Kaidah Ibadah dan Kesalahan Fatal Di Bulan Ramadhan – Khutbah Jum’at

KHUTBAH PERTAMA

ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ.

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻣُّﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ.

ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ؛ ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﺻْﺪَﻕَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻬَﺪﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ صَلَّى ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭِ ﻣُﺤَﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ، ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟﺔٍ ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ.

Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at rahimakumullah….

Dalam kaca mata syariat, suatu perbuatan tidak akan keluar dari 5 status hukum, yaitu: 

  1. Wajib : Dikerjakan berpahala, ditinggalkan berdosa  
  2. Sunnah : Dikerjakan berpahala, ditinggalkan tidak berdosa  
  3. Mubah : Dikerjakan atau ditinggalkan tidak ada pahala dan dosa 
  4. Makruh : Dikerjakan tidak berdosa, ditinggalkan berpahala  
  5. Haram : Dikerjakan berdosa, ditinggalkan berpahala  

Memahami kelima hal ini adalah keharusan. Seorang akan mudah menuju surga jika ia mengetahui hal ini. Karenanya Rasulullah bersabda: 

مَنْ سَلَكَ طَريقًا َيلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا ِإلىَ اْلجَنَّةِ 

“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim: 2699) 

Dan karena ini pulalah, makar Iblis yang pertama untuk umat manusia adalah menjauhkan mereka dari ilmu agama. Imam Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan: 

‏اِعْلَمْ أَنَّ أَوَّلَ تَلْبِيْسِ إِبْلِيْسَ عَلَى النَّاسِ صَدُّهُمْ عَنِ العِلْمِ ، لِأَنَّ العِلْمَ نُوْرٌ ؛ فَإِذَا أَطْفَأَ مَصَابِيْحَهُمْ خَبَطَهُمْ فِي الظَلَامِ كَيْفَ شَاءَ 

“Ketahuilah, bahwa talbis Iblis yang pertama kepada umat manusia adalah menghalangi mereka dari ilmu agama. Karena ilmu itu adalah cahaya. Sehingga apabila ia telah dapat memadamkan lampu-lampu mereka maka ia akan dengan mudah membanting mereka ke dalam kegelapan sekehendaknya.” (Talbisu Iblis: 309, Cet. Darul Kutub Ilmiah, Beirut) 

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ رب العالمين أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، أما بعد

Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at rahimakumullah….

“Tinggalkan semua larangan, kerjakan semua yang wajib, baru kemudian tambah dengan amalan yang sunnah semampunya.” inilah kaidah yang perlu kita pahami. Banyak dalil yang membangun kaidah ini, diantaranya hadits dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, ia menuturkan:

أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ وَصُمْتُ رَمَضَانَ وَأَحْلَلْتُ الْحَلَالَ وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَالَ نَعَمْ

Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ia berkata: “Apa pendapatmu bila aku hanya melaksanakan shalat-shalat wajib, berpuasa Ramadhan, menghalalkan sesuatu yang halal, dan mengharamkan sesuatu yang haram, namun aku tidak menambahkan suatu amalan (sunnah) pun atas hal tersebut, apakah aku bisa masuk surga?” Rasulullah menjawab: “Ya.” (HR. Muslim: 15)

Kaidah ini begitu sederhana, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak memahaminya. Sehingga kita tidak bisa memperoleh pahala yang banyak, bahkan mungkin saja kita justru mendapatkan kerugian. Berikut contoh praktek yang banyak dilakukan oleh kaum muslimin dikarenakan tidak memamahi kaidah ini.

a. Puasa namun tidak Shalat wajib

Betul puasa hukumnya wajib, akan tetapi shalat juga wajib bahkan lebih wajib. Shalat turun syariat wajibnya sebelum Nabi hijrah ke Madinah adapun puasa Ramadhan setelah dua tahun Nabi hijrah. Dalam sebuah hadits, Nabi bersabda:

مَنْ تَرَكَ صَلاةَ الْعَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ

Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar terhapuslah pahala amal ibadahnya. (HR. Bukhari: 520)

Karenanya sebagian ulama mengatakan bahwa seorang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa ada uzur, ia mengetahui akan wajibnya shalat maka puasanya tidak sah.

b. Shalat Tarawih namun Shalat Wajib Tidak atau bolong

Shalat Tarawih hukumnya sunnah, sementara Shalat lima waktu hukumnya wajib. Bagaimana sesuatu yang sunnah dikerjakan sementara yang wajib ditinggalkan. Sunnah apabila tinggalkan tidak berdosa, namun wajib ditinggalkan berdosa.

c. Puasa namun tidak meninggalkan ucapan dusta, ghibah, dll

Dusta, ghibah, dan sejenisnya adalah perkara yang haram. Diluar bulan Ramadhan saja haram apalagi di bulan Ramadhan. Jika seorang berpuasa namun tidak meninggalkan keharaman ini maka dia akan merugi. Dia hanya akan mendapat letih dan dahaga saja dari puasanya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ

“Betapa banyak orang berpuasa yang tidak ada bagian dari puasanya kecuali hanya lapar semata.” (HR. Ibnu Majah: 1690)

Dalam riwayat lain disebutkan sebabnya, beliau menjelaskan:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan amalannya, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari: 1903)

Inilah diantara bentuk tipu daya Iblis kepada seorang muslim di bulan Ramadhan dengan tujuan agar orang tersebut mendapat kerugian. Maka dengan berlindung dan berdo’a kepada Allah serta mempelajari hal-hal yang perlu mudah-mudahan kita selamat dari makar tersebut, sehingga kita menjadi orang-orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini. Amin

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

اللهم انصر إخواننا المسلمين المستضعفين في فلسطين وثبت أقدامهم وانصرهم على القوم الكافرين

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن

Lihat:

Arsip Khutbah Maribaraja.Com

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !