Syarhus Sunnah – #8 Iman Kepada Malaikat
Pada bagian ini Imam Al-Muzani memaparkan tentang akidah seputar iman kepada Malaikat
Imam Al-Muzani rahimahullah mengatakan:
وَخَلَقَ الْمَلَائِكَةَ جَمِيعًا لِطَاعَتِهِ وَجَبَلَهُمْ عَلَى عِبَادَتِهِ فَمِنْهُمْ مَلَائِكَةٌ بِقُدْرَتِهِ لِلعَرْشِ حَامِلُوْنَ ، وَطَائِفَةٌ مِنْهُمْ حَوْلَ عَرْشِهِ يُسَبِّحُوْنَ وَآخَرُوْنَ بِحَمْدِهِ يُقَدِّسُوْنَ وَاصْطَفَى مِنْهُم رُسُلًا إِلَى رُسُلِهِ وَبَعْضُ مُدَبِّرُوْنَ لِأَمْرِهِ
Allah menciptakan malaikat semuanya untuk men-taati-Nya dan menjadikan tabi’at mereka beribadah kepada-Nya. Di antara malaikat itu dengan qudrah-Nya ada yang betugas memikul Arsy. Sebagian lagi bertasbih di sekitar ‘Arsy. Dan yang lain mensucikan-Nya dengan memuji-Nya. Allah memilih dari mereka utusan kepada para Rasul-Nya. Sedang sebagian yang lain bertugas sebagai pengatur apa yang diperintah-kan-Nya.
❀•◎•❀
Tiga Kelompok Manusia Dalam Iman Kepada Malaikat
Berkaitan dengan keyakinan terhadap malaikat, manusia terbagi menjadi tiga kelompok:
Pertama, orang-orang yang ghuluw (berlebihan) dalam menghormati dan mengangungkan malaikat sehingga mereka menjadikan malaikat berada pada bukan tempatnya. Mereka sampai menyembah malaikat, atau meyakini bahwa malaikat itu anak perempuan Allah. Mereka adalah orang-orang kafir dan orang-orang musyrik jahiliyyah.
Kedua, orang-orang yang menghina dan meremehkan para malaikat. Mereka merendahkan derajat malaikat. Mereka adalah ahli filsafat yang mengatakan bahwa malaikat itu tidak ada wujudnya, malaikat hanyalah bisikan-bisikan hati untuk berbuat baik sebagaimana setan adalah bisikan hati untuk berbuat kejahatan.
Masuk juga kelompok ini yaitu orang-orang Syiah. Mereka meyakini bahwa derajat malaikat itu berada dibawah derajat para imam-imam mereka. Malaikat adalah Khuddam (para pelayan) imam-imam mereka. Bahkan sebagian mereka mengatakan bahwa malaikat Jibril keliru dan salah alamat ketika menyampaikan wahyu. Menurut mereka Jibril seharusnya menyampaikan wahyu kepada Ali bin Abi Thalib tetapi salah alamat sehingga menyampaikannya kepada Muhammad.
Ketiga, orang-orang yang pertengahan yaitu memuliakan para malaikat, meyakini bahwa mereka adalah makhluk Allah yang senantisa patuh dan beribadah kepada-Nya serta dekat kedudukannya dengan Allah. Namun bersamaan dengan itu mereka juga meyakini bahwa malaikat adalah makhluk Allah, bukan anak-Nya, yang tidak pantas diibadahi atau dijadikan sekutu bagi Allah dalam ibadah. Inilah kelompok Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Imam Al-Muzani menyatakan akidahnya melalui ucapannya ini untuk membantah kedua kelompok yang meyimpang tersebut, sekaligus beliau ingin menyatakan bahwa beliau berada di atas akidah Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Wujud Malaikat
– Penjaga neraka
Allah berfirman tentang malaikat penjaga neraka:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim: 6)
Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat penjaga neraka itu memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, dimana api yang dapat melelahkan besi dan batu, tidak membahayakan mereka.
– Malaikat Jibril
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia mengatakan:
رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جِبْرِيلَ فِي صُورَتِهِ وَلَهُ سِتُّ مِائَةِ جَنَاحٍ كُلُّ جَنَاحٍ مِنْهَا قَدْ سَدَّ الْأُفُقَ يَسْقُطُ مِنْ جَنَاحِهِ مِنْ التَّهَاوِيلِ وَالدُّرِّ وَالْيَاقُوتِ مَا اللَّهُ بِهِ عَلِيمٌ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat Jibril dalam bentuk aslinya, ia memiliki enam ratus sayap, setiap sayap dapat menutupi antara langit dan bumi, dari sayapnya berjatuhan aneka warna warni, mutiara dan yaqut. Allah Maha Mengetahui itu semua. [1]
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Tirmidzi, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
رَأَيْتُهُ مُنْهَبِطًا مِنْ السَّمَاءِ سَادًّا عِظَمُ خَلْقِهِ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
Aku melihatnya (Jibril) turun dari langit, besarnya wujudnya menutupi (jarak) antara langit dan bumi.[2]
– Malaikat pemikul ‘Arsy
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Abu Dawud, dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
أُذِنَ لِي أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلَائِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِ مِائَةِ عَامٍ
“Aku telah diberi izin untuk menceritakan tentang sesosok malaikat dari malaikat Allah yang bertugas membawa Arsy. Sesungguhnya, jarak antara ujung telinga dengan bahunya adalah perjalanan tujuh ratus tahun.”[3]
Dalam riwayat Ibnu Abi Hatim dengan lafazh: “..Sejauh jarak perjalanan burung terbang selama 700 tahun.”
Jumlah Malaikat
Jumlah malaikat keseluruhannya hanya Allah yang tahu, hal ini berdasarkan Firman Allah:
وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ
Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. (QS. Al-Mudatstsir: 31)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda mengambarkan Baitul Ma’mur yang berada di langit ke tujuh:
يَدْخُلُهُ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ لَا يَعُودُونَ إِلَيْهِ
Setiap hari dimasuki tujuh puluh ribu malaikat. Setelah keluar, mereka tidak kembali lagi kepadanya (Baitul Makmur).[4]
Tentang para malaikat yang bertugas menarik Neraka Jahanam, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُونَ أَلْفَ زِمَامٍ مَعَ كُلِّ زِمَامٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَجُرُّونَهَا
“Pada hari itu neraka jahannam didatangkan, ia mempunyai tujuh puluh ribu tali kekang, setiap tali kekang terdapat tujuh puluh ribu malaikat yang akan menyeretnya.”[5]
Itu artinya, jumlah malaikat yang menarik neraka jahanam adalah 4.900.000.000
Dalil lain yang menunjukkan betapa banyaknya jumlah malaikat adalah sebuah hadits dari Abu Dzar Al-Ghifari, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ أَطَّتْ السَّمَاءُ وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
“Sesungguhnya aku melihat yang tidak kalian lihat, mendengar yang tidak kalian dengar, langit merintih dan laik baginya merintih, tidaklah disana ada tempat untuk empat jari melainkan ada malaikat yang meletakkan dahinya seraya bersujud kepada Allah, andai kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian jarang tertawa dan sering menangis.”[6]
Itulah pembahasan singkat seputar iman kepada malaikat
Lihat arsip pembahasan kitab Syarhus Sunnah Imam Al-Muzani disini:
Syarhus Sunnah Imam Al-Muzani
Selesai disusun di Jatimurni Bekasi, Senin 6 Jumadil Awal 1442 H/ 21 Desember 2020M
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom
Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda di admin berikut KLIK
[1] (HR. Ahmad: 3561)
[2] (HR. Tirmidzi: 3068)
[3] (HR. Abu Dawud: 4727)
[4] (HR. Muslim: 162)
[5] (HR. Muslim: 2842)
[6] (HR. Tirmidzi: 2312)