Macam-macam ‘Ubudiyyah

‘Ubudiyyah yaitu penghambaan kepada Allah subhanahu wata’ala terbagi menjadi beberapa macam. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan:

“‘Ubudiyyah terbagi menjadi tiga macam:
Pertama, ‘ammah (umum). Yaitu penghambaan terhadap rububiyah Allah subhanahu wata’ala. Hal ini mencangkup semua makhluk. Allah berfirman:

إِن كُلُّ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَٰنِ عَبْدًا

Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. (QS. Maryam: 93)

Maka masuk dalam hal ini juga orang-orang kafir.

Kedua, khashah (khusus). Yaitu penghambaan dengan melaksanakan ketaatan secara umum. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا

Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati. (QS. Al-Furqan: 63)

‘Ubudiyyah yang ini mencangkup siapa saja yang menyembah Allah dengan syari’at-Nya.

Ketiga, khashatul khashah (khusus dari yang khusus/pilihan). Ini adalah ‘ubudiyyahnya para rasul ‘alaihimu shalatu wassalam. Allah berfirman tentang Nuh:

إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا

Sesungguhnya dia adalah hamba yang banyak bersyukur. (QS. Al-Isra’: 3)

Dan Allah berfirman tentang Muhammad:

وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), (QS. Al-Baqarah: 23)

Dan Allah berfirman tentang para rasul yang lain:

وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُولِي الْأَيْدِي وَالْأَبْصَارِ

Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. (QS. Shad: 45)

Maka ‘ubudiyyah jenis ini yang disandarkan kepada para rasul adalah ‘ubudiyyah khashahtul khashah karena tidak seorang seorang pun yang bisa menyaingi para rasul tersebut dalam ‘ubudiyyah.”/Art0282

Referensi: Al-Qaulul Mufid ala Kitabit Tauhid, Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, Darul ‘Ashimah, Jilid 1 hal. 28-29

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !