
Pesona Surga: Gambaran Singkat Tentang Kenikmatan Tak Terhingga
Malam ini, sebuah tema yang sangat istimewa. Tema yang membicarakan sebuah kenikmatan yang pada hakikatnya tidak bisa digambarkan. Kenikmatan yang melampaui setiap khayalan. Sebuah negeri yang dipenuhi dengan kebahagian yang tidak akan pernah sirna. Di dalamnya, segala sesuatu yang diinginkan tersedia dalam waktu sekejap mata. Negeri itu adalah surga, yang telah Allah siapkan untuk hamba-Nya yang beriman. Dalam sebuah hadits Qudtsi, Allah berfirman:
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
“Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia. (HR. Bukhari: 3244)
Surga dengan segala kenikmatannya masih berupa sesuatu yang ghaib bagi manusia. Belum pernah dilihat dan dirasakan. Kita hanya bisa mengetahui tentangnya melalui kabar berita (wahyu) dari penciptanya yaitu Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi.
Semua berita tentang kenikmatan dan keindahan surga yang memiliki kesamaan dengan kenikmatan dan keindahan dunia hanya sama dalam nama saja, bukan pada hakikat sebenarnya. Karenanya, Ibnu Abbas berkata:
لَيْسَ فِي الْجَنَّةِ شَيْءٌ مِمَّا فِي الدُّنْيَا إِلَّا الْأَسْمَاءُ.
“Di surga tidak ada sesuatu pun yang memiliki kesamaan dengan sesuatu yang ada di dunia kecuali hanya namanya saja.” (Riwayat Abu Nu’aim dalam Ṣifat al-Jannah [124], Al-Baihaqi dalam Al-Ba‘ts wa an-Nushūr [332], dan Ibnu ‘Asakir dalam Mu‘jam asy-Syuyūkh [1194])
Sungai-sungai yang mengalir di dalam surga yang dikabarkan oleh Allah ta’ala, hakikatnya jauh lebih indah daripada apa yang bisa kita khayalkan dari keindahan sebuah sungai.
Tidak akan cukup tinta untuk menuliskan semua kenikmatan surga. Tidak akan cukup waktu untuk membicarakannya. Apalagi hanya dengan waktu kurang dari 15 menit saja. Namun setiap yang tidak bisa kita gapai seluruhnya, hendaknya janganlah kita tinggalnya semuanya. Kita sampaikan sesuai kadar waktu yang ada.
Perjalanan seorang mukmin setelah ia mampu melewati shirat masih berlanjut. Dan sampailah ia depan pintu surga, namun pintu itu masih tertutup dan baru dibukakan ketika satu-satunya manusia pilihan, meminta dibukakan. Orang itu adalah Nabi kita Muhammad. Dalam sebuah hadits beliau bersabda:
آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ، فَيَقُولُ الْخَازِنُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ: مُحَمَّدٌ، فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ، لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ.
“Aku akan mendatangi pintu surga pada hari kiamat lalu aku meminta untuk dibukakan. Maka penjaga surga berkata, ‘Siapa engkau?’ Aku menjawab, ‘Muhammad.’ Lalu ia berkata, ‘Untukmulah aku diperintahkan. Aku tidak membuka bagi siapa pun sebelum engkau.'” (HR. Muslim: 197)
Pintu dibukakan, masukkan orang-orang beriman ke dalamnya. Saat kaki pertama menginjak tanah surga, saat itulah manusia merasakan istirahat yang sesungguhnya. Inilah yang dikatakan Imam Ahmad ketika ia ditanya, “Wahai Imam, kapan seorang hamba mendapatkan lezatannya istirahat?” Beliau menjawab:
عِنْدَ أَوَّلِ قَدَمٍ يَضَعُهَا فِي الْجَنَّةِ
“Ketika langkah pertama yang ia cecahkan di surga.” (Al-Maqshad Al-Arsyad: 2/398 dinukil dari artikel Islamway dengan judul Sual Al-Imam Ahmad Mata Yajidu al-‘Abdu Tha’ma ar-Rahah)
Hilang semua sakit dan luka yang pernah dirasakan. Sirna tanpa tersisa semua kesulitan hidup yang pernah didapatkan. Satu celupan surga sudah cukup untuk melupakan semuanya. Rasulullah ﷺ bersabda:
وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِى الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِى الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لاَ وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِى بُؤُسٌ قَطُّ وَلاَ رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ
“Didatangkan seseorang yang paling sengsara di dunia dari penghuni surga, lalu ia dicelupkan sekali ke dalam surga. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, pernahkah engkau melihat kesengsaraan? Pernahkah engkau merasakan kesulitan?’ Maka ia pun menjawab, ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku, aku tidak pernah mengalami kesengsaraan sedikit pun, dan aku tidak pernah melihat (merasakan) kesulitan sedikit pun.'” (HR. Muslim: 7266)
Kenikmatan yang tidak dibarengi oleh kesedihan dan kekhawatiran, Allah berfirman:
ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَا أَنتُمْ تَحْزَنُونَ
“Masuklah ke dalam surga, tidak ada lagi rasa takut atas kalian, dan tidak (pula) kalian bersedih hati.” (QS. Al-A’raf: 49)
Sangat berbeda dengan kebahagiaan dunia. Peristiwa yang membuat kita bahagia di dunia, pasti selalu dibarengi oleh kesedihan dan ketakutan. Sedih karena kita tahu kebahagiaan itu akan berlalu dan takut karena kita tidak tahu kapan ia bisa lagi terulang. Namun kenikmatan surga sempurna, murni kebahagiaan.
Kenikmatan yang tidak disertai oleh letih dan bosan. Allah berfirman:
لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُم مِّنْهَا بِمُخْرَجِينَ
Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (QS. Al-Hijr: 45-48)
Bandingkan dengan kenikmatan dunia, yang selalu dibarengi rasa letih dan selalu berakhir dengan kebosanan.
Kenikmatan yang selalu bertambah. Rasulullah bersabda:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ لَسُوقًا، يَأْتُونَهَا كُلَّ جُمُعَةٍ، فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ، فَتَحْثُو فِي وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ، فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالًا، فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدِ ازْدَادُوا حُسْنًا وَجَمَالًا، فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ: وَاللَّهِ لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالًا، فَيَقُولُونَ: وَأَنْتُمْ، وَاللَّهِ لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالًا.
“Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pasar yang mereka datangi setiap hari Jumat. Maka bertiuplah angin dari arah utara yang menyentuh wajah dan pakaian mereka, sehingga mereka bertambah indah dan tampan. Lalu mereka kembali kepada keluarga mereka dalam keadaan semakin tampan dan indah. Maka keluarga mereka berkata, ‘Demi Allah, kalian semakin tampan dan indah setelah pergi dari kami!’ Lalu mereka menjawab, ‘Demi Allah, kalian juga semakin tampan dan indah setelah kami tinggalkan!'” (HR. Muslim, No. 2833)
Semua yang dipinta dikabulkan dan hadir sekejap mata. Allah berfirman:
وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ
“Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan.” (QS. Fussilat: 31)
Apa pun yang dipinta oleh seseorang akan dikabulkan. Oleh karenanya Nabi ﷺ bersabda,
الْمُؤْمِنُ إِذَا اشْتَهَى الْوَلَدَ فِي الْجَنَّةِ، كَانَ حَمْلُهُ وَوَضْعُهُ وَسِنُّهُ فِي سَاعَةٍ وَاحِدَةٍ، كَمَا يَشْتَهِي
“Seorang mukmin jika menginginkan anak di surga, maka kehamilannya, kelahirannya dan pertumbuhannya dalam sesaat sebagaimana yang ia inginkan” (HR. Ibnu Majah No. 4338 disahihkan oleh Al-Albani)
Kenikmatan demi kemikmatan dan puncak kenikmatan itu adalah melihat wajah Allah ta’ala. Nikmat yang mengalahkan semua nikmat surga yang lainnya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ يَقُولُ الله تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ؟ فَيَقُولُونَ : أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ – قَالَ – فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ
Apabila penduduk surga telah masuk ke surga, Allah berkata: “Apakah kalian menginginkan tambahan sesuatu dari-Ku?” Mereka menjawab: “Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan Engkau selamatkan kami dari neraka?” Lalu Allah membuka hijab (penghalang), maka tidak ada satu pun pemberian yang lebih mereka cintai dari melihat wajah Allah. (HR. Muslim: 181)
Allah berfirman mengambarkan kebahagiaan orang-orang yang memandang wajah-Nya nanti di surga:
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
Wajah-wajah orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat. (QS. al-Qiyamah: 22-23)
Dan yang menambah nikmat lagi, semua itu abadi. Allah berfiman:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا وَعْدَ اللَّهِ حَقًّا وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلًا.
“Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan kebajikan, pasti akan Kami masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (Itu adalah) janji Allah yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?” (QS. An-Nisa’: 122)
Marilah kita berlomba-lomba mengejar surga, karena Allah juga memerintahkannya. Allah berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya (seperti) langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran: 133)
Dan bulan Ramadhan ini adalah mementum yang sangat tepat untuk kita semakin berlari menuju Allah, mengejar surga-Nya yang maha luas. Semoga Allah menjadikan kita termasuk dari penduduknya. Dapat berkumpul bersama keluarga dalam kenikmatan abadi dan ridha Allah. Amin
_________
Teks Kultum di Masjid At-Taqwa Jatibening Bekasi
Rabu, 19 Ramadhan 1446H
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom