Benarkah Jodoh Tidak Perlu Dicari?

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum. Ustadz, ada teman saya yang menganggap bahwa jodoh itu tidak perlu dicari, karena jika memang sudah ditakdirkan dia akan datang sendiri. Karena itulah dia menjadi orang yang paling santai jika ditanya tentang masalah pernikahan. Padahal usia juga sudah cukup matang, keahlian untuk mencari penghidupan sebagai bekal berkeluarga Juga insya Allah, punya. Bagaimana dengan pendapat teman saya seperti itu, Ustadz? Syukuran. (F, 089535xxxxx)

Jawab:

Wa’alaikumussalam warahmatullah. Perkataan teman anda ada benar dan salahnya. Benarnya, karena jodoh itu sudah ditakdirkan, karena kita harus mengimani takdir. Namun jika perkataannya bermaksud berlebih-lebihan (ghuluw) dalam mengimani takdir sehingga manusia tidak memiliki kemampuan untuk berusaha, tentu salah, bahkan pemikiran itu termasuk kelompok Jabariyah, mereka berlebih-lebihan mengimani takdir, manusia bagaikan dahan pohon yang tertiup angin.

Kalau penanya mau, tanyai teman tersebut, “Kalau kamu lapar, apakah tidak perlu makan, karena hanya tergantung dengan takdir?” Tentu jika dia menjawab, “Saya tidak makan,” berarti dia mendustakan akalnya yang sehat.

Tatkala Allah menakdirkan hamba-Nya masuk surga, Dia ﷻ memerintahkan hambanya agar shalat dan beramal shalih lainnya sebagai usahanya. Tatkala Allah menakdirkan hamba punya anak, Allah menyuruh hamba agar menikah. Rasulullah ﷺ bersabda:

المُؤْمِنُ القَوِيُّ خَيْرٌ وَأحَبُّ إلى اللَّهِ مِنَ المُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفي كلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ على ما يَنفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللّهِ ولا تَعجِزْ

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah janganlah kamu menjadi orang yang lemah.” ( HR. Muslim: 1849)

Di antara faedah hadist ini ialah, kita diperintah berusaha, diperintah meminta pertolongan kepada Allah ﷻ saat berusaha, kita dilarang putus asa ketika belum berhasil. Namun ketika kita mengalami kegagalan dalam usaha, Kita dilarang mengucapkan kata-kata yang menunjukkan pengingkaran kepada takdir. Tetapi katakan, bahwa inilah takdir Allah.

Ahlussunnah menengahi dua pendapat yang tersesat, dari pendapat Jabariyah yang hanya bergantung kepada takdir, tidak mau berusaha dan dari pendapat Qadariyah yang bergantung kepada usahanya sehingga mengingkari takdir Allah. Wallahu a’lam.

________________________________

Dijawab oleh: Ust. Aunur Rofiq Bin Ghufron, Lc. (Dzulqa’dah 1437 H – Vol. 100, Al Mawaddah)

Diposting oleh Maribaraja.Com

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc

Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc adalah mudir Ma'had Al-Furqon Al-Islami Srowo, Sidayu, Gresik, Jawa Timur. Beliau juga merupakan penasihat sekaligus penulis di Majalah Al-Furqon dan Al-Mawaddah

Related Articles

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !