Covid-19, Sudahkah Memberikan Pengaruh Buat Akhirat Kita?

Virus corona atau yang belakangan dikenal dengan Covid-19 telah membuat seluruh dunia terguncang. Padahal, itu hanya satu dari sekian banyak makhluk Allah yang Ia kirim untuk hikmah yang sangat besar.

Bagi seorang mukmin, bisa jadi ini adalah sebuah peringatan untuk menyadarkan mereka dari kelalaian. Coba kita tadabburi salah satu firman Allah berikut ini:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum: 41)

Bukankah di akhir ayat tersebut Allah menyebutkan bahwa salah satu hikmah musibah itu adalah sebagai peringatan agar manusia itu kembali ke jalan yang benar. Maka dari sini, cobalah kita tilik diri kita sendiri. Apakah dengan adanya Covid-19 ini kita kembali kepada-Nya ataukah malah sebaliknya?

Jika dengan adanya peristiwa ini membuat kita semakin beriman kepada Allah, takdir-Nya, mengakui kekuasaan dan kebesaran-Nya seraya mengakui kelemahan diri kita, butuhnya kita terhadap pertolongan dan perlindungan-Nya. Sehingga, terealisasi dalam bentuk taubat, banyak berzikir dan istighfar, mendirikan shalat dan sering membaca Al-Qur’an, maka mudah-mudahan ini adalah tanda kebaikan. Musibah ini membuat kita kembali kepada-Nya. Membuka mata dan menyadari kelalaian kita selama ini.

Namun jika sebaliknya, Covid-19 ini tidak membuat kita berubah kearah lebih baik. Tidak memberikan pengaruh untuk kehidupan akhirat kita. Bukannya bertaubat kepada Allah tapi malah kian congkak kepada-Nya. Bukannya malah banyak membaca Al-Qur’an tapi malah semakin sering menggengam gadget, menatap layar televisi untuk mengikuti berita terkini dari peristiwa Covid-19 di dunia, maka ini adalah tanda keburukan. Jangan-jangan mata kita benar-benar telah buta, telinga kita telah tuli dan hati kita telah membatu sehingga tidak bermanfaat lagi peringatan Allah.

Maaf, jangan salah paham. Bukan tidak boleh kita melihat berita dan mengikuti perkembangan terkini dari peristiwa ini. Itu juga perlu, agar kita dapat menjaga diri dan mencari sebab keselamatan. Dan ini tentu adalah hal yang juga disyaratkan oleh agama. Yang tercela, ketika kita hanya sibuk mengumpulkan berita tapi tidak ada pengaruhnya untuk akhirat kita. Kita habiskan waktu berjam-jam untuk melihat gadget namun lupa melihat al-Qur’an.

Orang cerdas, yang dalam bahasa Al-Qur’an disebut dengan Ulul Albab, adalah orang yang banyak mengingat Allah serta mampu merenungi berbagai peristiwa kehidupan dunia dan mengambil pelajaran dari semuanya, untuk menyiapkan bekal menyongsong kehidupan akhiratnya. Allah berfirman:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ ، الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran: 190-191)

Maka marilah kita menjadi mukmin yang ulul albab itu. Dengan melihat dan memikirkan musibah Covid-19 ini kita semakin beriman kepada Allah, kita katakan sebagaimana do’a mereka dalam ayat ini:

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Allah tidaklah sia-sia menciptakan Covid-19, banyak hikmahnya salah satunya agar kita kembali. Oleh sebab itu, marilah kita semakin mendekat kepada Allah, bertaubat, beristighfar. Besarkan isti’adzah, istighatsah, dan isti’anah kita kepada Allah. Silahkan baca berita yang kita perlukan, namun jangan habiskan waktu hanya untuk itu. Lebih baik kita gunakan untuk beribadah, membaca Al-Qur’an atau membaca buku-buku Islam agar bertambah ilmu agama kita. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-Nya yang mau kembali kepada-Nya. Amin.

Baca juga Artikel:

KITABUT TAUHID BAB 35 – Termasuk Iman Kepada Allah; Sabar Dengan Takdir-Nya

Selesai ditulis di rumah kontrakan Komplek Pondok Jatimurni BB 3 Bekasi, Bekasi, Jum’at, 28 Rajab 1441H/ 23 Maret 2020 M

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda  di admin berikut KLIK

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !