ZAINAL ABIDIN – Sedekah Yang Tersembunyi

Ali bin Al-Husein bin Ali bin Abi Thalib atau yang lebih dikenal dengan Zainal Abidin rahimahullah, cicit Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, orang shalih dari generasi tabi’in. Apabila malam sudah mulai gelap, ia memanggul karung-karung gandum di atas punggungnya yang kurus lemah dan keluar membawanya di kegelapan malam pada saat manusia sedang tertidur lelap.

Dia mengelilingi kampung-kampung Madinah sambil memanggulnya untuk disedekahkan kepada orang-orang yang membutuhkan yang tidak mau meminta-minta kepada manusia. Banyak orang dari penduduk Madinah yang bertahan hidup dan mereka tidak tahu dari mana datangnya rezeki yang baik itu.

Tatkala Zanal Abidin wafat, mereka kehilangan rezeki yang dahulu mendatangi mereka, dan mereka baru mengetahui dari mana asal sumber rezeki tersebut. Ketika Zainal Abidin diletakkan di atas pemandian, orang-orang yang memandikannya memandang kepadanya, mereka menemukan bekas-bekas hitam di punggungnya. Sehingga mereka pun bertanya, “Bekas apakah ini?” Maka ada yang menjawab:

إِنَّهُ مِن آثَارِ حَمْلِ أَكْيَاسِ الدَّقِيقِ إِلَى مِائَةِ بَيتٍ فِي المَدِينَةِ فَقَدَت عَائِلَهَا بِفَقدِهِ

“Sesungguhnya itu adalah bekas memanggul karung-karung gandum kepada seratus rumah di Madinah yang sekarang telah kehilangan orang yang menghidupi mereka dengan kematiannya.” (Suwar min Hayatit Tabi’in: 347-348)

Subhanallah, itulah potret keturunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang sesungguhnya. Ia tahu bahwa dahulu buyutnya shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ….  وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ

“Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan (perlindungan) dari Allah dibawah naunganNya (pada hari qiyamat) yang ketika tidak ada naungan kecuali naunganNya...(diantara) Seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari: 1423, Muslim:1031)

Oleh sebab itu, ambillah teladan dari Zainal Abidin rahimahullah, sembunyikan sedekah dari segala bentuk penglihatan dan pendengaran manusia, biarlah hanya Allah yang tahu. Sedekah kita untuk bekal kita, bukan untuk orang lain. Kalau pun orang lain harus tahu, biarlah mereka tahu setelah kita meninggal dunia.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !