BANJIR DAN TANAH LONGSOR (Art.Salayok68)
Banjir dan tanah longsor menjadi topik hangat pada hari ini.
Jalanan Jakarta yang biasanya penuh sesak dengan kendaraan bermotor sekarang berubah menjadi kolam renang gratis bagi bocah-bocah.
Rumah-rumah warga terendam air yang belum tahu kapan susutnya. Entah berapa jumlah pastinya dari mereka yang harus mengungsi meninggalkan rumah.
Jalur Bogor-Sukabumi bertambah jauh bagi sebagian kalangan, termasuk saya. Karena jalur keretanya di daerah Cijeruk amblas, menyisakan rel yang tergantung tanpa pijakan tanah.
Kemana tanahnya? Dia perintahkan turun ke bawah oleh Rabbnya, menimpa rumah warga dan menelan korban jiwa. Seorang ibu dan empat orang anaknya.
Dan disisi lain Puncak Bogor juga ikut. Masih sama yaitu longsor. Bersama kabut tebal dan hawa dingin tim SAR masih sabar menunggu.
Bandara Soetta pun punya cerita. Longsor yang meruntuhkan tembok jalan dan menimpa dua wanita, hingga mereka harus terjebak selama 12 jam dalan mobil “Honda”nya. Qaddarullah, satu dari mereka akhirnya meninggal dunia.
Ada apa?? Gejala alam?? Musim hujan?? Struktur tanah yang tidak baik?? Entahlah, tapi bagi seorang mukmin semua harus dikaitkan dengan takdir yang kuasa.
Dan semua ada sebabnya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sebenarnya jauh-jauh hari telah bersabda:
فِي هَذِهِ الأُمَّةِ خَسفٌ ومَسخٌ وقَذفٌ، قَالَ رَجُلٌ مِنَ المُسلِمِينَ: يَا رَسُولَ اللّهِ، وَمَتَى ذَلِكَ؟ قَالَ: إِذَا ظَهَرَتِ القَينَاتُ وَالمَعَازِفُ وَشُرِبَتِ الخمرُ
“Pada umat ini akan terjadi tanah longsor, perubahan bentuk, bencana dari langit.” Salah seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kapankah hal itu akan terjadi?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Apabila telah (tampak) bermunculan para biduwanita dan alat-alat musik, serta khamr merajalela.” (HR. Tirmidzi: 2212)
Maka, jangan salahkan hujan, jangan pojokkan tanah. Mereka tak bersalah, mereka hanya menuruti perintah. Salahkan saja diri kita, karena dari dosa dan kemaksiatan manusialah itu semua bermula.