Ramadhan Adalah Syahru Du’a – Khutbah Jum’at

َِّ ﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُُ َﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ َﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُْ َﻧَﻌُﻮُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُِْ َﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ َﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎِ َﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِِ ﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ َﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎَِ ﻟَﻪُ. َﺷْﻬَﺪُ ََّ ﻻَ ِﻟَﻪَ ِﻻَّ ﻟﻠﻪ ََﺷْﻬَﺪُ ََّ ﻣُﺤَﻤَّﺪً ﻋَﺒْﺪُُ ََﺳُﻮْﻟُﻪُ.

أَيُّهَا المُسْلِمُونَ ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فَإِنَّ التَّقْوَى خَيْرُ الزَّادِ فِي السَّيْرِ إِلَى الله تعَالى ، قال الله : وَتَزَوَّدُواْ  فَإِنَّ خَيرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقوَىٰ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُوْلِي ٱلأَلبَٰبِ ، أما بعد

Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at….

Di samping Ramadhan sebagai Syahru Shiyam, Syahru Qiyam dan Syahru Qur’an, Ramadhan juga adalah Syahru Du’a (bulan berdo’a). Dimana dibulan ini Allah sangat banyak mengabulkan do’a-do’a para hamba. Allah berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Para ulama menjelaskan bahwa penyebutan ayat ini di sela-sela (diantara) ayat-ayat yang berbicara tentang hukum puasa menunjukkan bahwa berdo’a menjadi diantara amalan utama di bulan Ramadhan. (Lihat tafsir Ibnu Katsir)

Hal ini selaras dengan sabda Nabi juga, beliau bersabda:

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَتُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

“Tiga doa yang tidak ditolak ; doa orang tua terhadap anaknya ; doa orang yang sedang berpuasa dan doa seorang musafir”. [Sunan Baihaqi, kitab Shalat Istisqa bab Istihbab Siyam Lil Istisqa’ 3/345. Dishahihkan oelh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 1797].

  • APA YANG DIMINTA?

Pertama: Umum yaitu semua kebaikan dunia dan akhirat

Maka di antara doa yang sangat dianjurkan untuk dibaca adalah do’a yang dikenal dengan do’a sapu jagad karena mencakup permintaan semua kebaikan dunia dan akhirat.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201)

Kedua: Khusus, diantaranya:

– Doa diberi kemudahan dan keistiqamahan dalam iman dan amal shalih, terutama di bulan Ramadhan ini

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَىٰ ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbaiki ibadahku kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)

– ⁠Mohon ampunan untuk diri sendiri dan kedua orang tua

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, serta kasihilah mereka sebagaimana mereka telah mendidikku sewaktu kecil.”

  • KAPAN BERDO’A?

Pertama: Umum yaitu di semua waktu di bulan Ramadhan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya)

Kedua: Khusus, diantaranya:

1,2. Antara azan dan iqamah dan saat turun hujan

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:

ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَ تَحْتَ المَطَرِ

“Dua kondisi dimana do’a tidak akan tertolak: do’a ketika adzan dan do’a ketika turun hujan.” (HR. Hakim: 2534, Shahihul Jami’: 3078)

3. Saat sujud di setiap shalat

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

“Keadaan seorang hamba yang paling dekat dari Rabbnya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim: 482)

4,5. ⁠ketika sahur dan berbuka

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758)

Dari Abdullah bin Amr, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

لِلصَّائِمِ عِنْدَ إِفْطَارِهِ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ

‘Bagi orang yang berpuasa, pada saat berbukanya terdapat doa yang mustajab.’ Maka Abdullah bin Amr, apabila berbuka, ia mengajak keluarganya dan anak-anaknya, lalu ia berdoa.” (HR. Abu Dawud)

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ رب العالمين أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at….

Di khutbah kedua ini, sebagai penutup, khatib sampaikan keterangan ahli ilmu terkait bagaimana cara kita agar bisa khusyuk serta meresapi setiap do’a, senang dan berlama-lama dalam berdo’a. Para ulama menyebutkan diantara kiatnya adalah menyebutkan keadaan diri kita. Lihatlah bagaimana Nabi Ayyub berdo’a:

أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang“.” (QS. Al-Anbiya’: 83)

Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata: “Disunnahkan berdoa dengan menjelaskan kondisi kesulitan yang dihadapi, meskipun Allah mengetahui kondisi tersebut, karena Allah Ta’ala menyukai perendahan hamba, dan sang hamba yang menunjukkan kehinaan dan kelemahannya.” (Taisiir Kariimir Rahman, hlm. 618)

Berdo’alah kepada Allah seperti seorang yang sedang curhat. Katakan semuanya kepada Allah sekalipun Allah sebenarnya telah mengetahuinya. Anda yang seorang pedangan misalnya, dagangan qaddarullah banyak yang tidak laku padahal sedang membutuhkan biaya besar, coba katakan:

Ya Allah hari ini daganganku setengahnya belum laku terjual, sementara kontrakan rumah dan uang sekolah anakku belum dibayar. Aku telah berusaha sekuat kemampuanku Ya Allah. Hanya Engkaulah tempat aku mengadu. Ya Allah, berikanlah jalan keluar terbaik kepadaku. Aku yakin semua takdirmu adalah baik untuk diriku.

Dan yang semisalnya, sesuaikan dengan kebutuhan kita masing-masing. Sebutkan semua kebutuhan kita, semakin banyak kesulitan yang kita sebutkan artinya kita semakin butuh kepada Allah. Semakin menunjukkan besarnya harapan ketergantungan kita kepada Allah. Dan Allah sangat menyukai hal ini. Semoga Allah memudahkan hati dan lisan kita untuk senantiasa bersoa kepadanya. Semoga Allah mengabulkan do’a-do’a kita di bulan Ramadhan yang mulia ini.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَصَلَاتَنَا وَقِيَامَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتِلَاوَتَنَا اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا يُقَرِّبُنَا إِلَيْكَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن

Lihat:

Arsip Khutbah Maribaraja.Com

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop
    WhatsApp Yuk Gabung !