Teman Yang Dapat Mengingatkan

Hidup tidak berhenti dengan berhentinya hembusan nafas, masih ada hidup selanjutnya. Hidup yang sesungguhnya, tidak hanya setahun, dua tahun, enam atau tujuh puluh tahun. Namun, abadi untuk selamanya.

Kebahagiaan dan kesengsaraan di kehidupan itu ditentukan pada kehidupan ini. Oleh karenanya, sadarilah agar tidak menyesal di kemudian hari. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah teman. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:

 مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ ، أَوْ ثَوْبَكَ ، أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

Permisalan teman yang baik dan teman yang jelek adalah seperti penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Engkau tidak akan rugi berteman dengan penjual minyak wangi. Sebab bisa jadi engkau membeli darinya atau paling tidak engkau mencium bau yang wangi. Sedangkan, seorang tukang besi, akan membakar tubuh atau pakaianmu, atau paling tidak engkau mencium aroma yang busuk darinya.”  (HR.Bukhari Muslim)

Betapa banyak manusia celaka akibat salah memilih teman. Saat hidup telah berganti, barulah datang penyesalan. Tapi, sesal kemudian apalah guna. Cam dan renungkanlah firman Allah ketika mengabarkan penyesalan orang-orang itu:

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ، يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا

Dan ingatlah hari ketika itu orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku dulu tidak menjadikan sifulan itu teman akrabku. (QS. Al-Furqon: 27-28)

Seorang yang cerdas tentu bisa mengambil pelajaran dari peringatan. Ia tidak mau celaka karena salah pilih, sehingga ia pun akhirnya selektif, hanya berteman dengan orang-orang yang dapat mengingatkannya dengan Allah dan kehidupan berikutnya. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu pernah mengatakan:

لَا تَصْحَبْ إِلَّا مَنْ أَعَانَكَ عَلَى ذِكْرِ اللَّهِ

Janganlah engkau berteman kecuali dengan orang yang dapat membantumu untuk mengingat Allah. (Kitabuz Zuhd: 146)

Oleh sebab itu, mari berbenah. Kita sedang berjalan menuju Allah untuk bertemu dengan-Nya di kehidupan berikutnya. Pilihlah teman yang satu tujuan, sehingga kita dapat saling mengingatkan.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !