PAGI INI
“Kebaikan di dunia dan kebaikan pula di akhirat” itulah doa yang selalu kita panjatkan setiap hari. Dengan kata lain, kita ingin hidup bahagia di dunia terlebih di akhirat.
Sebenarnya, untuk menjadi orang yang bahagia di dunia itu mudah saja. Tak perlu muluk-muluk, cukup dengan mensyukuri tiga nikmat. Apabila tiga nikmat itu ada pada diri kita, maka ketahuilah sebenarnya kita telah mengumpulkan seluruh kenikmatan dunia. Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barang siapa di antara kamu yang di paginya dalam keadaan aman, sehat tubuhnya dan cukup makanan pokoknya untuk hari itu, maka seakan-akan telah dikumpulkan semua kenikmatan dunia untuknya.” (HR. Tirmidzi: 2346, ash-Shahihah: 2318)
Tiga saja; aman, sehat, dan punya makanan untuk hari itu. Ingat, bukan persedian makanan untuk satu bulan, tapi untuk hari itu saja. Intinya syukuri, tapi inilah yang jadi masalah. Tidak banyak di antara kita yang mampu menjadi hamba yang bersyukur. Kita manusia dan manusia itu selalu berkeluh kesah, kecuali orang yang dirahmati Allah. Allah berfirman:
إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. (QS. al-Ma’arij: 19)
Kita ini manusia, makhluk yang sangat ingkar terhadap nikmat Tuhannya. Allah berfirman:
إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ. وَإِنَّهُ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٌ
Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya. (QS. Al-‘Adiyat: 6-7)
Oleh sebab itu, pagi ini mari lihat tiga nikmat tadi. Jika semua ada maka bersyukurlah dan pahami bahwa kenikmatan dunia sudah kita miliki. Sehingga tak perlu lagi menangisi apa yang akan terjadi pada hari ini. Sukabumi, 020318.