Keadaan Makmum Bersama Imam Dalam Shalat Berjama’ah – Khutbah Jum’at

KHUTBAH PERTAMA

ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ.

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻣُّﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ.

ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ؛ ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﺻْﺪَﻕَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻬَﺪﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ صَلَّى ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭِ ﻣُﺤَﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ، ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟﺔٍ ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ.

Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at rahimakumullah….

Diantara ibadah yang disyariatkan oleh Allah adalah shalat berjama’ah. Ibadah yang memiliki ganjaran sangat besar. Shalat berjama’ah ini ada yang wajib seperti pada shalat wajib lima waktu dan shalat Jum’at bagi laki-laki. Ada pula yang sifatnya Sunnah seperti shalat Tarawih dan shalat hari raya, dll. 

Alhamdulillah masjid-masjid di banyak tempat saat ini sudah mulai ramai jama’ahnya. Suatu kebahagiaan bagi kita semua, bahwa umat islam sudah mulai bangkit, memakmurkan masjid-masjid. 

Seiring dengan hal itu, ada satu hal terkait hukum keadaan makmum bersama imam dalam shalat berjama’ah yang hendaknya kita pahami bersama agar shalat berjama’ah kita sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. 

Keadaan makmum bersama imam dalam shalat berjama’ah ada 4 yaitu:

1. Mutaba’ah

Yaitu makmum mengikuti imam langsung setelah imam berpindah dari satu rukun ke rukun yang lain. Seperti ketika imam selesai membaca ayat dan kemudian rukuk maka makmum langsung mengikutinya. Inilah keadaan yang diperintahkan oleh Rasulullah ﷺ. Beliau ﷺ bersabda: 

إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَلَا تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ فَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا 

Dijadikannya imam adalah untuk diikuti, maka janganlah kalian menyelisihinya. Jika ia rukuk maka rukuklah kalian, jika ia mengucapkan ‘SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH’ maka ucapkanlah, ‘RABBANAA LAKAL HAMDU’. Jika ia sujud maka sujudlah kalian. (HR. Bukhari: 680)

Salah seorang sahabat Nabi bernama Bara’ bin Azib berkata:

كانَ رَسولُ اللهِ ﷺ، إذَا قالَ: سَمِعَ اللهِ لِمَن حَمِدَهُ لَمْ يَحْنِ أحَدٌ مِنَّا ظَهْرَهُ، حتَّى يَقَعَ رَسولُ اللهِ سَاجِدًا، ثُمَّ نَقَعُ سُجُودًا بَعْدَهُ

Dulu apabila Rasulullah selesai mengucapkan Sami’allahulimanhamidah (selesai i’tidal kemudian sujud) maka tidak ada seorangpun dari kami yang membungkukkan punggungnya hingga Rasulullah dalam posisi benar-benar telah sujud, baru kemudian kami pun sujud setelah itu. (HR. Bukhari: 690, Muslim: 474)

Seperti inilah hendaknya seorang makmum ketika shalat berjama’ah. 

2. Muwafaqah

Yaitu bersamaan antara makmum dan imam. Imam rukuk, makmum pun rukuk bersamaan. Keadaan seperti ini terlarang. Nabi ﷺ bersabda: 

إنما جُعِلَ الإمامُ لِيُؤْتَمَّ به فإذا كبر فكَبِّروا ولا تُكَبِّروا حتى يُكَبِّرَ وإذا ركع فاركعوا ولا تركعوا حتى يركعَ 

Dijadikannya imam untuk diikuti. Apabila ia bertakbir maka bertakbirlah, dan janganlah kalian bertakbir sampai ia telah bertakbir. Apabila ia rukuk maka rukuklah dan janganlah kalian rukuk sampai ia telah rukuk. (HR. Abu Dawud: 603)

Bagaimana hukum shalatnya? Jika muwafaqah makmum terhadap imam dalam Takbiratul Ihram maka shalatnya tidak sah. Adapun selain itu dari rukun yang bersifat perbuatan maka hukumnya makruh (dibenci) 

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

  الْحَمْدُ لِلَّهِ رب العالمين أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّم عَلَى نبينا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِه وهحبه أجمعين، أما بعد

Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at yang mulia

3. Musabaqah

Yaitu mendahului imam. Seperti makmum sudah rukuk duluan padahal imam masih berdiri. Maka ini adalah kondisi yang haram (terlarang) karena menyelisihi perintah Rasulullah. Beliau ﷺ bersabda:

لا تَسْبِقُونِي بالرُّكُوعِ ولَا بالسُّجُودِ، ولَا بالقِيَامِ ولَا بالانْصِرَافِ 

Janganlah kalian mendahului aku dalam rukuk, sujud, berdiri dan selesai (salam). (HR. Muslim: 426)

Bahkan perbuatan ini termasuk ke dalam dosa besar. Rasulullah ﷺ bersabda:

أَمَا يَخْشَى الَّذِي يَرْفَعُ رَأْسَهُ قَبْلَ الْإِمَامِ أَنْ يُحَوِّلَ اللَّهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ 

“Tidak takutkah orang yang mengangkat kepalanya sebelum Imam, Allah akan merubah kepalanya menjadi kepala keledai?” (HR.Tirmidzi: 531)

Bagaimana hukum shalatnya? Apabila dalam keadaan sadar dan tahu maka shalatnya batal (tidak sah) namun apabila tidak tahu (mungkin makmum berada di belakang) atau lupa maka shalatnya sah. 

4. Mukhalafah

Yaitu terlambat atau ketinggalan. Seperti makmum masih sujud padahal imam sudah salam. Keadaan ini juga terlarang. 

Bagaimana hukum shalatnya: Jika karena uzur seperti: suara imam tidak terdengar atau lupa, dst, maka dimaafkan shalatnya sah. 

Namun apabila tanpa uzur artinya dia sengaja padahal tahu dan sadar maka ada dua kemungkinan:

  • Apabila masih mendapatkan rukun tersebut bersama imam, seperti seorang makmum memperlama sujud padahal imam sudah tasyahud akhir, ketika imam beberapa saat lagi mau salam baru makmum bangkit dari sujud dan ia mendapatkan duduk tasyahud bersama imam namun hanya sebentar, maka shalatnya masih sah sekalipun dia berdosa karena telah menyelisihi perintah Nabi ﷺ. 
  • Apabila tidak mendapatkan rukun tersebut, seperti ia masih terus sujud sampai imam salam, atau contoh lain ia masih saja berdiri padahal imam sudah bangkit dari rukuk maka shalatnya batal. 

Demikianlah yang dapat kita sampaikan, moga-moga bermanfaat buat kita semua. Kita berdoa semoga amal ibadah yang kita lakukan diterima oleh Allah. Allah jadikan kita hamba-hamba-Nya yang selamat bahagia di dunia dan akhirat. Amiin ya Rabbal Alamin.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ

اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَصَلَاتَنَا وَقِيَامَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتِلَاوَتَنَا اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا يُقَرِّبُنَا إِلَيْكَ

اللهم انصر إخواننا المسلمين المستضعفين في فلسطين وثبت أقدامهم وانصرهم على القوم الكافرين

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن

Lihat:

Arsip Khutbah Maribaraja.Com

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !