Ushul Tsalatsah – Raghbah, Rahbah, Khusyu’ dan Khasyyah

Pada bagian ini Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah memaparkan beberapa dalil dari Al-Qur’an mengenai Raghbah, Rahbah, Khusyu’ dan Khasyyah

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah mengatakan:

وَدَلِيْلُ الرَّغْبَةِ وَالرَّهْبَةِ وَالخُشُوْعِ قَوْلُهُ تَعَالَى:  إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ . وَدَلِيْلُ الخَشْيَةِ قَوْلُهُ تَعَالَى: فَلَا تَخْشَوْهُمْ

Dalil Raghbah, Rahbah dan Khusyu’ adalah firman-Nya: “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami. (QS. Al-Anbiya’: 90)  Dan dalil Khasyyah adalah firman-Nya: “Janganlah engkau takut kepada mereka.” (QS. Al-Baqarah: 150)

❀•◎•❀

Definisi Raghbah, Rahbah dan Khusyu’

Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan mengatakan: “Raghbah adalah menginginkan sesuatu yang terpuji. Rahbah adalah takut dari sesuatu yang marhub (ditakuti), Allah berfirman:

وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ

Dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut. (QS. Al-Baqarah: 40)

Rahbah adalah bagian dari Khauf. Rahbah dan Khauf satu makna. Khusyu’: merupakan bagian dari tadzallul (penghinaan diri) kepada Allah, tunduk dan menghinakan diri di hadapan-Nya. Khusyu’ termasuk diantara ibadah yang memiliki kedudukan paling agung.” (Syarh Al-Ushul Ats-Tsalatsah: 109)

Dalil yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menunjukkan bahwa Raghbah, Rahbah, dan Khusyu’ adalah sifatnya para nabi dan rasul Allah. Hal ini sekaligus sebagai bantahan terhadap keyakinan sebagian orang Sufi yang mengatakan “Kami tidak beribadah kepada Allah karena mengharap pahala-Nya, tidak pula karena takut terhadap adzab-Nya, kami hanya beribadah karena cinta kepada-Nya saja.”

Keyakinan tersebut adalah sebuah keyakinan yang batil. Karena para nabi berdo’a dan beribadah kepada Allah dengan Raghbah dan Rahbah padahal mereka adalah manusia-manusia yang paling sempurna keimanan dan ketakwaannya.

❀•◎•❀

Makna Khasyyah

Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan mengatakan: Khasyyah merupakan bagian dari Khauf (takut) namun dia lebih khusus dari pada Khauf. Ada yang mengatakan bahwa Khasyyah adalah takut yang dibarengi dengan pengagungan. (Syarh Al-Ushul Ats-Tsalatsah: 110)

Perbedaan Antara Khauf dan Khasyyah

Dalam syari’at ada dua istilah yag digunakan untuk sifat takut, yaitu khauf dan khasyyah. Apa perbedaan antara keduanya? Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa: Khasyyah merupakan bagian dari khauf, akan tetapi khasyyah lebih khusus, perbedaan keduanya adalah:

1. Khasyyah dibangun di atas ilmu terhadap yang ditakuti serta keadaannya. Allah berfirman:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. (QS. Fathir: 28)

Adapun khauf dibangun diatas ketidak tahuan.

2. Kasyyah disebabkan oleh keagungan yang ditakutkan, berbeda halnya denga khau yang terkadang disebabkan karena lemahnya orang yang takut bukan karena kuatnya orang yang ditakuti. (Al-Qaulul Mufid: 2/73)

Takut Yang Terpuji

Takut yang terpuji adalah pertengahan antara ghuluw dan meremehkan. Dan patokannya adalah takut yang dapat menghalangi dari hal-hal yang diharamkan Allah. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata:

“Takut kepada Allah bertingkat-tingkat; diantara manusia ada yang ghuluw dalam takutnya, diantara mereka ada pula yang meremehkan dan diantara mereka juga ada yang adil (pertengahan). Khauf yang adil adalah khauf yang dapat menghalangi dari hal-hal yang diharamkan Allah. Apabila lebih dari itu maka akan mengantarkanmu kepada keputusan asaan dari rahmat Allah. Diantara manusia apa juga yang meremehkan dalam hal khaufnya sehingga tidak bisa menghalanginya dari sesuatu yang dilarang Allah.” (Al-Qaulul Mufid: 2/67)

Takut yang berlebihan adalah senjata setan

Menakut-nakuti manusia adalah salah satu makar setan, agar manusia itu jatuh ke dalam perangkapnya. Diantara yang hal yang dijadikan bahan untuk menakut-nakuti manusia adalah:

1. Takut mati. Allah berfirman:

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Sesungguhnya mereka itu tiada lain hanyalah syetan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik) karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku saja, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 175)

2. Takut miskin. Allah berfirman:

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. (QS. Al-Baqarah: 268)

Allah berfirman:

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS. Al-Isra’: 31)

Inilah pembahasan singkat mengenai Raghbah, Rahbah, Khusyu’ dan Khasyyah. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita untuk mentauhidkan-Nya dalan 4 hal ini.

Lihat Arsip Artikel Ushul Tsalatsah:

Arsip Pelajaran Kitab Ushul Tsalatsah

Selesai disusun di Jatimurni, Rabu 29 Dzulhijjah 1441H/ 19 Agustus 2020 M

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda  di admin berikut KLIK

 

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !