Jalan Untuk Mengembalikan Kemuliaan Umat

Siapa diantara kita yang tidak ingin mengembalikan kemuliaan umat. Di tengah zaman yang semakin hari semakin tak menentu, kita ingin berpartisipasi dalam tugas besar itu. Namun, sebelum kita melangkah lebih jauh, satu hal yang harus kita pahami bahwa solusi utama kemuliaan umat adalah kembali pada agama yang benar.

Selama umat Islam tidak kembali pada agamanya yang benar, niscaya mereka akan tetap menjadi bulan-bulanan musuh. Semakin kuyup dengan dosa dan maksiat semakin hina. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ ، وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ ، سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

“Apabila kalian telah berjual beli dengan sistem ‘inah, mengekor hewan ternak kalian, terbuai dengan cocok tanam dan meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kehinaan. Ia tidak akan mencabutnya hingga kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Dawud: 3462)

‘Inah adalah salah satu di antara sistem ribawi. Maka artinya jika umat ini masih larut dalam sistem riba maka ia tidak akan bisa keluar dari kehinaan. Harus kembali kepada agama yang lurus, itu solusinya kata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Sekadar menggembar-gemborkan persatuan antar umat tanpa upaya meluruskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan mengembalikan umat pada ajaran Islam yang murni, tidak akan bermanfaat untuk mengalahkan musuh.

Kalau pun bersatu dalam jumlah yang sangat banyak, namun itu hanya persatuan raga. Persatuan seperti itu tidak memiliki kekuatan, meski banyak, persis seperti buih lautan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا. فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ : بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ

“Akan tiba saatnya umat-umat itu mengerumuni kalian seperti orang-orang yang makan mengerumuni nampannya.” Seorang bertanya: “Apakah karena sedikitnya jumlah kita pada waktu itu?”. Nabi menjawab: “Bahkan kalian saat itu banyak, akan tetapi kalian tak ubahnya seperti buih di lautan.” (HR. Abu Dawud: 4299)

Oleh karenanya, mengembalikan kemuliaan umat adalah dengan cara mengembalikan umat itu sendiri ke agamanya yang murni. Kembali belajar, duduk di majelis taklim, mengkaji akidah yang benar serta hukum halal haram untuk diamalkan. Jika sudah demikian, maka Allah akan angkat kehinaan itu dan memberikan kemuliaan.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !