BERPUASA TAPI MASIH SAJA MELONTARKAN TUDUHAN DUSTA (Art.Salayok113)

Hari-hari ini memang sedang panasnya tuduhan dusta dan cercaan kepada mereka yang berjenggot atau wanita yang bercadar akibat imbas dari kasus teroris beberapa hari belakangan.

Banyak orang yang kemudian termakan isu dan bisikan busuk setan-setan itu, sehingga lantas kemudian turut menghina dan memojokkan sebagian orang yang berpenampilan tidak seperti dirinya. Padahal dia muslim dan yang dia tuduh itu juga muslim atau muslimah.

Dengan mudah lidahnya berucap, tangan ringan untuk berkomentar dan menulis sesuatu yang tidak layak bagi seorang muslim apalagi dalam keadaan berpuasa. Ingatlah nasehat singkat dari sahabat mulia, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الطَعَامِ وَ الشَّرَابِ، وَلَكِنْ مِنَ الكَذِبِ وَالبَاطِلِ وَاللَّغْوِ

“Puasa itu tidak hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, juga menahan diri dari perkataan dusta, bathil dan sia-sia.” (Mausu’ah Nadhratin Na’im: 2661) Alih bahasa atsar: Nurhapni Munthe, Jonggol

Inilah yang wajib kita ketahui dan harus selalu kita ingat. Agar kita tidak termasuk dalam kelompok besar manusia yang merugi itu. Berpuasa, tetapi mulutnya tidak henti-hentinya juga mengeluarkan barang busuk. Celakaan, hinaan, makian, tuduhan dusta, ghibah, dst.

Namun, kalau tidak mau berhenti dan menahan diri juga, ya silahkan saja. Tapi ingat bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ

“Betapa banyak orang berpuasa yang tidak ada bagian dari puasanya kecuali hanya lapar semata.” (HR. Ibnu Majah: 1690)

Sungguh rugi besar. Sebabnya kenapa? Tidak lain karena dua bibir dan daging tak bertulang itu. Mulut yang tidak dijaga dari sesuatu yang diharamkan Allah. Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjelaskan:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan amalannya, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumannya.” (HB. Bukhari: 1903)

Oleh sebab itu, kita yang mengaku muslim atau muslimah dan sedang berpuasa, maka tinggalkanlah semuanya. Baik hinaan dan tuduhan dusta secara langsung maupun dengan tulisan berupa komentar di akun media massa, tahan lisan kalau tidak mau puasa hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Zahir al-Minangkabawi

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop
    WhatsApp Yuk Gabung !