Lailatul Qadar dan Singkatnya Umur Umat Muhammad ﷺ – Khutbah Jum’at

Tema khutbah kita kali ini adalah Lailatul Qadar dan Singkatnya Umur Umat Muhammad ﷺ

KHUTBAH PERTAMA

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَيُّها المُسْلِمُونَ ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فقد فاز المتقون قال الله: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at rahimakumullah

Allah telah menakdirkan bahwa umat Nabi Muhammad adalah umat dengan umur yang paling singkat dibandingkan dengan umur umat-umat terdahulu. Rasulullah bersabda:

أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ ، وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

“Umur umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun. Sedikit sekali yang lebih dari itu.” (HR. Ibnu Majah: 4236, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah: 757)

Kita tidak seperti umat-umat terdahulu yang diberikan jatah umur ratusan bahkan hingga ribuan tahun.
Sebagai contoh, Nabi Nuh. Di dalam Al-Qur’an Allah menyebutkan lamanya waktu dakwah beliau yaitu selama 950 tahun. Allah berfirman:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di bersama mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Lalu mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Ankabut: 14)

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa umur Nabi Nuh lebih dari 950 tahun. Karena ayat ini hanya menyebutkan lamanya dakwah beliau sebelum terjadinya banjir bandang yang memusnahkan orang-orang kafir. Mengenai bilangan umur Nabi Nuh secara jelas maka para ulama berselisih pendapat. Imam Ibnu Katsir menguatkan pendapat yang berasal dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu yang menyebutkan bahwa umur Nabi Nuh adalah 1050 tahun.

Bandingkan dengan umur umat Nabi Muhammad, 70 tahun dengan 1000 tahun lebih. Selisih yang sangat jauh sekali. Dengan dipanjangkan umur, menjadi kelebihan bagi umat-umat terdahulu, sehingga mereka memiliki waktu yang panjang untuk beribadah kepada Allah.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ رب العالمين أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، أما بعد

Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at rahimakumullah….

Namun Allah Maha Adil. Allah tidak akan pernah menzalimi hamba-Nya. Memang Allah menakdirkan kita – umat Nabi Muhammad – singkat umurnya, akan tetapi Allah juga telah menjadikan banyak amalan dan kesempatan dengan ganjaran yang berlipat ganda untuk menambal kekurangan umur kita tersebut. Diantaranya adalah Laitul Qadr. Allah berfirman:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS. Al-Qadr: 3)

Seribu bulan itu jika dijadikan tahun maka sebanding dengan 83 tahun 4 bulan. Inilah keutamaan yang sangat luar biasa, ibadah yang dilakukan di malam itu setara nilainya dengan ibadah yang dilakukan selama 83 tahun 4 bulan. Padahal, umur umat Nabi Muhammad jarang yang mencapai demikian. Jika seorang muslim berusaha keras, dan dia mendapatkan 20 kali lailatul qadar, maka itu artinya setara dengan 1600 tahun lebih.

Disebutkan dalam sebuah riwayat, dari Atha dari Ibnu Abbas

 أنَّ النَّبِيَّ ﷺ ذُكِرَ لَهُ رَجُلٌ مِن بَنِي إسْرائِيلَ حَمَلَ السِّلاحَ عَلى عاتِقِهِ في سَبِيلِ اللَّهِ ألْفَ شَهْرٍ، فَعَجِبَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لِذَلِكَ، وتَمَنّى أنْ يَكُونَ ذَلِكَ في أُمَّتِهِ، فَأعْطاهُ اللَّهُ لَيْلَةَ القَدْرِ، وَقالَ: هي خَيْرٌ مِن ألْفِ شَهْرٍ الَّتِي حَمَلَ فِيها الإسْرائِيلِيُّ السِّلاحَ في سَبِيلِ اللَّهِ

Bahwasanya disebutkan kepada Nabi tentang seorang dari kalangan Bani Israil yang memikul senjata di atas pundaknya untuk berjihad di jalan Allah selama seribu bulan. Rasulullah takjub dengan hal itu, beliau pun berangan-angan hal itu juga ada pada umatnya. Maka Allah pun memberikan lailatul qadar kepada beliau, dan berfirman: lailatul qadar itu lebih baik daripada seribu bulan yang laki-laki dari bani Israil tersebut mengangkat senjatanya untuk berjuang di jalan Allah.

Karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat gembira dengan kedatangan Ramadhan beliau memberitakan bahwa sebab kegembiraan beliau itu karena di bulan ini terdapat Lailatul Qadar. Beliau bersabda:

قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan puasa atas kalian. Pada bulan ini, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan ini juga, ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa terhalangi dari kebaikannya maka sungguh ia terhalangi untuk mendapatkannya.” (HR. Ahmad: 12/59)

Oleh sebab itu, menyambut datangnya bulan Ramadhan marilah kita kembali mengingat betapa pentingnya bulan ini untuk diri kita yang ditakdirkan berumur singkat. Keutamaan dari Allah yang sangat besar. Ramadhan dan semua keutamaan yang ada didalamnya merupakan kesempatan bagi kita untuk mendapatkan pahala ibadah yang banyak sekalipun  dengan usia yang singkat. Marilah kita persiapkan diri kita, agar kita bisa memanfaatkan momen Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Semoga kita menjadi hamba-hamba yang dicintai oleh Allah.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

ربنا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن


Lihat:

Arsip Khutbah Maribaraja.Com

Selesai disusun di Komplek Pondok Jatimurni Bekasi

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !