Dua Hal Sepeninggal Ramadhan – Khutbah Jum’at

Tema khutbah kali ini membahas dua hal sepeninggal Ramadhan yang mesti kita lakukan.

KHUTBAH PERTAMA

ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ.

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻣُّﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ.

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮْﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣِّﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٍ ﻭَﺧَﻠَﻖَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻭَﺑَﺚَّ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﺭِﺟَﺎﻻً ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ ﻭَﻧِﺴَﺂﺀً ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺗَﺴَﺂﺀَﻟُﻮْﻥَ ﺑِﻪِ ﻭَﺍْﻷَﺭْﺣَﺎﻡَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺭَﻗِﻴْﺒًﺎ.

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻗُﻮْﻟُﻮْﺍ ﻗَﻮْﻻً ﺳَﺪِﻳْﺪًﺍ. ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮْﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯًﺍ ﻋَﻈِﻴْﻤًﺎ.

ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ؛ ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﺻْﺪَﻕَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻬَﺪﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ صَلَّى ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭِ ﻣُﺤَﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ، ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟﺔٍ ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ.

Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at rahimakumullah…..

Ramadhan berlalu begitu cepat tanpa terasa. Kemarin baru rasanya kita bergembira menyambut kedatangannya, tapi hari ini ia telah pergi meninggalkan kita. Maka benar firman Allah subhanahu wata’ala yang menyebutkan bulan puasa itu hanya beberapa hari saja. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ، أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. (QS. Al-Baqarah: 183-184)

Pada kesempatan yang berbahagia ini, kita akan sebutkan dua point penting yang berkaitan dengan amalan apa yang harus kita lakukan setelah berpisah dengan bulan Ramadhan. Dalam rangka meneladani salafuna shalih, agar kita dapat meraih kesuksesan yang telah mereka gapai.

Pertamaa, istiqomah dalam beribadah

sTidak ada kata pensiun dalam ibadah. Menjadi hamba Allah tidak terhenti dengan berakhirnya bulan Ramadhan. Kita tetap wajib beribadah kepada-Nya sampai kapan pun. Hanya satu yang dapat menghentikan itu, yaitu kematian. Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan:

إِنَّ اللهَ لَمْ يَجْعَلْ لِعَمَلِ المُؤْمِنِ أَجَلًا دُونَ المَوْتِ ، ثمّ قَرَأ وَاعْبُد رَبّكَ حَتَّى يَأتِيَكَ اليَقِيْنُ

Sesungguhnya Allah tidak menjadikan atas amal seorang mukmin batas selain kematian. Kemudian dia membaca firman Allah: Sembahlah Rabbmu sampai datang kematian kepadamu, (QS. Al-Hijr: 99). (Lathaif al-Ma’arif: 498)

Ibadah-ibadah yang telah dilakukan di bulan Ramadhan seperti shalat berjama’ah, baca al-Qur’an, sedekah hendaknya terus dijaga jangan diputus, karena amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang terus menerus tanpa terputus. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَال إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang paling continue meski hanya sedikit.” (HR. Muslim: 2818)

Allah yang kita sembah di bulan Ramadhan tidak ada bedanya dengan Allah yang kita sembah di luar bulan Ramadhan. Hati-hati, jika seorang itu hanya beribadah kepada Allah di bulan Ramadhan saja maka ia adalah seburuk-buruk manusia. Pernah dikatakan kepada Bisyr al-Hafiy rahimahullah, bahwasanya ada sebuah kaum yang hanya beribadah pada bulan Ramadhan dan bersungguh-sungguh dalam beramal. Ketika Ramadhan berakhir mereka pun meninggalkan amal. Maka Bisyr mengatakan:

بِئْسَ القَوْم قَوْمٌ لَا يَعْرِفُوْنَ اللَّهَ إِلَّا فِي رَمَضَان

“Seburuk-buruknya kaum adalah mereka yang tidak mengenal Allah kecuali hanya pada bulan Ramadhan saja.” (Miftahul Afkar: 2/283)

Maka karenanya, jangan sampai ketika bulan Ramadhan yang lalu kita rajin shalat berjama’ah ke masjid namun ketika ia berlalu kita malah rajin shalat di rumah. Jangan sampai al-Qur’an’an yang sering kita baca di bulan Ramadhan yang lalu sekarang malah kita letakkan di lemari, disusun rapi kemudian kita katakan: “Sampai jumpa di Ramadhan berikutnya.” Ingat, orang shalih sesungguhnya adalah mereka yang bersungguh-sungguh beribadah sepanjang tahun, sepanjang umur.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ رب العالمين أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، أما بعد

Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at rahimakumullah….

Kedua, berpuasa enam hari bulan Syawwal

Di bulan Syawal yang mulia ini, satu ibadah yang seyogyanya dilakukan oleh seorang mukmin yang ingin memperbaiki diri serta mencari pemaafan dari Allah serta sebagai bentuk keistiqmahan dalam ibadah yaitu puasa enam hari. Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian ia iringi dengan puasa enam hari di bulan Syawwal maka ia seolah telah berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim: 1164)

Disamping itu, puasa enam hari ini sangat penting kedudukannya jika dilihat dan dikaitkan dengan ibadah yang telah kita lakukan sebelumnya di bulan Ramadhan. Sebab, di antara tanda diterimanya amalan ibadah adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama yaitu ketika kita dimudahkan untuk mengikutkannya dengan amalan ibadah berikutnya.

Al-Imam Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah mengatakan: “Sesungguhnya membiasakan puasa setelah puasa Ramadhan adalah salah satu tanda diterimanya ibadah puasa Ramadhan. Karena Allah apabila menerima amalan seorang hamba, maka Ia akan memberikan kemampuan kepadanya untuk beramal shalih lagi setelahnya, sebagaimana kata sebagian ulama:

ﺛَﻮَﺍﺏُ ﺍﻟﺤَﺴَﻨَﺔِ ﺍﻟﺤَﺴَﻨَﺔُ ﺑَﻌْﺪَﻫَﺎ ﻓَﻤَﻦُ ﻋَﻤِﻞَ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﺛُﻢَّ ﺍِﺗَّﺒَﻌَﻬَﺎ ﺑَﻌْﺪُ ﺑِﺤَﺴَﻨَﺔٍ ﻛَﺎﻥَ ﺫَﻟِﻚَ ﻋَﻼَﻣَﺔً ﻋَﻠَﻰ ﻗَﺒُﻮْﻝِ ﺍﻟﺤَﺴَﻨَﺔِ ﺍﻷُﻭْﻟَﻰﻛَﻤَﺎ ﺃَﻥَّ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﺛُﻢَّ ﺍِﺗَّﺒَﻌَﻬَﺎ ﺑِﺴَﻴِّﺌَﺔٍ ﻛَﺎﻥَ ﺫَﻟِﻚَ ﻋَﻼَﻣَﺔَ ﺭَﺩِّ ﺍﻟﺤَﺴَﻨَﺔِ ﻭَ ﻋَﺪَﻡِ ﻗَﺒُﻮْﻟِﻬَﺎ

‘Ganjaran kebaikan adalah kebaikan setelahnya, barangsiapa melakukan suatu kebaikan kemudian ia ikutkan dengan kebaikan yang lain maka itu adalah tanda diterimanya amal kebaikannya yang sebelumnya, sebagaimana orang yang melakukan kebaikan kemudian ia ikutkan dengan kejelekan maka itu adalah tanda ditolak dan tidak diterimanya kebaikan yang telah ia kerjakan sebelumnya.’” (Lathaiful Ma’arif: 394)

Oleh sebab itu, marilah sebisa mungkin kita berpuasa enam hari di bulan ini. Meski tidak wajib akan tetapi pahala yang dijanjikan oleh syariat sangat menggiurkan dan rugi sekali kita jika melewatinya.

Inilah dua hal yang harus kita lakukan sepeninggalan bulan Ramadhan. Semoga Allah menerima semua amal ibadah kita di bulan Ramadhan yang lalu. Puasa, shalat tarawih, bacaan al-Qur’an, sedekah, i’tikaf, dzikir, do’a, dst, mudah-mudahan benilai ibadah di sisi-Nya. Dan kita berharap semoga Allah kembali memberikan kesempatan kepada kita semua, sehingga menyampaikan kita pada bulan Ramadhan berikutnya. Amiin.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَصَلَاتَنَا وَقِيَامَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتِلَاوَتَنَا اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا يُقَرِّبُنَا إِلَيْكَ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

ربنا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن

Lihat:

Arsip Khutbah Maribaraja.Com

Selesai disusun di Komplek Pondok Jatimurni Bekasi

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !