Takut Naik Pesawat Karena JT 610

Beberapa hari belakangan kita menerima kabar duka mengenai jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 beberapa menit setelah lepas landas dari Jakarta menuju Pangkal Pinang. Lebih dari itu, sampai hari ini pun belum ada kabar tentang seorang pun yang selamat.

Peristiwa ini memberikan ketakutan yang besar bagi kita. Tak ayal, banyak yang takut naik kapal terbang. Masih belum bisa lepas dari bayang-bayang kecelakaan yang mengerikan itu. Khawatir dan masih saja dihantui. Lalu bagaimana, mau jalan kaki?

Sebagai seorang mukmin tentu kita menyadari bahwa urusan kematian itu adalah sebuah ketetapan Allah. Kita tahu bahwa kita akan mati, namun kita tidak tahu kapan dan di mana itu akan terjadi. Allah berfirman:

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Luqman: 34)

Jujur saja, kita takut naik pesawat karena takut mati. Karena banyaknya korban akibat kecelakaan yang terjadi. Akan tetapi, jika seandainya memang karena jumlah itu kita takut, maka tempat tidur lebih layak untuk ditakuti. Karena, disana lebih banyak orang yang mati dari pada kecelakaan pesawat terbang. Buya Hamka pernah menuturkan:

“Ketika terjadi kecelakaan kereta api yang amat dahsyat dua kali di Padang Panjang di zaman Jepang, pada banyak orang timbul rasa takut naik kereta api. Lalu mereka membiasakan naik bis dan kecelakaan bis pun kerap kali pula terjadi. Dan setelah kapal terbang Dakota jatuh dua kali berturut-turut di tanah jawa pada awal tahun 1981 banyak pula orang takut naik kapal terbang. Tetapi herannya, tidak ada orang yang takut tidur di atas kasur tebal, padahal lebih banyak orang yang mati di atas kasur tebal itu.”(Lembaga Budi, cet. Republika hlm.154)

Oleh karena itu, satu hal yang harus kita pahami bahwa kematian pasti datang, kemana pun kita lari. Allah berfirman:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (QS. An-Nisa: 78)

Ketakutan kita terhadap kematian sebenarnya adalah karena kita belum siap menghadapinya. Maka dari itu, yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan diri dari sekarang sebelum ia datang. Ingat, semua kita akan mati di waktu dan tempat yang masih misterimisteri ,dan itu pasti.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !