Sibuk Dengan HP Ketika Orang Bicara Adalah Akhlak Buruk

Di antara sisi jelek dari gadget terkhususnya smartphone adalah menjauhkan yang dekat. Banyak orang tak lagi perhatian dengan lawan bicaranya. Jasadnya dekat namun pikirannya terbang jauh mengitari dunia. Orang bicara kepadanya sedang ia sibuk melihat HPnya. Entah karena memang penting ataukah hanya sekedar periksa notifikasi facebook, line, instagram atau WA.

Padahal memperhatikan dan mendengarkan dengan saksama lawan bicara ketika ia bicara adalah adab yang diajarkan oleh agama Islam. Makanya, segala sesuatu yang dapat merusak perhatian tersebut harus dihindarkan. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ia menuturkan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّخَذَ خَاتَمًا فَلَبِسَهُ قَالَ شَغَلَنِي هَذَا عَنْكُمْ مُنْذُ الْيَوْمَ إِلَيْهِ نَظْرَةٌ وَإِلَيْكُمْ نَظْرَةٌ ثُمَّ أَلْقَاهُ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuat cincin dan memakainya. Kemudian beliau bersabda: ‘Sejak hari ini cincin ini telah menyibukkan aku dari kalian, aku melihat kepadanya dan melihat kepada kalian.’ Setelah itu beliau membuangnya.” (HR. An-Nasa’i: 5289)

Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, sahabat yang meriwayatkan hadits tersebut memahami betul apa yang ia riwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam itu, sehingga ia benar-benar melakukannya dalam muamalah dan kesehariannya. Ia pernah mengatakan:

لِجَلِيسِيْ عَلَيَّ ثَلَاثٌ: أَنْ أَرْمِيَهُ بِطَرْفِي إِذَا أَقْبَلَ وَ أَنَّ أُوِّسعَ لَهُ فِي الَمجلس إِذَا جَلَسَ, وَ أَنْ أُصْغِيَ إِلَيْهِ إِذَا تَحَدَّثَ

“Teman dudukku mempunyai tiga hak yang menjadi kewajibanku; aku arahkan pandanganku padanya jika ia datang, aku luaskan tempat duduknya jika ia akan duduk, dan aku dengarkan seksama jika ia berbicara.” (‘Uyunu al-Akhbar libni Qutaibah: 1/306)

Meski terkadang apa yang disampaikan orang lain itu telah kita dengar sebelumnya, namun tetaplah memperhatikannya dengan seksama, untuk memuliakan serta menjaga perasaannya. Hal inilah yang dilakukan oleh salafush shalih dahulu, di antaranya adalah Atha’ bin Abi Rabah seorang imam zaman tabi’in, ia pernah mengatakan:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحَدِّثُنِي بِالحَدِيثِ فَأُنْصِتُ لَهُ كَأَنِّي لَمْ أَسْمَعْهُ وَقَدْ سَمِعْتُهُ قَبْلَ أَنْ يُوْلَدَ

“Ada seseorang laki-laki menceritakan kepadaku suatu cerita, maka aku diam untuk mendengarnya, seolah-olah aku tidak pernah mendengar cerita itu, padahal sungguh aku telah mendengar cerita itu sebelum ia dilahirkan.” (Siyar A’lam An-Nubala 5/86)

Oleh sebab itu, ketika kita sedang berbicara dengan orang lain maka simpanlah terlebih dahulu gadget dan smartphone kita. Janganlah menjadi pribadi yang sok sibuk sekali sehingga tidak bisa menunda urusan sebentar saja untuk mendengar penuturan orang lain sejenak. Mari dewasa menggunakan gadget, mari belajar berakhlak mulia, salah satunya dengan tidak melihat handphone ketika sedang berbicara.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button
0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop
    WhatsApp Yuk Gabung !