IBNU RAJAB – Tanda Hati Yang Selamat
Bagaimana sikap kita terhadap saudara sesama mukmin adalah cerminan apa yang ada dalam hati, sekaligus bukti dari keimanan. Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah pernah mengatakan:
المُؤْمِنُ يَسُرّهُ مَا يَسُرُّ أَخَاهُ المُؤْمِنَ ، وَيُرِيْدُ لِأَخِيْهِ المُؤْمِنِ مَا يُرِيْدُهُ لِنَفْسِهِ مِنَ الخَيْرِ ، وَهَذَا كُلُّهُ إِنَّمَا يَأْتِيْ مِنْ كَمَالِ سَلَامَةِ الصَّدْرِ
“Seorang mukmin akan merasa bahagia dengan apa yang membuat saudaranya sesama mukmin bahagia. Dia menginginkan untuk saudaranya mukmin apa yang ia inginkan untuk dirinya dari kebaikan. Dan ini semuanya, hanya datang dari kesempurnaan selamatnya dada (hati).” (Jami’ul Ulumi wal Hikam: 330)
___________________________
Memang demikianlah tanda dari keimanan yang jujur yang bukan hanya pengakuan semata, karena ucapan “Aku muslim dan mukmin” itu sangat mudah untuk diucapkan tapi sukar untuk diwujudkan, harus ada pembuktian. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak beriman seorang dari kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya.” (HR. Bukhari: 13, Muslim: 45)
Oleh sebab itu, mudah saja untuk mengetahui apa yang ada dalam dada kita, apakah kita sudah benar-benar beriman ataukah belum, cukup dengan melihat bagaimana sikap kita terhadap saudara sesama mukmin. Karena hal itu adalah tanda hati kita.