Tuduhan Dusta Terhadap Para Ulama Dan Pembawa Sunnah

Salah satu senjata yang digunakan oleh para musuh Islam terutama kaum munafik yaitu menyebarkan tuduhan-tuduhan dusta yang berkaitan dengan para ulama dan orang-orang yang membawa panji sunnah. Hal ini sudah sangat lumrah, karena memang sudah menjadi sunnatullah. Jangankan para ulama, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam saja tidak lepas dari hal ini. Dapat kita temukan dalam sirah Nabawi, di antaranya tentang kisah masuk Islamnya Thufail bin Amr. Thufail bercerita bahwa ketika ia datang ke Mekah sementara Rasulullah n tengah berada di kota itu, datanglah beberapa orang Quraisy kepadanya seraya mengatakan:

يَا طُفَيْلُ، إِنَّكَ قَدِمْتَ بِلَادَنَا، وَهَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بَيْنَ أَظْهَرِنَا قَدْ أَعْضَلَ بِنَا، فَرَّقَ جَمَاعَتَنَا، وَإنَّمَا قَوْلُه كَالسِّحْرِ، يُفَرِّقُ بَيْنَ الَمرْءِ وَبَيْنَ أَبِيْهِ، وَبَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ أَخِيْهِ، وَبَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ زَوْجَتِهِ، وَإِنَّمَا نَخْشَى عَلَيْكَ وَعَلَى قَوْمِكَ مَا قَدْ دَخَلَ عَلَيْنَا، فَلَا تُكَلِّمْهُ وَلَا تَسْمَعْ مِنْهُ

“Wahai Thufail, engkau datang ke negeri kami sedangkan laki-laki ini (Nabi Muhammad n) yang ada di tengah-tengah kami benar-benar telah membuat runyam urusan kami. Dia telah memecah belah persatuan kami. Ucapannya seperti sihir yang dapat memisahkan antara seorang anak dengan ayahnya, antara saudara dengan saudaranya, dan antara suami dengan istrinya. Kami sangat mengakhawatirkanmu dan kaummu, nanti terjadi juga seperti yang kami alami. Karena itu, janganlah engkau berbicara dengannya dan jangan dengarkan ucapannya.”

Thufail bercerita:

Demi Allah, mereka selalu menyertaiku sampai aku sepakat untuk tidak mendengarkan sesuatu apapun darinya dan tidak akan berbicara dengannya. Sampai-sampai aku sumpal kedua telingaku dengan kapas ketika melewati masjid agar aku tidak mendengar ucapannya.[1]

Tujuan dari makar ini adalah untuk menjauhkan umat dari ilmu. Memisahkan mereka dari para ulama. Sehingga jika umat ini sudah jauh dari ilmu dan sumber ilmu maka akan sangat mudah untuk menyesatkan mereka. Sebab ilmu adalah cahaya, jika cahaya itu padam maka mereka akan sangat mudah digelincirkan. Imam Ibnul Jauzi mengatakan:

‏اِعْلَمْ أَنَّ أَوَّلَ تَلْبِيْسِ إِبْلِيْسَ عَلَى النَّاسِ صَدُّهُمْ عَنِ العِلْمِ ، لِأَنَّ العِلْمَ نُوْرٌ ؛ فَإِذَا أَطْفَأَ مَصَابِيْحَهُمْ خَبَطَهُمْ فِي الظَلَامِ كَيْفَ شَاءَ

“Ketahuilah, bahwa talbis Iblis yang pertama kepada umat manusia adalah menghalangi mereka dari ilmu agama. Karena ilmu itu adalah cahaya. Sehingga apabila ia telah dapat memadamkan lampu-lampu mereka maka ia akan dengan mudah membanting mereka ke dalam kegelapan sekehendaknya.”[2]

Hal ini (tuduhan dusta) masih terjadi hingga sekarang. Oleh karena itulah, Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan mengingatkan:

فِي هَذَا الوَقْتِ كَثُرَ القِيْل وَالقَال وَالوَقِيْعَةُ بَيْنَ أَهْلِ العِلْمِ وَبَيْنَ طَلَبَةِ العِلْمِ . وَصَارُوا يَتَكَلَّمُونَ فِي العُلَمَاءِ وَيّتَّهِمُوْنَهُمْ بِالتّهَامَاتِ ، وَيَرُوجونَ عَلَيْهِمْ الأَكَاذِبَ . مِنْ أَجْلِ أَنْ يُفَصِّلُوْا بَيْنَ الأُمَّةِ وَعُلَمَائِهَا ، حَتَّى يَسْهُلَ لَهُمْ الدُخُوْلُ بِشُبْهَاتِهِمْ وَضَلَالَتِهِمْ فَلْنَكُنْ مِنهْمُ عَلىَ حَذْرٍ

“Di zaman ini, banyak terjadi desas desus dan celaan kepada ahli ilmu dan penuntut ilmu. Orang-orang itu menjelek-jelekkan para ulama, menuduh mereka dengan banyak tuduhan, serta menyebarkan berbagai kedustaan atas mereka, dengan tujuan untuk memisahkan umat dari ulama. Sehingga mereka mudah memasukkan syubhat dan kesesatan. Maka hendaknya kita senantiasa berhati-hati.”[3]

__________________________

[1]        Hayatu ash-Shahabah: 1/215-216. Untuk kisah lengkap dan faidah dari kisah Thufail bin Amr radhiallahu anhu ini dapat dibaca di artikel : Pelajaran Dari Kisah Thufail bin Amr

[2]        Talbisu Iblis: 309, Cet. Darul Kutub Ilmiah, Beirut

[3]        Muhadharah Syaikh Shalih Al-Fauzan dengan judul Qawa’id fi At-Taammul ma’a Al-Ulama’

Baca juga Artikel

Al-Qur’an Dan Sunnah Sebagai Tolak Ukurnya

Selesai disusun di Jatimurni Bekasi, Jum’at 7 Rajab 1442 H/ 19 Februari 2021M

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda  di admin berikut KLIK

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop
    WhatsApp Yuk Gabung !