ إِبْلِيْسُ آدَمَ، وَحَسَدَ قَابِيْلُ هَابِيْلَ.

“Hasad merupakan dosa pertama Allah didurhakai di langit dan dosa pertama Allah didurhakai di bumi, (di langit) Iblis hasad kepada Adam dan (di bumi) Qobil hasad kepada Habil.” (Al-Jami’u li Ahkamil Qur’an: 6/416, tafsir QS. An-Nisa’: 54-55)

Lalu bagaimana obatnya? Mari belajar dari Nabi Zakaria ‘alaihissalam. Dihikayatkan oleh Allah subhanahu wata’ala bahwa:

كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِندِ اللَّهِ ۖ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَن يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS. Ali Imran: 37)

Perhatikanlah, bagaimana Nabi Zakariya melihat nikmat yang ada pada Maryam. Satu kesempatan jalan masuknya setan untuk menyalakan api hasad dalam hati. Tapi, apa yang beliau lakukan untuk menepis hal itu? Ayat selanjutnya, yaitu:

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (QS. Ali Imran: 38)

Nabi Zakariya ‘alaihissalam berdoa meminta keutamaan Allah dan kasih sayang-Nya. Dan doa beliau pun dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala.

Oleh sebab itu, di antara cara untuk menghilangkan sifat hasad adalah ketika kita melihat saudara kita mendapat nikmat dari Allah maka berdoalah meminta keutamaan dan kebaikan dari Allah, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Zakariya ‘alaihissalam. Jangan berikan kesempatan bagi setan untuk menyalakan api hasad dalam hati kita. (Art0275)

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button
0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop
    WhatsApp Yuk Gabung !